Efektivitas Dan Efisiensi Manajemen Pola Pemangkas Pada Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) DI PT Sulotco Jaya Abadi, Tana Toraja

Abstract

Tiga perlakuan berbeda diteliti: satu pekerja menangani 1, 2, atau 3 teras, dengan setiap perlakuan direplikasi 20 kali. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t satu sampel, membandingkan hasilnya dengan standar perusahaan yang ditetapkan 180 pohon yang dipangkas per hari. Temuan mengungkapkan bahwa Perlakuan 1 (179,8 pohon dipangkas; efisiensi 99,89%) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari standar. Sebaliknya, Perlakuan 2 (190,3 pohon dipangkas; efisiensi 105,72%) menunjukkan kinerja yang jauh lebih tinggi. Sebaliknya, Perlakuan 3 (170,6 pohon dipangkas; efisiensi 94,78%) menghasilkan efisiensi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan standar. Berdasarkan hasil ini, penelitian menyimpulkan bahwa pola pemangkasan di mana satu pekerja mengelola dua teras adalah pilihan yang paling efektif dan efisien. Implementasinya direkomendasikan untuk mengoptimalkan produktivitas tenaga kerja dalam operasi pemangkasan kopi Arabika.

Three different treatments were studied: one worker handling 1, 2, or 3 terraces, with each treatment replicated 20 times. Data analysis was performed using a one-sample t-test, comparing the results to the company's established standard of 180 trees pruned per day. The findings revealed that Treatment 1 (179.8 trees pruned; 99.89% efficiency) showed no significant difference from the standard. In contrast, Treatment 2 (190.3 trees pruned; 105.72% efficiency) showed significantly higher performance. Conversely, Treatment 3 (170.6 trees pruned; 94.78% efficiency) resulted in significantly lower efficiency compared to the standard. Based on these results, the study concluded that a pruning pattern where one worker manages two terraces is the most effective and efficient option. Its implementation is recommended to optimize labor productivity in Arabica coffee pruning operations.