Upaya Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim di Kebun Raya Bogor

Abstract

Perubahan iklim meningkatkan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem. Kondisi ini menjadi ancaman bagi Kebun Raya Bogor (KRB), yang merupakan salah satu tempat konservasi dan juga menjadi tempat wisata bagi masyarakat. Peningkatan risiko pohon tumbang menjadi membahayakan koleksi tumbuhan dan keselamatan pengunjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menentukan prioritas strategi adaptasi perubahan iklim yang efektif di KRB. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menganalisis dan membobotkan berbagai alternatif berdasarkan kriteria ekologi, ekonomi, dan sosial. Hasil analisis menunjukkan bobot kriteria ekologi sebesar 0,659 menjadi pertimbangan utama, diikuti kriteria ekonomi dan sosial, dengan masing-masing bobot sebesar 0,185 dan 0,156. Alternatif yang muncul menjadi prioritas tertinggi adalah tindakan perawatan dengan nilai 0,433; pemantauan kesehatan sebesar 0,284; pengelolaan tanah dan lingkungan sebesar 0,180; dan penggunaan teknologi deteksi pohon sebesar 0,103. Alternatif strategi adaptasi yang paling efektif berdasarkan hasil analisis adalah tindakan perawatan pohon secara rutin.

Climate change increases the frequency and intensity of extreme weather events. These conditions pose a threat to the Bogor Botanical Gardens (KRB), which is both a conservation site and a tourist attraction for the public. The increased risk of falling trees endangers the plant collection and visitor safety. This study aims to identify and prioritize effective climate change adaptation trategies at KRB. The Analytic Hierarchy Process (AHP) method was used to analyze and weight various alternatives based on ecological, economic, and social criteria. The analysis results showed that the ecological criteria weight of 0.659 was the primary consideration, followed by economic and social criteria, with respective weights of 0.185 and 0.156. The alternative that emerged as the highest priority was tree maintenance with a value of 0.433; health monitoring at 0.284; land and environmental management at 0.180; and the use of tree detection technology at 0.103. The most effective adaptation strategy alternative based on the analysis results was routine tree maintenance.