Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Masyarakat Akibat Penutupan TPA Regional Payakumbuh (Studi kasus: Kecamatan Payakumbuh Selatan)

Abstract

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Kota Payakumbuh, yang mulai beroperasi pada tahun 2013 dan melayani Kota Payakumbuh, Kota Bukittinggi, Kabupaten Limapuluh Kota, serta Kabupaten Agam. Kota Payakumbuh menghasilkan timbulan sampah mencapai sekitar 93,35 ton per hari. Dari jumlah tersebut, komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, yang mencapai 92,58%, sementara sampah anorganik menyumbang 7,43% dari total timbulan sampah. Penutupan TPA Regional Payakumbuh memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial masyarakat, terutama di Kecamatan Payakumbuh Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Persepsi masyarakat terhadap penutupan TPA secara keselurahan mendapat skor rataan 2,04 dengan tingkat persepsi tidak baik atau negatif; (2) Kerugian ekonomi masyarakat akibatan penutupan TPA Regional Payakumbuh sebesar Rp300.154.640,00; (3) Nilai kerugian ekonomi yang didapatkan mendorong masyarakat dan pemerintah dalam melakukan upaya mitigasi seperti masyarakat dan pemerintah aktif bersinergi dalam upaya mitigasi penutupan TPA Regional Payakumbuh melalui edukasi, pengelolaan sampah mandiri, pelatihan ekonomi alternatif, serta pengembangan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan skala likert untuk mengukur persepsi masyarakat, metode cost of illness untuk menghitung dampak ekonomi akibat peningkatan biaya kesehatan, serta analisis pendapatan untuk mengukur penurunan ekonomi pemulung dan sektor informal lainnya.

The Payakumbuh Regional Final Disposal Site (TPA), which began operating in 2013, served the City of Payakumbuh, the City of Bukittinggi, Limapuluh Kota Regency, and Agam Regency. Payakumbuh City generated approximately 93.35 tons of waste per day, of which organic waste dominated at 92.58%, while inorganic waste accounted for 7.43%. The closure of the Payakumbuh Regional Landfill significantly affected the environment, economy, and social conditions of the community, particularly in South Payakumbuh District. The research findings indicate that: (1) The community’s overall perception of the landfill closure scored an average of 2.04, indicating a poor or negative perception; (2) The estimated economic losses due to the closure amounted to IDR 300,154,640.00; (3) These losses prompted collaborative mitigation efforts between the community and the government through education, independent waste management, alternative economic training, and the development of more sustainable waste management systems. The research employed descriptive analysis with a Likert scale to measure community perceptions, the cost of illness method to assess the economic impact of increased healthcare costs, and income analysis to evaluate the decline in earnings among scavengers and other informal sectors.