Dampak Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Program Dewi Bahari (Studi Kasus: Desa Telukawur, Kabupaten Jepara)

Abstract

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan menginisiasi program Desa Wisata Bahari atau Dewi Bahari untuk memanfaatkan potensi kelautan melalui partisipasi masyarakat. Implementasi program ini memerlukan evaluasi agar tujuan program ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan dapat tercapai. Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) mengidentifikasi tantangan yang dihadapi kelembagaan lokal dalam mengelola ekowisata bahari, (2) menganalisis dampak ekonomi dari dukungan pemerintah melalui program Dewi Bahari terhadap kesejahteraan masyarakat lokal, dan (3) menganalisis alternatif strategi pengelolaan program Dewi Bahari yang berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, keynesian multiplier, dan analytical hierarchy process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan kelembagaan di Desa Telukawur mencakup konflik internal dan eksternal, persaingan dengan destinasi wisata lain, serta permasalahan lingkungan. Program Dewi Bahari di Desa Telukawur memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat lokal, dengan Keynesian Local Income Multiplier sebesar 1,14 serta Ratio Income Multiplier Tipe 1 dan 2 sebesar 1,88 dan 2,05. Angka tersebut masing-masing lebih tinggi 211%, 130%, dan 137% dibandingkan desa yang tidak termasuk dalam program. Strategi prioritas untuk menjaga keberlanjutan program Dewi Bahari mencakup pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah pesisir, penyediaan sarana pendukung wisata, serta penguatan kelembagaan dan kemitraan desa wisata.

The Indonesian Ministry of Maritime Affairs and Fisheries launched the Desa Wisata Bahari (Dewi Bahari) program to harness marine potential through community participation. However, the program requires careful evaluation to ensure it effectively promotes both economic growth and environmental sustainability. This study aims to: (1) identify the institutional challenges faced by local organizations in managing marine ecotourism, (2) analyze the economic impact of government support through the Dewi Bahari program on the welfare of local communities, and (3) examine alternative sustainable management strategies for the program. The research methods employed include descriptive analysis, the Keynesian multiplier method, and the Analytical Hierarchy Process (AHP). The results indicated that Telukawur Village encounters institutional challenges such as internal and external conflicts, competition with other tourist destinations, and various environmental issues. The Dewi Bahari program has generated significant positive economic impacts for the local community, as evidenced by a Keynesian Local Income Multiplier of 1,14, along with a Type 1 Ratio Income Multiplier of 1,88 and a Type 2 Ratio Income Multiplier of 2,05. These figures are 211%, 130%, and 137% higher than those of similar villages that do not participate in the program. Priority strategies for sustaining the Dewi Bahari program include empowering communities in coastal waste management, providing support facilities for tourism, and strengthening institutional capacity and partnerships within the tourism village framework.