Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170238
Title: Etnobioprospeksi Tumbuhan Obat Masyarakat Adat Suku Moronene, Sulawesi Tenggara
Other Titles: Ethnobioprospection of Medicinal Plants of Moronene Indigenous People, Southeast Sulawesi
Authors: Amzu, Ervizal
Hidayat, R. Syamsul
ASTAWAN, RICKY
Issue Date: 2025
Publisher: IPB University
Abstract: Etnobioprospeksi tumbuhan obat dapat didefinisikan sebagai kegiatan penelusuran spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat tradisional pada suatu lokasi hutan atau habitat alam tertentu, yang dilakukan secara sistematis dengan kaidah ilmiah. Penelitian ini mengkaji etnobioprospeksi tumbuhan obat oleh masyarakat adat Suku Moronene di Zona Tradisional Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW). Tujuannya adalah mengidentifikasi spesies tumbuhan obat yang digunakan dan kondisi habitat, potensi bioprospeksi, serta komoditas unggulan yang dapat dikembangkan. Penelitian dilakukan selama November–Desember 2023 dengan metode observasi lapangan dan wawancara semi-terstruktur. Analisis data mencakup beberapa indeks kuantitatif seperti Index Consensus, Use Value, Index of Cultural Significance, Index Nilai Penting, serta analisis terhadap habitus, famili, bagian tumbuhan yang dimanfaatkan, jenis penyakit yang diobati, dan potensi komoditas sesuai dengan regulasi P.21/Menhut-II/2009. Masyarakat memanfaatkan sebanyak 57 spesies tumbuhan obat untuk pengobatan berbagai jenis penyakit. Habitus tumbuhan yang paling banyak dimanfaatkan adalah semak (38,60%), famili tumbuhan yang paling dominan adalah Zingiberaceae (10,53%). Hasil analisis ICS, terdapat 10 spesies tumbuhan yang menunjukkan tingkat kesepakatan tinggi dalam penggunaannya untuk jenis penyakit tertentu. Selain itu, 14 spesies memiliki nilai Use Value yang tinggi, dan 10 spesies lainnya tercatat memiliki nilai ICS. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah daun (44,55%). Proses penggunaan yang paling umum dilakukan masyarakat adalah dengan cara diminum (50,00%), sedangkan metode pengolahan yang paling sering diterapkan adalah direbus atau dimasak (65,67%). Terdapat 10 jenis penyakit yang paling umum diderita oleh masyarakat, dan 10 penyakit tersebut telah ada tumbuhan yang mampu menyembuhkan. Hasil analisis terhadap IC, Use Value, dan ICS telah mengidentifikasi sebanyak 10 spesies tumbuhan obat yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Berdasarkan P.21/Menhut-II/2009 tumbuhan yang dapat menjadi komoditas unggulan adalah sagu (Metroxylon sagu), tokulo (Kleinhovia hospita), pepaya (Carica papaya), gersen (Muntingia calabura), dan uwikoro (Dioscorea hispida), sehingga melahirkan 5 tujuan yang memiliki strategi dalam melakukan pengembangan, dan menentukan arah kebijakan berdasarkan P.19/Menhut-II/2009. Selain itu, terdapat 5 kelompok tumbuhan yang dapat digunakan sebagai ramuan atau dimanfaatkan secara bersamaan, 21 spesies yang memiliki fungsi ganda sebagai obat, dan bahan pangan, dan terdapat 2 spesies yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna minuman. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai perlu berperan aktif dalam menjalin kolaborasi dengan masyarakat adat Suku Moronene untuk mengembangkan potensi tumbuhan obat yang telah teridentifikasi tersebut.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/170238
Appears in Collections:MT - Forestry

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_E3501222017_b954668424534c93899e86b19b6a2c79.pdfCover579.21 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_E3501222017_165902e6cf8e44e0a50c6c61a752239a.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.09 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_E3501222017_35238438f42e4199b2e6f088117d87ae.pdf
  Restricted Access
Lampiran4.22 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.