Strategi Merebut Pasar Obat Herbal Masuk Angin di Indonesia (Studi Kasus di PT XYZ)

Abstract

SUMARWOTO. Strategi Merebut Pasar Obat Herbal Masuk Angin di Indonesia (Studi Kasus di PT XYZ). Dibimbing oleh RADEN DIKKY INDRAWAN, dan SETIADI DJOHAR. Pasar obat masuk angin herbal merupakan salah satu segmen yang paling menarik dalam industri obat herbal Indonesia. Potensi pasar masuk angin diperkirakan mencapai 40 juta orang, berdasarkan asumsi bahwa 33 persen dari 240 juta penduduk Indonesia mengalami masuk angin dan 50 persen di antaranya mengonsumsi obat herbal masuk angin. Kondisi ini menunjukkan besarnya peluang pasar yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan farmasi Indonesia. Penelitian ini berfokus pada pemetaan dan analisis strategi untuk meningkatkan daya saing Produk A di pasar herbal masuk angin Indonesia. Tujuan penelitian adalah : (1) mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi posisi Produk A, (2) menganalisis perbandingan posisi kompetitif Produk A dengan kompetitor utama, dan (3) merumuskan strategi prioritas yang dapat memperkuat daya saing di pasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods dengan desain deskriptif-eksplanatori. penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Waktu penelitian berlangsung juni sampai juli 2025. Metode analisis yang digunakan meliputi STP (Segmenting, Targeting, Positioning), SWOT, Competitive Profile Matrix (CPM), Three-Circle Analysis, dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Identifikasi faktor internal dan eksternal menunjukkan bahwa Produk A memiliki kekuatan utama berupa natural & organic appeal, traditional & cultural trust, fewer side effects, brand reputation, affordable price. Namun demikian, kelemahan masih ditemukan pada limited scientific validation, distribution network (available), dosage & standardization issues, slow-acting perception, short shelf life, marketing limitations. Dari sisi eksternal, peluang besar berasal dari rising demand for preventive healthcare, e-commerce & direct-to-consumer sales, integration with modern medicine, expansion to regional markets, innovative product formats, sustainability trends, sementara ancaman signifikan berasal dari persaingan kuat produk sejenis, regulasi ketat, dan tantangan harga. Analisis posisi kompetitif melalui Competitive Profile Matrix (CPM) memperlihatkan bahwa Produk A berada pada posisi kompetitif menengah, tertinggal dari pemimpin pasar yang unggul dalam brand trust, jangkauan distribusi, dan efektivitas promosi. Namun demikian, Produk A masih memiliki potensi untuk bersaing melalui keunggulan harga, diferensiasi berbasis natural branding, dan peluang inovasi kemasan serta varian produk. Strategi prioritas yang dihasilkan dari pendekatan AHP merekomendasikan strategi utama berupa intensifikasi promosi digital dan pemanfaatan influencer marketing, dengan dukungan divisi pemasaran sebagai aktor kunci. Fokus utama strategi adalah meningkatkan pangsa pasar melalui pendekatan komunikasi yang lebih relevan, modern, dan adaptif terhadap perilaku konsumen saat ini. Strategi ini diperkuat oleh temuan bahwa loyalitas dan kepuasan konsumen menjadi faktor dominan dalam mempertahankan dan memperluas pangsa pasar produk herbal.