Uji Daya Hasil 21 Galur Harapan Padi Sawah Tipe Baru (Oryza sativa L.) di Kabupaten Bogor

Abstract

Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas pangan utama yang mendominasi sebagian besar wilayah Asia, termasuk Indonesia. Produksi padi berperan penting bagi ketahanan pangan nasional, namun penurunan luas panen akibat alih fungsi lahan menghambat produktivitas padi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi daya hasil dan keragaan agronomis 21 galur harapan padi tipe baru (PTB) IPB generasi F7 dengan dua varietas pembanding, Ciherang dan Inpari 32. Penelitian dilaksanakan di lahan Sawah Baru, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor pada Maret hingga Juni 2025, menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan tiga ulangan. Peubah yang diamati meliputi karakter agronomis dan komponen hasil, seperti tinggi tanaman, jumlah anakan, umur berbunga dan panen, panjang malai, jumlah gabah, serta bobot 1000 butir. Produktivitas seluruh galur lainnya memiliki nilai yang setara varietas pembanding dengan produktivitas tertinggi ditunjukkan galur IPB200-F-17-1 sebesar 3,867 ton ha-1. Sementara itu, diperoleh produktivitas varietas pembanding Ciherang sebesar 3,140 ton ha-1 dan Inpari 32 sebesar 3,590 ton ha-1. Disarankan perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan lingkungan tumbuh yang lebih optimal terutama pada pengairannya sehingga didapatkan hasil yang lebih presisi.

Rice (Oryza sativa L.) is a staple food crop that dominates much of Asia, including Indonesia, and plays a critical role in ensuring national food security. However, the reduction in harvested area due to land conversion has hindered productivity. This study aimed to evaluate the yield potential and agronomic performance of 21 promising IPB new plant type (NPT) rice lines (F7 generation), alongside two reference varieties, Ciherang and Inpari 32. The experiment was conducted from March to June 2025 in Sawah Baru, Dramaga District, Bogor Regency, using a randomized complete block design (RCBD) with three replications. Agronomic traits and yield components observed included plant height, number of tillers, flowering and maturity time, panicle length, number of grains, and 1000-grain weight. The productivity of all other lines was comparable to that of the control varieties, with the highest productivity observed in line IPB200-F17-1, reaching 3.867 tons ha?¹. Meanwhile, the productivity of the control varieties Ciherang and Inpari 32 was recorded at 3.140 tons ha?¹ and 3.590 tons ha?¹, respectively. Further studies under more optimal growing conditions, particularly with improved irrigation management, are recommended to obtain more precise yield estimations.