Analisis Tren dan Faktor Pembentuk Ozon Permukaan di Wilayah DKI Jakarta (Studi Kasus: 2010 - 2024)

Abstract

Ozon merupakan gas yang memiliki sifat unik, berdampak buruk di permukaan tetapi bersifat melindungi di lapisan stratosfer. Keberadaan ozon permukaan menimbulkan dampak serius bagi kesehatan manusia antara lain menyebabkan masalah pernapasan dan meningkatkan risiko penyakit jantung serta masalah kesehatan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tren jangka panjang konsentrasi ozon dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pembentukan ozon permukaan di wilayah DKI Jakarta dari tahun 2010 hingga 2024. Data konsentrasi O3, NO, NO2, suhu udara, radiasi matahari dan curah hujan dari lima stasiun pemantauan kualitas udara ambien (SPKUA) dianalisis untuk mendapatkan tren diurnal dan harian. Tren tahunan dianalisis melalui plot data dan regresi linier. Hubungan antara O3 dan prekursornya, serta faktor-faktor meteorologi, dianalisis menggunakan model polinomial derajat dua dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan fluktuasi yang signifikan antar bulan antar tahun, serta terdapat peningkatan dan penurunan konsentrasi O3 dengan rentang -1,44 – +3,31 per tahun. Peningkatan konsentrasi O3 tertinggi dengan nilai +3,31 per tahun di wilayah DKI 5 Kebon Jeruk. Faktor pembentuk ozon dalam hal ini NO dan NO2 memiliki korelasi negatif dengan O3, karena proses titrasi, sementara hubungan dengan NO2 di wilayah DKI 1 Bundaran HI berkorelasi positif. Hubungan curah hujan dengan O3 bersifat positif sedangkan curah hujan dengan NO dan NO2 bersifat negatif dengan nilai p-value <0.05. Analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa NO, NO2 radiasi matahari dan suhu udara memengaruhi fluktuasi O3 dengan R2= 46,9%, tertinggi di wilayah DKI 3 Jagakarsa.

Ozone is a gas with unique properties, having a negative impact on the surface but being protective in the stratosphere. The presence of surface ozone has serious impacts on human health, including causing respiratory problems and increasing the risk of heart disease and other health problems. This study aims to examine the long-term trend of ozone concentration and factors contributing to the formation of surface ozone in the DKI Jakarta area from 2010 to 2024. Data on O3, NO, NO2 concentrations, air temperature, solar radiation, and rainfall from five ambient air quality monitoring stations (SPKUA) were analyzed to obtain diurnal and daily trends. Annual trends were analyzed through data plots and linear regression. The relationship between O3 and its precursors, as well as meteorological factors, was analyzed using a second-degree polynomial model and multiple linear regression. The results showed significant fluctuations between months and years, as well as increases and decreases in O3 concentrations with a range of -1.44 – +3.31 per year. The highest increase in O3 concentration with a value of +3.31 per year was in the DKI 5 Kebon Jeruk area. Ozone forming factors in this case NO and NO2 have a negative correlation with O3, due to the titration process, while the relationship with NO2 in the DKI 1 Bundaran HI area is positively correlated. The relationship between rainfall and O3 is positive while rainfall with NO and NO2 is negative with a p-value <0.05. Multiple linear regression analysis shows that NO, NO2 solar radiation and air temperature affect O3 fluctuations with R2 = 46.9%, the highest in the DKI 3 Jagakarsa area.