Pemanfaatan Bagas Tebu sebagai Biochar dan Potensinya sebagai Adsorben Metilen Biru.

Abstract

Limbah padat pertanian merupakan limbah yang sulit terdegradasi secara alami, namun kaya akan unsur hara yang dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai guna yang tinggi. Bagas tebu merupakan salah satu limbah pertanian yang mengandung lignoselulosa yang tinggi dan berpotensi diolah menjadi biochar. Biochar yang memiliki karakteristik yang baik mampu berfungsi sebagai adsorben dalam pengolahan limbah cair yang mengandung zat warna. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteritik biochar dari bagas tebu hasil pirolisis pada suhu 450? dan 550?, serta menilai kemampuannya sebagai adsorben melalui pengujian variasi dosis biochar, waktu kontak, dan konsentrasi metilen biru. Selanjutnya, data hasil adsorpsi dianalisis pada model isoterm Langmuir, Freundlisch dan Temkin. Hasil karakterisasi biochar pada suhu 550? menunjukan luas permukaan pori dan volume pori yang lebih besar dibandingkan suhu 450?. Uji adsorpsi menunjukan biochar pada suhu 550? mampu menyerap hingga 12,5 ppm, sedangkan pada suhu 450 ? hanya sebesar 8,6 ppm. Hasil analisis menunjukan model isoterm Langmuir paling cocok merepresentasikan data eksperimen, sehingga menggambarkan mekanisme adsorpsi secara lebih akurat.

Agricultural solid waste is difficult to degrade naturally, yet it is rich in nutrient that can be utilized and his had added value. Sugarcane bagasse is one of the agricultural wastes with a high lignocellulose content and has the potential to be processed into biochar. Biochar with good characteristics can function as an adsorbent in the treatment of wastewater containing dyes. This study aims to examine the characteristics of biochar from sugarcane bagasse produced by pyrolysis at 450? and 550?, as well evaluate its adsorption performance through variations in biochar dose, contact time, and methylene blue concentration. Furthermore, the adsorption data were analyzed using the Langmuir, Freundlich, and Temkin isotherm models. The characterization result showed thet biochar produced at 550? had a larger surface area and pore volume compared to that produced at 450?. Adsorption tests showed that biochar at 550? was able to adsorb up ti 12,5 ppm, whereas at 450? it only adsorbed 8,6 ppm. The Langmuir isotherm model was the best fit for the experimental data, indicating a more accurate representation of the adsorpstion mechanism.