Beban Kerja Patroli Kapal Pengawas Unit Pelaksana Teknis Pangkalan PSDKP Jakarta

Abstract

Pangkalan PSDKP Jakarta bertugas mengawasi sumber daya kelautan dan perikanan di wilayah WPPNRI 712. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tugas dan tanggung jawab pengawas perikanan serta mengukur intensitas beban kerja patroli dengan armada Sea rider. Metode yang digunakan adalah deskriptif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap lima tahapan kegiatan patroli. Analisis fishbone digunakan untuk mengidentifikasi kendala, sedangkan analisis intensitas kerja untuk mengukur pembagian aktivitas antar peran. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja paling tinggi pada kegiatan patroli terdapat pada jabatan kelasi sebesar 39%; nakhoda sebesar 27%; pengawas perikanan sebesar 22%; teknisi mesin sebesar 7%; dan beban kerja paling rendah pada jabatan ketua tim operasi sebesar 5%. Kendala utama mencakup keterbatasan jumlah dan kecakapan personil, suku cadang, kelelahan, dan efisiensi anggaran. Penelitian ini merekomendasikan perbaikan logistik dan distribusi tugas agar patroli berjalan efektif dan berkelanjutan.

Jakarta PSDKP Base is responsible for monitoring marine and fisheries resources within WPPNRI 712. This study aims to identify the duties of fisheries surveillance officers and assess workload intensity during patrols using the Sea rider vessel. A descriptive method was applied through observation, interviews, and documentation across five patrol stages. Fishbone analysis identified key constraints, while workload analysis measured activity distribution among roles. Findings show the highest workload was carried by deck crew (39%), followed by captain (27%), fisheries surveillance officer (22%), marine technician (7%), and operations team leader (5%). Main challenges include limited personnel capacity, spare parts availability, fatigue, and budget efficiency. The study recommends improving logistics and task distribution to ensure effective and sustainable patrol operations.