Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170704
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSiregar, Hermanto-
dc.contributor.advisorIrawan, Tony-
dc.contributor.authorISTIARIZQI, DONY HIDAYAT-
dc.date.accessioned2025-08-28T01:39:57Z-
dc.date.available2025-08-28T01:39:57Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170704-
dc.description.abstractPandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap stabilitas ekonomi global dan nasional, termasuk terhadap industri properti dan real estat di Indonesia. Kebijakan pembatasan sosial dan kontraksi ekonomi menyebabkan menurunnya penjualan residensial, rendahnya tingkat okupansi hotel, serta melemahnya indeks saham properti (IDXPROPERT) secara substansial. Dalam konteks ketidakpastian ekonomi yang tinggi tersebut, manajemen modal kerja (Working Capital Management/WCM) menjadi salah satu keputusan krusial dalam keuangan perusahaan karena secara langsung berimplikasi pada likuiditas, efisiensi operasional, dan kinerja keuangan. Namun demikian, kajian yang mengintegrasikan pengaruh risiko—baik sistematis (seperti pandemi) maupun non- sistematis (seperti volatilitas harga saham)—dalam hubungan antara WCM dan kinerja keuangan, masih relatif terbatas, khususnya di negara berkembang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memanfaatkan data sekunder dari laporan keuangan perusahaan sektor properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2018–2023. Analisis dilakukan terhadap 36 perusahaan dengan total 216 observasi. Variabel independen terdiri dari empat indikator WCM, yaitu inventory conversion days (ICD), account receivable period (ARP), account payable period (APP), dan cash conversion cycle (CCC). Sementara itu, kinerja keuangan diproksikan dengan return on asset (ROA). Risiko dimodelkan sebagai variabel moderasi dan diklasifikasikan menjadi dua: risiko sistematis yang diwakili oleh dampak pandemi Covid-19, dan risiko non- sistematis yang diproksikan dengan volatilitas tahunan harga saham (firm risk). Teknik analisis yang digunakan meliputi uji Wilcoxon-Signed Rank untuk menguji perbedaan antar periode, serta regresi data panel untuk menguji pengaruh langsung dan interaksi moderasi risiko terhadap hubungan WCM dan ROA. Dalam hal manajemen modal kerja, komponen utama seperti Cash Conversion Cycle (CCC) menunjukkan pola yang konsisten dengan tekanan pandemi. Selama pandemi, CCC melonjak tajam, menandakan peningkatan dalam durasi operasional dan waktu pengumpulan kas. Jika dilihat secara dis-agregasi WCM, komponen ICD dan ARP juga meningkat selama masa krisis, mengindikasikan perlambatan penjualan dan kesulitan penagihan dari pelanggan. Setelah pandemi, sebagian besar indikator ini membaik, mencerminkan peningkatan efisiensi dan pemulihan operasional. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dalam kondisi risiko perusahaan yang tinggi, memperpanjang periode pembayaran utang usaha justru berdampak negatif terhadap profitabilitas. Secara teoritis, memperpanjang waktu pembayaran kepada pemasok dapat memberikan keuntungan berupa kelonggaran likuiditas jangka pendek. Namun, ketika risiko perusahaan meningkat, strategi ini menjadi kontra-produktif. Hal ini disebabkan dalam situasi risiko tinggi, misalnya ketika perusahaan memiliki volatilitas tinggi, pemasok cenderung menganggap perusahaan tersebut tidak kredibel secara finansial v Temuan ini memberikan implikasi manajerial yang relevan, di mana pengelolaan modal kerja yang efisien misalnya melalui pengendalian piutang dan persediaan secara optimal serta pemanfaatan kas yang tepat dan adaptif terhadap risiko, yakni dengan menyesuaikan kebijakan modal kerja sesuai dinamika pasar dan ketidakpastian ekonomi, menjadi kunci dalam menjaga kinerja keuangan perusahaan, terutama dalam situasi krisis. Manajer keuangan diharapkan dapat mengelola komponen WCM dengan memperhatikan kondisi risiko eksternal dan karakteristik internal perusahaan. Kebijakan manajemen yang konservatif, misalnya dengan menjaga saldo kas yang memadai, menekan ketergantungan pada utang jangka pendek, serta memperketat pengelolaan piutang, dapat menjadi strategi yang tepat untuk menjaga likuiditas dan menghindari tekanan finansial jangka pendek. Sebagai simpulan, penelitian ini menegaskan bahwa manajemen modal kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan properti dan real estat di Indonesia, baik secara langsung maupun melalui interaksi dengan risiko. Dalam kondisi pasar yang dinamis dan penuh ketidakpastian, pengelolaan modal kerja yang strategis dan berbasis risiko merupakan fondasi penting bagi keberlanjutan dan daya saing perusahaan. Penelitian ini juga memberikan kontribusi dalam pengayaan literatur akademik mengenai pengaruh manajemen modal kerja terhadap kinerja perusahaan di sektor industri yang padat modal, serta menjadi dasar rekomendasi kebijakan manajerial dalam menyusun strategi keuangan jangka pendek yang adaptif dan berorientasi risiko.-
