Optimasi Natrium Borohidrida dan Waktu Aerasi pada Degradasi Zat Warna Fluoresen dalam Air Limbah Kertas Cyber sebagai Alternatif Bentonit

Abstract

Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi kertas cyber mengandung zat warna fluoresen yang sulit terdegradasi dan berpotensi mencemari lingkungan. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas natrium borohidrida (NaBH4) dalam menurunkan kadar pencemar pada air limbah. Pengolahan dilakukan dengan variasi konsentrasi NaBH4 (50–250 ppm) dan waktu aerasi (12–36 jam) yang dianalisis menggunakan pendekatan Response Surface Methodology (RSM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan optimum diperoleh pada konsentrasi NaBH4 150 ppm dan waktu aerasi 24 jam dengan efektivitas degradasi warna sebesar 94,11% dan fluoresen sebesar 95,58%. Perlakuan tersebut juga menunjukkan nilai parameter kualitas air limbah yang paling rendah yaitu pH 7,79; warna 52,33 Pt-Co; kekeruhan 4,47 NTU; TSS 5,33 mg/L; COD 87,67 mg/L; dan BOD 53,16 mg/L. Seluruh nilai parameter yang diperoleh telah memenuhi standar baku mutu limbah cair industri berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa NaBH4 berpotensi sebagai alternatif bentonit.

The wastewater generated from the cyber paper production process contained fluorescent dyes that were difficult to degrade and posed a potential threat to the environment. This study evaluated the effectiveness of sodium borohydride (NaBH4) in reducing pollutant levels in the wastewater. Treatment was carried out using variations in NaBH4 concentrations (50–250 ppm) and aeration times (12–36 hours) analyzed through the Response Surface Methodology (RSM) approach. The results showed that the optimum treatment was obtained at a NaBH4 concentration of 150 ppm and an aeration time of 24 hours with a color degradation effectiveness of 94.11% and a fluorescence of 95.58%. This treatment also resulted in the lowest wastewater quality parameter values, namely: pH 7.79; color 52.33 Pt-Co; turbidity 4.47 NTU; TSS 5.33 mg/L; COD 87.67 mg/L; and BOD 53.16 mg/L. All of these values complied with the industrial wastewater quality standards set by the Indonesian Ministry of Environment and Forestry. These findings indicated that NaBH4 had the potential to serve as an alternative to bentonite.