WISATA BUDAYA DI KERATON KASEPUHAN DAN KERATON KANOMAN CIREBON DITINJAU DARI PERSPEKTIF PENGUNJUNG

Abstract

Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman adalah dua pusat warisan sejarah dan budaya di Kota Cirebon yang memiliki nilai historis, arsitektur khas, serta koleksi pusaka bernilai tinggi. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner kepada pengunjung untuk mengidentifikasi potensi kedua keraton sekaligus merancang buku panduan pengunjung berbasis visual dan informatif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar pengunjung memiliki minat besar terhadap wisata sejarah dan budaya, menganggap penting penyajian informasi sejarah dan arsitektur, serta menilai desain visual yang menarik dapat meningkatkan minat berkunjung. Analisis potensi menunjukkan bahwa arsitektur kedua keraton memadukan unsur budaya Jawa, Sunda, Islam, Hindu-Buddha, Tiongkok, dan pengaruh kolonial, serta menyimpan koleksi unik seperti kereta kencana, senjata tradisional, perlengkapan kerajaan, dan naskah kuno. Buku panduan sebagai hasil luaran penelitian bertujuan untuk menyampaikan informasi secara sistematis, singkat, dan menarik, sehingga efektif sebagai media edukasi, promosi, dan pelestarian warisan budaya Cirebon.

Keraton Kasepuhan and Keraton Kanoman are two heritage centers in Cirebon City that hold significant historical value, distinctive architectural features, and valuable royal collections. This study employed a descriptive qualitative method, with data collected through observation, interviews, documentation, and visitor questionnaires, to identify the potential of both keratons and design a visually appealing and informative visitor guidebook. The findings indicate that most visitors have a strong interest in historical and cultural tourism, consider the presentation of historical and architectural information essential, and believe that attractive visual design can enhance visitation interest. The potential analysis reveals that the architecture of both keratons blends elements of Javanese, Sundanese, Islamic, Hindu-Buddhist, Chinese, and colonial influences, and preserves unique collections such as royal carriages, traditional weapons, royal regalia, and ancient manuscripts. The resulting guidebook aims to present information in a systematic, concise, and engaging manner, making it an effective medium for education, promotion, and the preservation of Cirebon’s cultural heritage.