Uji Daya Hasil Pendahuluan Hibrida Jagung (Zea mays L.) di Ponorogo, Jawa Timur.

Abstract

Uji daya hasil pendahuluan merupakan tahap awal dalam upaya mengetahui performa genotipe baru hasil pemuliaan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi keragaan agronomi dan potensi hasil 70 hibrida jagung, serta mengidentifikasi genotipe-genotipe yang lebih unggul dari varietas pembanding. Percobaan dilakukan di Ponorogo, Jawa Timur pada November 2024 hingga Maret 2025. Penelitian menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak augmented. Genotipe yang dievaluasi adalah 70 hibrida jagung uji tanpa ulangan dan enam varietas pembanding, yaitu BISI 18, JHG02, NK Sumo, NK Perkasa, P21, dan P27 yang diulang sebanyak 7 kali. Pengaruh genotipe beragam pada sebagian besar karakter, kecuali umur panen dan jumlah tongkol per tanaman. Heritabilitas tinggi ditemukan pada sebagian besar karakter, kecuali umur panen dan jumlah tongkol per tanaman. Genotipe unggul teridentifikasi pada karakter umur berbunga jantan, umur berbunga betina, anthesis-silking interval (ASI), jumlah baris biji, dan diameter tongkol. Korelasi nyata positif ditemukan antara hasil dengan tinggi tanaman 30 HST, tinggi tanaman 75 HST, diameter batang, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah biji per baris, bobot tongkol, bobot biji per tongkol, dan bobot 1000 biji. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa genotipe B4B×L15 memiliki hasil terbesar, tetapi tidak berbeda nyata dengan rata-rata pembanding. Uji daya hasil lanjutan dapat dilakukan untuk mengevaluasi genotipe-genotipe potensial pada lingkungan yang berbeda.

Preliminary yield trial evaluates the performance of new breeding genotypes. This research aimed to evaluate the agronomic performance and the yield potential of 70 hybrid maize genotypes and identify genotypes that are superior to the check varieties. The experiment was conducted in Ponorogo, East Java, from November 2024 to March 2025. The trial employed an augmented randomized complete group design. Evaluated genotypes were 70 unreplicated test maize hybrids and six check varieties, namely BISI 18, JHG02, NK Sumo, NK Perkasa, P21, and P27, with seven replications. Genotype effects were varied in most traits, except days to harvest and number of ears per plant. High heritability was found in most traits, except for the number of ears per plant. Superior genotypes were identified in days to anthesis, days to silking, anthesis-silking interval (ASI), number of kernel rows, and ear diameter. Yield had significant positive correlations with plant height at 30 and 75 days after planting, stem diameter, ear length, ear diameter, number of kernels per row, ear weight, kernel weight per ear, and 1000-kernel weight. Genotype B4B×L15 showed the highest yield but was not significantly different from the average of check varieties. Advanced field trials should be conducted to further evaluate these potential genotypes in different environments.