Pemanfaatan Limbah Sisa Industri Susu (Dairy Waste Scum) Sebagai Bahan Baku Biodiesel Melalui Proses Transesterifikasi

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah susu (dairy waste scum) sebagai bahan baku biodiesel melalui proses transesterifikasi. Limbah ini mengandung kadar lemak tinggi dan berpotensi besar untuk dikonversi menjadi energi terbarukan. Penelitian dilakukan dengan tahapan pengeringan, ekstraksi minyak, esterifikasi, dan transesterifikasi. Proses transesterifikasi menggunakan rasio molar metanol terhadap minyak sebesar 1:9 dan konsentrasi katalis basa (KOH) sebesar 1% selama 120 menit pada suhu 60–65°C. Hasil menunjukkan rata-rata rendemen biodiesel sebesar 21,2%. Nilai densitas biodiesel mencapai 1.034 kg/m³, tidak memenuhi standar SNI 7182:2015, sedangkan viskositas dan kadar FAME berada dalam rentang yang memenuhi standar. Rendahnya rendemen diduga disebabkan oleh kadar FFA yang masih tinggi dan tidak dilakukannya pemurnian lanjutan, sehingga menyebabkan reaksi saponifikasi serta sisa gliserol dalam produk. Di samping itu, penelitian ini membuktikan bahwa limbah industri susu berpotensi sebagai sumber bahan baku biodiesel, namun diperlukan optimasi kondisi proses dan pemurnian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas dan rendemen produk.

This study aims to utilize dairy waste scum as a raw material for biodiesel through transesterification. This waste contains high levels of fat and has great potential for conversion into renewable energy. The research was conducted in stages: drying, oil extraction, esterification, and transesterification. The transesterification process used a methanol-to-oil molar ratio of 1:9 and a base catalyst (KOH) concentration of 1% for 120 minutes at a temperature of 60–65°C. The results showed an average biodiesel yield of 21.2%. The density of the biodiesel reached 1.034 kg/m³, which does not meet the SNI 7182:2015 standard, while the viscosity and FAME content were within the standard range. The low yield is likely due to the high FFA content and the absence of further purification, leading to saponification reactions and residual glycerol in the product. Additionally, this study demonstrates that dairy industry waste has potential as a biodiesel feedstock, but process conditions and further purification optimization are needed to improve product quality and yield.