dc.description.abstractThe COVID-19 pandemic has had a profound impact on both global and national economic stability, including the property and real estate sector in Indonesia. Social restriction policies and economic contraction led to a significant decline in residential property sales, low hotel occupancy rates, and a substantial drop in the property stock index (IDXPROPERT). Within this context of heightened economic uncertainty, working capital management (WCM) has emerged as a critical financial decision, given its direct implications for corporate liquidity, operational efficiency, and overall financial performance. Nevertheless, studies that integrate the role of risk—both systematic (e.g., pandemic conditions) and unsystematic (e.g., stock price volatility)—into the relationship between WCM and financial performance remain limited, particularly in developing countries. This study adopts a quantitative approach, utilizing secondary data from the financial reports of property and real estate companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) over the 2018–2023 period. The analysis covers 36 firms with a total of 216 firm-year observations. The independent variables consist of four WCM indicators: Inventory Conversion Days (ICD), Account Receivable Period (ARP), Account Payable Period (APP), and Cash Conversion Cycle (CCC). Financial performance is proxied by Return on Assets (ROA). Risk is modeled as a moderating variable and categorized into two types: systematic risk, represented by the COVID-19 pandemic, and unsystematic risk, proxied by annual stock return volatility (firm risk). Analytical methods include the Wilcoxon-Signed Rank Test to assess differences across time periods and panel data regression to examine both direct and interaction effects of risk on the WCM–ROA relationship. In terms of working capital management, the CCC exhibited a pattern consistent with pandemic-related pressures. During the pandemic, CCC increased sharply, reflecting longer operational cycles and delayed cash inflows. Disaggregated WCM components—ICD and ARP—also increased during the crisis, indicating slower inventory turnover and greater difficulty in accounts receivable collection. Post-pandemic, most indicators showed improvement, signaling recovery in operational efficiency. The findings also reveal that under high-risk conditions, extending the accounts payable period has a negatif impact on profitability. Theoretically, delaying payments to suppliers may provide short-term liquidity relief. However, when a firm’s risk profile is elevated—such as during periods of high volatility— this strategy can backfire. Suppliers may perceive the firm as financially unstable, leading to tightened credit terms or reputational risk. These findings carry important managerial implications. Efficient and risk- sensitive working capital management is essential to sustaining financial performance, especially during times of crisis. Financial managers are encouraged to optimize WCM components while considering both external risk environments and internal corporate characteristics. Adopting conservative management policies vii may be an appropriate strategy for preserving liquidity and avoiding short-term financial stress. In conclusion, this study affirms that working capital management significantly influences the financial performance of property and real estate firms in Indonesia, both directly and through its interaction with risk factors. In a volatile and uncertain market environment, strategic, risk-based WCM practices form a foundational pillar for corporate sustainability and competitiveness. Moreover, this study contributes to the academic literature by highlighting the role of WCM in capital-intensive industries and offers a practical basis for managerial policy recommendations geared toward adaptive, risk-aware short-term financial strategies.-
dc.description.sponsorshipnull-
dc.language.isoid-
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleManajemen Modal Kerja dan Kinerja Keuangan Perusahaan Properti Dan Real Estat: Moderasi Risikoid
dc.title.alternativeWorking Capital Management and Financial Performance of Property and Real Estate Companies: The Moderating Role of Risk-
dc.typeTesis-
dc.subject.keywordworking capital managementid
dc.subject.keywordReturn On Assetid
dc.subject.keywordRisiko Non-Sistematisid
dc.subject.keywordRisiko Sistematisid
dc.subject.keywordIndustry Property dan Real Estatid
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_K1501212164_1b410f96d7f147969c35c0670b84bba0.pdfCover867.88 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_K1501212164_de74d2695c9540ca815f307fa9cdca83.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.64 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_K1501212164_80744b7def4746bb94fc4014a09786c4.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.18 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.