Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171097
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorDaryanto, Arief
dc.contributor.advisorBawono, Sri
dc.contributor.authorHadi, Nariman
dc.date.accessioned2025-09-16T04:04:23Z
dc.date.available2025-09-16T04:04:23Z
dc.date.issued2006-02-03
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/171097
dc.description.abstractUsaha di bidang sayuran komersial membutuhkan managemen yang sifatnya unik karena produksi sayuran komersial cenderung dipengaruhi oleh musim, mudah rusak, usianya lebih pendek dan dalam pengusahaannya membutuhkan perawatan yang relatif lebih intensif. Dalam bisnis sayuran komersial, managemenya dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan menghasilkan dan mendistribusikan kepada pengusaha atau langsung ke konsumen dan memprosesnya lebih lanjut bila memungkinkan, karena itu aktivitas pengendalian mutu merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan mengingat semakin meningkatnya permintaan terhadap komoditi ini dari tahun ke tahun baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Posisi strategis Provinsi Riau secara geografis, geoekonomi dan geopolitik merupakan kawasan yang dapat berperan penting dimasa kini dan yang akan datang, hal ini disebabkan karena Propinsi Riau terletak pada wilayah yang strategis yang berhadapan langsung dengan jalur pelayaran international paling ramai di dunia yaitu Selat Malaka dan Singapura. Letak yang sangat strategis tersebut didukung oleh sumberdaya alam yang memadai, antara lain lahan yang banyak mengandung bahan organik sehingga mempunyai peluang besar untuk pengembangan tanaman holtikultura khususnya sayur-sayuran. Adanya kerjasama Sub Regional IMS-GT (Indonesia, Malaysia, Singapore Growth Triangle) telah membuka peluang pasar yang baik bagi ekspor sayuran dataran rendah dari Indonesia untuk bersaing di pasar Singapore. Pada tahun 2001 dan 2002 Pemerintah Propinsi Riau melalui Dinas Tanaman Pangan Propinsi Riau memfokuskan diri dalam perigembangan sayuran dari kelompok Brasioca (sawi-sawan) yang merupakan sayuran dataran rendah berdaun lebar. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sayuran ekspor propinsi Riau saat itu antara lain adalah rendahnya tingkat produktivitas lahan per ha dibandingkan dengan negara Singapore sebagai patok duga (Benchmark) dalam usaha pertanian ini dimana saat ini rata-rata petani Singapore dapat memproduksi sayuran sebanyak 19.00ton/ha sementara petani di Propinsi Riau pada tahun ketiga produksi yaitu tahun 2004 hanya dapat memproduksi sekitar 7.42 ton/ha atau sekitar 39.05% dari yang dihasilkan oleh petani di Singapore. Masalah lain yang terlihat adalah tingginya jumlah sayuran yang tidak dapat diekspor sebagai contoh pada tahun 2004 dari total produksi sebesar 816.80 ton jumlah savuran yang lolos seleksi kualitas yang ditetapkan oleh negara Singapore hanya 628.38 ton atau sekitar 76.93% dan jumlah sayuran yang ditolak sekitar 23.07 persen atau setara dengan 188.40 ton. Selain itu terbatasnya modal yang ada pada petani menyebabkan penerapan tehnologi yang dianjurkan tidak dapat dilakasanakan secara maksimal....dst.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisis Pengendalian Mutu Sebagai Strategi Pemasaran Sayur Ekspor Asal Riauid
dc.title.alternativeAnalysis Quality Control as Marketing Strategy for Vegetable Export from Riauid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordManajemen Produksi Operasiid
dc.subject.keywordSayur Ekspor Asal Riauid
dc.subject.keywordPt Foodbex Indonesiaid
dc.subject.keywordPengendalian Mutuid
dc.subject.keywordStrategi Pemasaranid
dc.subject.keywordCross Tabulation (Tabulasi Silang)id
dc.subject.keywordImportance Analysis (Ipa)id
dc.subject.keywordAnalytical Hierarchy Process (Ahp)id
dc.subject.keywordSurveyid
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
E2006NAH.pdf
  Restricted Access
12.56 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.