Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171147
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorRilus-
dc.contributor.advisorLubis, Djuara P.-
dc.contributor.advisorTriwidodo, Hermanu-
dc.contributor.advisorTriwidodo, Hermanu-
dc.contributor.authorMuku, Oktavianus Mbaku-
dc.date.accessioned2025-09-22T02:11:09Z-
dc.date.available2025-09-22T02:11:09Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171147-
dc.description.abstractPengetahuan lokal di Sumba Timur merupakan pengetahuan yang diturunkan dari generasi ke generasi, turun-temurun dan sampai saat ini terus digunakan dalam usaha budidaya tanaman jagung, padi dan lain-lain maupun dalam pengendalian berbagai hama penyakit tanaman. Pengetahuan lokal muncul dari pengalaman dan praktik masyarakat, kadang-kadang disebut sebagai pengetahuan masyarakat. Pengetahuan lokal sebagai pengetahuan yang dimiliki secara lokal, oleh masyarakat setempat, suatu sistem budaya yang menjadi akal sehat bagi orang-orang yang berbagi kepekaan komunal. Pengetahuan lokal mengandung konsep pertama, Pengetahuan lokal merupakan sebuah pengalaman hidup panjang yang diendapkan sebagai pedoman dalam bertindaknya seseorang, kedua pengetahuan lokal tidak berdiri sendiri dari lingkungan pemiliknya, ketiga pengetahuan lokal bersifat dinamis, lentur, terbuka, dan senantiasa menyesuaikan dengan zamannya. Pengetahuan lokal melibatkan proses dinamis dan sistem pengalaman, praktik, dan keterampilan yang kompleks yang dikembangkan dan dipertahankan oleh masyarakat (dan komunitas) dalam realitas lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat yang berarti bahwa pengetahuan lokal adalah pengetahuan lokal, berbasis tempat dan dinamis. Meskipun jenis pengetahuan lokal lainnya, seperti pengetahuan tradisional, rakyat, atau pribumi. Hal ini mungkin membutuhkan waktu beberapa generasi untuk berkembang. Teori pengetahuan lokal berpendapat bahwa jenis pengetahuan lokal tertentu- seperti pengetahuan petani dapat berkembang bahkan dalam satu pengetahuan lokal atau dua generasi pengalaman berbasis tempat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis pengetahuan lokal petani pada budidaya lokal padi, jagung, dan pengendalian hama belalang di Kabupaten Sumba Timur, (2) Menganalisis pengetahuan berbasis riset pada budidaya padi, jagung, dan pengendalian hama belalang di Kabupaten Sumba Timur, (3) Menganalisis proses dan hasil komunikasi hasil perjumpaan pengetahuan lokal dan pengetahuan berbasis riset di Kabupaten Sumba Timur, dan (4) Menganalisis praktik pada budidaya padi, jagung dan pengendalian hama yang dilakukan di Kabupaten Sumba Timur. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivisme dengan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus eksploratif, diambil guna mengeksplorasi dan memahami sebuah kasus untuk menemukan realitasnya. Desain mix method berupa exploratory sequential mix method, dimana peneliti pertama-tama memulai dengan fase penelitian kualitatif dan mengeksplorasi pandangan partisipan. Penelitian yang mengeksplorasi kehidupan nyata, kasus terkini maupun kasus yang terjadi dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang terperinci dan mendalam yang melibatkan berbagai sumber informasi. