Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Secara Spatiotemporal Berbasis Data Timeseries Terintegrasi di Perairan WPPNRI 718

Abstract

Potensi sumberdaya ikan di perairan Indonesia sebesar 9,93 juta ton/tahun dengan potensi terbesar terdapat di WPPNRI 718, yakni sebesar 1,99 juta ton/tahun. Potensi ini sebanyak 20% dari seluruh potensi sumberdaya ikan yang ada di perairan Indonesia pada sebelas WPP yang ada di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa WPPNRI 718 merupakan wilayah perairan yang merupakan sumberdaya ikan yang potensial. Potensi sumberdaya ikan di WPPNRI 718 didominasi ikan pelagis kecil (900 juta ton/tahun), ikan pelagis besar (500 juta ton/tahun), ikan demersal (600 juta ton/tahun) dan udang (150 juta ton/tahun). Namun potensi perikanan yang ada tersebut belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh nelayan, hal utama yang menjadi kendala atau hambatan dalam pemanfaatan sumberdaya ikan pada WPPNRI 718 adalah minimnya informasi tentang daerah penangkapan ikan yang akurat sehingga nelayan masih melakukan operasi penangkapan ikan dengan mengandalkan pengalaman turun temurun untuk menuju daerah penangkapan ikan. Daerah Penangkapan Ikan (DPI) merupakan wilayah perairan tempat berkumpulnya ikan, dimana operasi penangkapan ikan dapat dilakukan dengan alat tangkap tertentu secara produktif dan menguntungkan. Dengan mengetahui daerah penangkapan ikan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha penangkapan ikan. Selain itu nelayan sangatlah membutuhkan informasi daerah penangkapan ikan yang potensial, keadaan oseanografi daerah penangkapan ikan yang tepat waktu dan informasi musim penangkapan ikan. Tujuan umum dari penelitian ini adalah memetakan Daerah Penangkapan Ikan (DPI) khususnya di WPPNRI 718 yang meliputi Laut Aru, Laut Arafura dan Laut Timor bagian Timur. Penelitian ini memiliki empat tujuan khusus, yakni: (1) Menentukan luas laut permukaan, batimetri dan sebaran pola arus secara temporal (berdasarkan musim); (2) Memetakan ZPPI berdasarkan data timeseries yang terintegrasi pada perairan WPPNRI 718 secara temporal (3) Memetakan sebaran spot ZPPI secara temporal; (4) Menentukan sebaran kelompok ikan secara temporal. Tujuan penelitian tersebut dicapai dengan menggunakan alat analisis MapInfo dan MsOffice, dimana data sekunder dan primer yang telah diperoleh kemudian dianalisis. Terdapat empat data dan informasi yang digunakan untuk analisis secara spasial, timeseries maupun spatiotemporal, yaitu analisis peta laut Indonesia, data arus, analisis ZPPI dan analisis data operasi penangkapan ikan. Analisis peta laut digunakan untuk penentuan luas permukaan laut dan batimetri, karakteristik arah dan kecepatan arus musiman, peta kelompok ikan, integrasi peta ZPPI di WPPNRI 718. Berdasarkan aplikasi desain peta yang dibangun dalam penelitian ini, luas WPPNRI 718 adalah 476249.31 km² yang meliputi Laut Aru 213,188 km², Laut Arafura 107,600 km², dan Laut Timor 63,480 km². Luas perairan dengan garis kontur >200 m, 20-200 m, dan <20 m masing-masing seluas 113,145.7 km² (18%), 278,362 km² (58%) dan 84,741.61 km² (24%). Hasil analisis arus menunjukan bahwa kondisi arus di perairan Laut Aru pada musim timur lebih dominan mengarah ke timur, dan selatan; pada musim barat mengarah ke barat, musim pancaroba 1 mengarah ke timur, tenggara, selatan dan musim pancaroba 2 ke arah tenggara. Kedalaman Laut Arafura yang terletak di ZEE Indonesia mencapai 218 meter, kecuali Zona F5 di sebelah barat (420 meter). Arus di Laut Arafura ini pada musim pancaroba 2 dan musim timur mengarah ke barat dan pada musim barat mengarah ke timur. Kedalaman Laut Timor bagian timur yang terletak disisi bagian barat mencapai 2965 meter. Arus di Laut Timor ini mengarah ke barat sepanjang tahun. Sebaran spot ZPPI yang cenderung merata di WPPNRI 718 turut dipengaruhi oleh perubahan arah arus. Hasil analisis dari peta tematik atau zona potensial penangkapan ikan (ZPPI) yang dibuat, menunjukkan bahwa spot ZPPI terbanyak terjadi di laut Aru (507 spot) dibandingkan dengan laut Arafura (261 spot) dan Laut Timor (45 spot). Secara spesifik, ZPPI di Laut Aru berada di sekitar Kepulauan Aru yaitu pada zona I2, I4, J2, G2 dan H4. ZPPI di Laut Arafura di perairan dekat dengan Pesisir Papua pada zona J5, M6, dan M7. ZPPI di Laut Timor muncul pada zona E6, B6, C6 dan D6 yang hanya terjadi pada musim timur dan musim pancaroba 2. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa sepanjang kurun waktu 2013-2016, ZPPI lebih sering muncul pada musim pancaroba 1 ketika terjadi peristiwa upwelling. Hasil analisis 645 unit KPI menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan yang bernilai ekonomis terdiri dari, cumi-cumi, udang, tenggiri, tuna, dan campuran. Dari ke lima kelompok ikan tersebut hanya tiga kelompok yang mendominasi yaitu cumi-cumi, udang dan campuran. Udang lebih dominan tertangkap di Laut Aru atau sebelah timur dari Kepulauan Aru sekitar zona I2 - I3, sedangkan cumicumi tertangkap di sebelah barat sampai selatan dari Kepulauan Aru sekitar zona G3, G4, dan H4. Cumi-cumi di Laut Arafura tertangkap di zona M5, L6, dan M6. Zona pada garis kontur kedalaman 20-200 meter tergolong sebagai daerah potensial untuk penangkapan ikan. ZPPI pada musim barat dan musim pancaroba 1 terletak di Laut Aru dan Laut Arafura, sedangkan pada musim timur dan musim pancaroba 2, ZPPI menyebar merata di seluruh wilayah laut. ZPPI cenderung berada dekat dengan daratan Papua (pesisir) dan diduga sebagai daerah terjadinya coastal upwelling. Kelompok ikan campuran mendominasi seluruh perairan Laut Aru dan Laut Arafura, khusus udang di Laut Aru dan cumi-cumi berada di Laut Arafura.