Analisis Penghidupan Orang Rimba di Kecamatan Air Hitam Pascaperubahan Zonasi Taman Nasional Bukit Duabelas

Abstract

Dilatarbelakangi oleh pertanyaan apakah zonasi TNBD tahun 2019 mampu mengakomodasi penghidupan yang berkelanjutan bagi Orang Rimba, penelitian ini dilakukan dengan cara mengeksplorasi aset dan strategi penghidupan Orang Rimba di Air Hitam berdasarkan metode kuantitatif dan kualitatif dalam kerangka Sustainable Rural Livelihood. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kepemilikan aset di antara kelompok Orang Rimba dengan pola hidup tradisional, transisi, dan menetap. Kelompok menetap memiliki tingkat kepemilikan aset tertinggi, kecuali social capital. Strategi penghidupan kelompok menetap telah berubah ke perkebunan, bahkan diversifikasi nonpertanian. Perubahan tersebut didorong oleh kebutuhan atas pendapatan yang stabil, menurunnya sumber daya hutan, dan meningkatnya persaingan. Orang Rimba memiliki hak memasuki, memanfaatkan, dan manajemen atas zona tradisional TNBD. Mekanisme akses Orang Rimba adalah akses legal yang diperoleh karena identitas sosial, tetapi mekanisme akses individual lebih dipengaruhi oleh akses berdasarkan modal. Orang Rimba mengombinasikan aset, mengubah pola hidup, dan mengadopsi aktivitas penghidupan penduduk desa untuk dapat memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidup.

This research aims to evaluate whether the 2019 zoning system of Bukit Duabelas National Park capable to accommodated sustainable livelihoods for Orang Rimba by exploring the livelihood resources and strategies of the Orang Rimba in Air Hitam using mixed methods and the Sustainable Rural Livelihood framework. The analysis reveals varying levels of capital possession among nomadic, semi-sedentary, and sedentary groups. The sedentary group possesses the highest capital across all types, except social capital. Livelihood strategies have shifted to cultivation, even non-aagricultural diversification. This shift is driven by the need for stable income, declining forest resources, and increased competition. Orang Rimba holds access, withdrawal, and management rights to Bukit Duabelas National Park. Orang Rimba's access mechanism is legal access via social identity, while individual benefits depend more on access to capital. Orang Rimba combine their assets, transform their way of life, and adopt various livelihood activities to meet their need and improve their life quality.