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sumba Timur, dimana pemilihan lokasi pengamatan studi kasus dilakukan secara sengaja (purposive) di Desa Kambata Wundut Kecamatan Lewa dan Desa Tanamanang Kecamatan Pahunga Lodu. Penentuan lokasi ditentukan berdasarkan pada kegiatan budidaya padi, budidaya jagung, dan pengendalian hama belalang yang berlangsung sejak Februari 2019 hingga 2024, yang kedua kecamatan tersebut paling ekstrim kering (curah hujan paling rendah) serta paling akrab dengan hama belalang kembara. Unit analisis dalam penelitian ini adalah informan dan sampel penelitian di dua lokasi desa. Adapun informan penelitian meliputi ketua kelompok tani, penyuluh, brigade hama, kasie pengendalian hama penyakit dari dinas pertanian, dan tokoh adat. Teknik penarikan sampelnya menggunakan proportionate simple random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu pengamatan lapangan, wawancara, wawancara mendalam (in-depth interview), focus group discussion dan dokumentasi (pengamatan dalam bentuk foto, rekaman). Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif berupa rataan, frekuensi, persentase, rataan skor, total skor dan tabulasi silang; dan analisis statistik inferensial. Pengolahan data menggunakan etnografi komunikasi dengan paradigma post positivis. Pengolahan data ini diharapkan dapat menggali wawasan yang mendalam tentang komunikasi partisipatif dalam pendekatan science of delivery dan menjawab faktor-faktor yang memengaruhi dinamika penyampaian/pengiriman pesan. Penelitian ini menggunakan kodifikasi dengan bantuan perangkat aplikasi NVIVO 12 Plus untuk menguji beda dan SPSS untuk menguji validitas dan reliabilitas. Hasil olah data selanjutnya dianalisis secara deskriptif eksploratori. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya pengetahuan lokal yang selama ini digunakan atau diterapkan dalam budidaya tanaman jagung, padi, dan pengendalian hama belalang adalah sebagai berikut: Pengetahuan lokal tentang alam sebagai ibu, sebab itu alam tidak diperbolehkan untuk diperlakukan secara semena-mena sebaliknya alam harus dihargai dan dijaga. Pengetahuan lokal penggunaan pupuk orgnik dan pupuk hijau, panjulurungu (gotong royong) sebagai bentuk kerjasama dalam anggota/komunitas dengan filosofi manusia tidak bisa hidup sendirian. Dalam gotong rotong ada nilai kerjasama, solidaritas, saling tolong-menolong, kekeluargaan, dan saling membantu. Pengetahuan lokal cara menyimpan hasil panen dimana jagung diikat secara parallel dalam tali sebanyak 100 bulir lalu tali yang berisi jagung itu dililitkan pada pohon yang tinggi atau pada pohon kelapa. Padi dalam “dandak” atau sokal dengan kapasitas 2-4 ton per sokal, sebagai cara menyimpan hasil panen sebagai stok benih dan cadangan pangan. Pengetahuan lokal untuk menggunakan tumbuhan dalam menangani berbagai penyakit misalnya penggunaan kunyit untuk penyakit pencernaan, jahe untuk obat batuk, kumis kucing, akar alang-alang dan meniran untuk penyakit ginjal, pengetahuan lokal tentang ekosistem lokal dan cuaca dimana mereka bisa mengetahui waktu tanam dan panen yang tepat, saat tepat untuk menebang pohon untuk ramuan rumah agar tidak mengalami bubuk/lapuk. Kehadiran teknologi tidak bisa kita menafikannya, teknologi di satu sisi memberikan keuntungan dan efisiensi kepada manusia, namun pada sisi yang lain kehadiran teknologi justru membinasakan/menghancurkan manusia. Adapun inovasi yang masuk dan diterapkan petani adalah penggunaan penanaman berbaris/larikan, penggunaan benih unggul, penggunaan pupuk kimia, penanggulangan hama dengan cara kimiawi, pengendalian hama terpadu, penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan), percetakan sawah, pembuatan dam parit, cek dam, sekolah lapang, klinik perbenihan, sistem gogo rancah (gora), SRI, penggunaan tanidoc suatu aplikasi yang bisa membaca hama penyebab tanaman rusak serta rekomendasi racun yang digunakan untuk pengendaliannya. Sekolah lapang iklim, sumur bor, smart farming, sekolah lapang PHT, pembuatan jalan usahatani, perluasan areal tanam, penggunaan