Proyeksi Distribusi Habitat Banteng Berdasarkan Skenario Karakteristik Biofisik di Ekoregion Jawa

Abstract

Banteng (Bos javanicus) merupakan salah satu satwa Indonesia yang terancam di ekoregion Jawa akibat degradasi habitat. Perubahan iklim dan fragmentasi habitat diproyeksikan akan semakin memperparah tekanan ini. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan kesesuaian habitat banteng berdasarkan karakteristik biofisik serta memproyeksikannya di masa depan. Penelitian ini menggunakan metode pemodelan dengan MaxEnt berdasarkan data kehadiran spesies dan variabel biofisik pada kondisi baseline serta data variabel proyeksi tahun 2050 di bawah skenario mitigasi (SSP2-4.5) dan pesimistis (SSP5-8.5). Faktor pembatas utama yaitu stabilitas iklim. Rentang suhu harian (BIO2) memiliki kontribusi paling kuat, diikuti oleh suhu musiman (BIO4), dan patch cohesion. Proyeksi ke tahun 2050 menunjukkan adanya potensi degradasi habitat pada kedua skenario, terutama di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dan Taman Nasional Baluran (TNB). Teridentifikasi adanya peningkatan potensi habitat di beberapa area. Penelitian ini menunjukkan rekomendasi area prioritas konservasi dan mengidentifikasi habitat refugia untuk konservasi banteng di ekoregion Jawa.

Banteng (Bos javanicus) is one of Indonesia’s threatened species in the Java ecoregion due to habitat degradation. Climate change and habitat fragmentation are projected to further intensify these pressures. This study aims to model banteng habitat suitability based on biophysical characteristics and to project it into the future. We employed MaxEnt using species occurrence data and biophysical variables under baseline conditions, as well as projected variables for 2050 under a mitigation scenario (SSP2-4.5) and a pessimistic scenario (SSP5-8.5). The primary limiting factor is climatic stability. Mean diurnal temperature range (BIO2) had the. strongest contribution, followed by temperature seasonality (BIO4) and the patch cohesion index. Projections to 2050 indicate potential habitat degradation under both scenarios, particularly in Ujung Kulon National Park (TNUK) and Baluran National Park (TNB), with increases in potential habitat identified in several other areas. This study provides recommendations for conservation priority areas and identifies refugia for banteng conservation in the Java ecoregion.