Pengaruh Faktor Penarik dan Pendorong Terhadap Persepi Gurandil Mengenai Dampak Serta Alternatif Pekerjaan di Kasepuhan

Abstract

Indonesia kaya akan sumber daya tambang, termasuk emas, namun sebagian kegiatan pertambangan emas rakyat berlangsung secara ilegal. Gurandil adalah sebutan lokal bagi penambang emas ilegal yang bekerja secara tradisional dengan peralatan sederhana. Fenomena ini juga terjadi pada masyarakat Kasepuhan Banten Kidul yang dikenal hidup selaras dengan alam. Selain berprofesi sebagai petani, sebagian masyarakat menjadi gurandil untuk menambah pendapatan, meskipun aktivitas tersebut menimbulkan dampak negatif, khususnya terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor penarik dan pendorong terhadap persepsi gurandil mengenai dampak serta alternatif pekerjaan berbasis potensi lokal. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner kepada 50 responden, didukung data kualitatif melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penarik dan pendorong berpengaruh signifikan terhadap persepsi dampak maupun alternatif pekerjaan. Daya tarik pasar emas dan keterbatasan lapangan kerja menjadi alasan utama masyarakat bertahan sebagai gurandil meskipun menyadari kerusakan lingkungan. Pertanian, usaha non-farm, dan kegiatan berbasis budaya dinilai sebagai alternatif yang layak dikembangkan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemanfaatan potensi lokal berpotensi menjadi strategi berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pertambangan emas illegal.

Indonesia is rich in mineral resources, including gold, yet much of community based gold mining is carried out illegally. Gurandil is the local term for illegal gold miners who work traditionally using simple tools. This phenomenon also occurs in the Kasepuhan Banten Kidul community, which is known for living in harmony with nature. Besides working as farmers, some community members become gurandil to supplement their income, although this activity generates negative impacts, particularly on the environment. This study aims to analyze the influence of pull and push factors on gurandil’s perceptions of impacts and alternative livelihoods based on local potential. The research employed a quantitative approach through questionnaires distributed to 50 respondents, supported by qualitative data obtained from interviews and field observations. The results indicate that pull and push factors significantly influence perceptions of both impacts and alternative livelihoods. High gold market attractiveness and limited employment opportunities are the main reasons people remain as gurandil, despite recognizing the environmental damage caused. Agriculture, non-farm activities, and cultural practices are considered viable alternatives. This study concludes that the utilization of local potential has the potential to serve as a sustainable strategy to reduce community dependence on illegal gold mining.