varietas unggul tahan wereng, klinik pertanian, smart farming, dan petani milenial serta food estate (namun Sumba Timur belum masuk). Perubahan dalam dunia pertanian tidak semata-mata berkutat pada aspek teknis, seperti penggunaan teknologi dan peningkatan produktivitas, tetapi juga mencerminkan pergeseran psikologis dan identitas petani itu sendiri. Transformasi dari relasi harmonis dengan alam menjadi relasi dominatif menunjukkan pergeseran cara pandang petani terhadap lingkungan, dari bagian integral dari ekosistem menjadi aktor yang mengendalikan alam demi kepentingan produksi. Perubahan ini juga disertai dengan menurunnya kemandirian petani, yang dulunya mengandalkan benih lokal, pengetahuan turun-temurun, dan jejaring komunitas, kini menjadi semakin tergantung pada input eksternal, teknologi modern, dan fluktuasi pasar global. Selain itu, keragaman pengetahuan dan praktik lokal yang selama ini berkembang secara adaptif dalam berbagai konteks ekologis dan budaya tergantikan oleh model pertanian seragam yang dipaksakan melalui pendekatan satu ukuran untuk semua. Dalam konteks ini, pemberdayaan petani yang sejati tidak dapat diukur hanya dari sisi efisiensi produksi, melainkan harus mencakup pemulihan otonomi, penguatan kapasitas adaptasi terhadap perubahan, serta pengakuan terhadap keberagaman pengetahuan lokal yang selama ini menopang ketahanan komunitas dan ekosistem. Dengan demikian, pengetahuan lokal yang menjadi dasar pertanian masyarakat Sumba Timur mengalami penggerusan oleh adanya program pembangunan yang berlandaskan pada pengetahuan berbasis riset. Inovasi yang berasal dari pengetahuan berbasis riset secara perlahan namun pasti mendapatkan tempat dan pengakuan dari masyarakat dengan orientasi utama ingin mendapatkan manfaat secara ekonomis. Proses komunikasi bagi masyarakat Sumba Timur adalah proses yang menjadi kesehariannya baik secara individu, kelompok maupun secara komunitas, komunikasi interpersonal dan komunikasi massa menjadi alat utama dalam proses komunikasi, hal ini sejalan dengan belum meratanya infrastruktur komunikasi dan kemampuan teknis masyarakat dalam hal penggunaan teknologi yang belum memadai. Perjumpaan pengetahuan lokal dan pengetahuan berbasis riset memberikan dampak pada hilangnya pengetahuan lokal dan menguatnya penerimaan inovasi di tingkat masyarakat, dengannya masyarakat secara umum telah banyak menggunakan praktik pertanian berbasis riset dengan sedikit pengetahuan lokal yang masih ada. Solusi masa depan bagi sistem pertanian yang berkelanjutan terletak pada penciptaan inovasi yang berakar pada cinta budaya yakni sebuah pendekatan yang mengintegrasikan efisiensi produksi dengan keharmonisan ekologis dan nilai-nilai lokal.-
dc.description.sponsorshipnull-
dc.language.isoid-
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePerjumpaan Pengetahuan Lokal dan Pengetahuan Berbasis Riset dalam Pembangunan Pertanian di Kabupaten Sumba Timur (Studi Kasus Budidaya Jagung, Padi dan Pengendalian Hama Belalang)id
dc.title.alternativenull-
dc.typeDisertasi-
dc.subject.keywordInovasiid
dc.subject.keywordKomunikasiid
dc.subject.keywordPengetahuan lokalid
dc.subject.keywordScience of deliveryid
Appears in Collections:DT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_I3602222032_47a8f11af3f24c8f8bf2148e38b18809.pdfCover4.84 MBAdobe PDFView/Open
fulltext_I3602222032_2af483faa6c84351a5564bc6ca6e4c65.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.72 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_I3602222032_ac908c4e314c4f4abbd58903fa5b2417.pdf
  Restricted Access
Lampiran801.36 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.