Model Pengembangan Kewirausahaan pada Start-ups Indonesia untuk mencapai Sustainable Development Goal 8

Abstract

Aktivitas kewirausahaan merupakan salah satu aspek dalam pertumbuhan ekonomi karena dapat membentuk modal, menghasilkan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan taraf hidup suatu negara. Namun terdapat tantangan akses teknologi serta valley of death dimana 90% start-ups yang tidak menarik investor mengalami kegagalan dalam tiga tahun pertama. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan inovasi teknologi start-ups untuk mencapai Sustainable Development Goal (SDG) 8, menganalisis faktor-faktor yang menentukan entrepreneurial performance dari start-ups Indonesia, dan merumuskan model pengembangan kewirausahaan start-ups Indonesia untuk mencapai SDG 8. Pengumpulan data primer diperoleh melalui kuesioner kepada start-ups Indonesia, Focus Group Discussion serta wawancara mendalam dan diskusi para pakar yang terdiri dari Kementrian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah yaitu Deputi Kewirausahaan, para owner, manajemen, dan investor start-ups Indonesia, akademisi bidang kewirausahaan baik dosen maupun mentor inkubatos bisnis, serta komunitas start-ups. Dengan metode analisis data menggunakan metode content analysis, systematic literature review, Partial Least-Square-Structural Equation Modeling, dan Soft System Methodology. Pendekatan secara kualitatif menggunakan 60 studi literatur Scopus sedangkan secara kuantitatif menggunakan 259 data primer melalui survey kepada start-ups Indonesia yang diambil dari berbagai wilayah di Indonesia. Studi menghasilkan beberapa temuan, pertama, penerapan inovasi teknologi start-ups mencakup 3 (tiga) tingkatan teknologi yaitu teknologi tinggi, menengah, dan rendah dimana masing-masing inovasi teknologi memainkan peran penting dalam memajukan Sustainable Development Goal (SDG) 8 serta penulis memberikan rekomendasi bagi start-ups untuk peningkatan investasi untuk penerapan inovasi teknologi disertai dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Kedua, faktor-faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap entrepreneurial performance yaitu personal dan environmental factors signifikan terhadap melalui experience characteristics. Ketiga, model pengembangan kewirausahaan start-ups yang kolaboratif dan inovatif di Indonesia memainkan peran penting dalam menciptakan inovasi berbasis teknologi yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan SDG 8 terutama permasalahan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang layak. Penelitian ini menghasilkan implikasi teoritis melalui integrasi ketiga aspek Triple Bottom Line (TBL) bersama pendekatan Lean Startup dengan menghasilkan model pengembangan kewirausahaan holistik yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi tetapi juga memberikan dampak positif terhadap sosial dan lingkungan. Model ini diharapkan mampu menciptakan pertumbuhan bisnis start- ups yang berkelanjutan serta memberikan kontribusi signifikan dalam pencapaian SDG 8, yaitu memastikan pertumbuhan ekonomi inklusif, penciptaan lapangan kerja layak, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

v

Penelitian ini juga menghasilkan implikasi manajerial secara praktis yaitu peningkatan ekosistem pendukung untuk menciptakan kolaborasi antara pemangku kepentingan, mencakup akses kepada modal, bimbingan bisnis, dan dukungan teknologi serta model pengembangan kewirausahaan start-ups untuk pencapaian SDG 8 harus sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDG 8 terkait dengan penciptaan lapangan kerja yang layak dan mendorong kegiatan produktif. Strategi ini harus dicantumkan dalam rencana bisnis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pembangunan sumber daya manusia juga dapat dijadikan suatu investasi dengan adanya pelatihan sumber daya manusia yang berfokus pada kinerja kewirausahaan dan inovasi teknologi untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan mendorong pertumbuhan start-ups, sehingga memperbesar kontribusi mereka terhadap perekonomian.

Entrepreneurial activity is a key aspect of economic growth, as it can form capital, generate employment, and enhance a country's standard of living. However, significant obstacles included limited access to technology and the so-called "valley of death"—a phase in which 90% of start-ups that failed to attract investors did not survive beyond their first three years. This research aimed to analyze the literature on the application of technological innovations by start-ups in achieving Sustainable Development Goal (SDG) 8, to examine the factors that determined the entrepreneurial performance of Indonesian start-ups, and to formulate an entrepreneurhip development model to support Indonesian start-ups in meeting SDG 8. Primary data were collected through questionnaires distributed to Indonesian start-ups, Focus Group Discussions (FGDs), as well as in-depth interviews and expert consultations. The experts included officials from the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises (specifically the Deputy for Entrepreneurship), owners, managers, and investors of Indonesian start- ups, entrepreneurship academics (including lecturers and business incubator mentors), and members of the start-up community. The data analysis methods included content analysis, a systematic literature review, Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM), and Soft Systems Methodology (SSM). The qualitative approach utilized 60 Scopus-indexed sources, while the quantitative approach relied on 259 survey responses from Indonesian start-ups across Indonesia. The study accomplished several findings; firstly, the implementation of start- ups technological innovations involved three levels of technology—high, medium, and low—each of which played a significant role in advancing Sustainable Development Goal (SDG) 8. The author offers recommendations for start-ups to enhance investment in technological innovation implementation and to improve human resource competencies. Secondly, personal and environmental factors significantly influence entrepreneurial performance, particularly through experiential characteristics. Thirdly, the collaborative and innovative start-up entrepreneurship development model in Indonesia is significant for fostering technology-based innovations that target issues related to SDG 8, specifically economic challenges and the generation of decent employment opportunities. This study has theoretical implications by combining the three aspects of the Triple Bottom Line (TBL) with the Lean Startup approach, resulting in a comprehensive entrepreneurship model that is not only focused on economic profit but also has a positive impact on social and environmental aspects. This strategy is projected to promote long-term growth for new enterprises and contribute significantly to attaining SDG 8, which aims to achieve equitable economic growth, decent job creation, and overall community well-being.

vii

Practically, the research highlighted the need for ecosystem improvements to support stakeholder engagement, such as access to funding, business mentoring, and technological support. Furthermore, the entrepreneurial model needed to align with the SDGs, particularly SDG 8, which focuses on promoting inclusive economic growth and decent work. Business plans should have incorporated this strategic alignment to ensure sustainability. Human resource development also emerged as a vital investment, with training programs designed to enhance entrepreneurial performance and technological innovation, thereby improving workforce quality and accelerating start-up growth, ultimately increasing their contribution to the economy.