Alternatif Pengolahan Air Limbah Peternakan Sapi menggunakan Teknologi Microbubble dan Constructed Wetland

Abstract

Peternakan sapi di Sekolah Vokasi, IPB telah melakukan pemanfaatan terhadap limbah yang dihasilkan yaitu menjadi biogas dan POC, tetapi pemanfaatannya belum maksimal dan masih ada air limbah yang dibuang ke badan air. Konsentrasi Amonia pada air limbah peternakan sapi cukup tinggi dan dapat menyebabkan pencemaran apabila dibuang langsung tanpa pengolahan, sehingga diperlukan alternatif pengolahan yang efektif dengan skema dua tahapan pengolahan yaitu tahap pertama menggunakan teknologi microbubble dan tahap kedua menggunakan sistem Constructed Wetland dengan dua jenis tanaman yaitu Cyperus alternifolius dan Arachis pintoi tipe aliran Horizontal Subsurface Flow (HSSF). Sebelum dilakukan pengolahan, konsentrasi Amonia pada air limbah peternakan sapi sebesar 67,89 mg/L. Setelah melewati proses pengolahan tahap pertama, konsentrasi Amonia mampu disisihkan menjadi 38,59 mg/L dan setelah melewati pengolahan tahap kedua konsentrasi Amonia menurun menjadi 4,55 mg/L dengan tanaman Cyperus alternifolius dan 2,33 mg/L dengan tanaman Arachis pintoi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, skema pengolahan yang efektif dalam penurunan konsentrasi Amonia yakni dengan tahap pengolahan pertama menggunakan teknologi microbubble dan tahap pengolahan kedua sistem Constructed Wetland dengan jenis tanaman Arachis pintoi.

The cattle farm of IPB Vocational School has utilized the waste produced by converting it into biogas and liquid organic fertilizer (POC), but the utilization has not been maximized and wastewater is still being discharged into water bodies. Ammonia concentration in cattle farm wastewater is considerably high and can cause pollution if discharged directly without treatment. Therefore, an effective treatment alternative is required using a two-stage treatment scheme: the first stage employs microbubble technology, and the second stage utilizes a Constructed Wetland system with two plant species, Cyperus alternifolius and Arachis pintoi, using Horizontal Subsurface Flow (HSSF) type. Prior to treatment, the ammonia concentration in cattle farm wastewater was 67,89 mg/L. After the first treatment stage, the ammonia concentration was reduced to 38,59 mg/L. Following the second treatment stage, the ammonia concentration decreased to 4,55 mg/L with Cyperus alternifolius and 2,33 mg/L with Arachis pintoi. It can be concluded that the effective treatment scheme for ammonia concentration reduction consists of microbubble technology as the first treatment stage and a Constructed Wetland system with Arachis pintoi as the second treatment stage.