Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169870
Title: DAYA GABUNG DAN PERFORMA HIBRIDA CABAI SUPER PEDAS (Capsicum chinense Jacq.) PADA DAYA HASIL DAN KEPEDASAN
Other Titles: COMBINING ABILITY AND AGRONOMIC PERFORMANCE OF SUPER-HOT CHILI (Capsicum chinense Jacq.) HYBRIDS BASED ON YIELD AND PUNGENCY
Authors: Syukur, Muhamad
Ritonga, Arya Widura
Nurcholis, Waras
Pangestu, Arya Yuda
Issue Date: 2025
Publisher: IPB University
Abstract: Permintaan masyarakat terhadap cabai terus meningkat, terutama untuk cabai dengan tingkat kepedasan tinggi. Hal ini didorong oleh preferensi rasa pedas yang semakin luas dan konsumsi cabai rawit yang terus bertambah setiap tahun. Namun, fluktuasi pasokan dan produksi cabai rawit yang tidak stabil menyebabkan harga bergejolak dan turut menyumbang inflasi hortikultura. Salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah menghadirkan varietas cabai dengan kepedasan lebih tinggi sehingga jumlah pemakaian cabai dapat dikurangi tanpa mengurangi sensasi rasa pedas yang diinginkan. Pengembangan varietas unggul dengan daya hasil tinggi dan memiliki tingkat kepedasan kuat menjadi langkah penting dalam mendukung stabilitas pasokan dan harga cabai nasional. Program pemuliaan melalui hibridisasi menjadi pendekatan strategis untuk menghasilkan varietas cabai unggul. Capsicum chinense dikenal memiliki tingkat kepedasan yang tinggi, namun adaptasinya di agroklimat tropis masih perlu ditingkatkan. Melalui persilangan full diallel, kombinasi tetua dapat dievaluasi untuk mengetahui potensi daya hasil dan kepedasan pada masing-masing genotipe. Perakitan varietas hibrida dari tetua-tetua terpilih berpotensi menghasilkan tanaman dengan performa daya hasil dan kepedasan yang lebih baik dibandingkan varietas biasa. Informasi karakter morfologi, daya hasil, dan kepedasan menjadi dasar penting dalam menentukan tetua unggul dan menyusun strategi pengembangan varietas cabai super pedas di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya gabung, nilai heterosis, dan performa hibrida cabai super pedas (Capsicum chinense) terhadap karakter daya hasil dan tingkat kepedasan. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar dalam pemilihan tetua dan kombinasi hibrida yang adaptif di agroklimat Indonesia serta unggul pada karakter daya hasil dan tingkat kepedasan. Percobaan pertama mengevaluasi daya gabung dan heterosis cabai super pedas menunjukkan bahwa IPB385 merupakan tetua unggul dengan kontribusi genetik aditif terhadap panjang buah, bobot per tanaman, dan kepedasan. Kombinasi IPB387 × IPB385 dan IPB383 × IPB385 menunjukkan nilai DGK tinggi pada karakter jumlah buah, bobot per tanaman, dan kepedasan yang mencerminkan kombinasi genetik unggul antara tetua berdaya gabung tinggi dan tetua dengan karakter spesifik. Genotipe IPB387 × IPB385 juga mencatat nilai heterosis dan heterobeltiosis tinggi pada karakter hasil dan kepedasan, sedangkan IPB383 × IPB385 menunjukkan keunggulan pada kepedasan meskipun salah satu tetua memiliki DGU lebih rendah. Hasil ini menegaskan bahwa kombinasi genetik yang tepat dapat menghasilkan hibrida dengan performa daya hasil dan kepedasan yang unggul serta pentingnya mempertimbangkan interaksi antar tetua dalam seleksi genotipe. Percobaan kedua mengevaluasi performa daya hasil dan kepedasan cabai super pedas menunjukkan adanya variasi yang signifikan antar genotipe. Genotipe IPB384 × IPB387 memiliki tinggi dikotomus tertinggi yang mencerminkan vigor vegetatif dan kemampuan adaptasi yang baik. IPB383 × IPB587 memiliki nilai terendah. Genotipe IPB383 × IPB385 unggul dalam ukuran buah karena memiliki panjang dan diameter buah terbesar. Sementara itu, IPB385 × IPB384 menunjukkan umur berbunga paling cepat dibandingkan genotipe lainnya. Dari aspek daya hasil, IPB387 × IPB385 menghasilkan bobot per tanaman tertinggi, sedangkan IPB383 × IPB382 mencatatkan jumlah buah paling banyak. Genotipe IPB387 × IPB382 menunjukkan potensi hasil tertinggi dan konsisten dengan bobot buah terbesar. Pada karakter kepedasan, IPB383 × IPB385 dan IPB387 × IPB385 menunjukkan kombinasi unggul antara kepedasan tinggi dan daya hasil besar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa genotipe IPB383 × IPB385 dan IPB387 × IPB385 memiliki keunggulan agronomis daya hasil, dan kepedasan yang berpotensi dikembangkan lebih lanjut dalam program pemuliaan cabai super pedas yang adaptif dan produktif.
Consumer demand for chili peppers continues to increase, especially for types with high pungency. This is driven by a growing preference for spicy foods and rising per capita consumption of bird’s eye chili in Indonesia. However, unstable supply and fluctuating production often cause price spikes and contribute to food inflation. One solution is to develop chili varieties with higher pungency so that people can use less chili while still enjoying the same spicy sensation. Hybrid breeding is a strategic approach to produce superior chili varieties. Capsicum chinense is known for its very high pungency, but its adaptation to tropical climates still needs improvement. Full diallel method can be evaluated for yield and pungency performance. Hybrid varieties developed from selected parents have the potential to produce better results than ordinary varieties. Morphological, yield, and pungency traits are key factors to consider when choosing good parents and planning breeding strategies for super-hot chili in Indonesia. This study aims to evaluate the combining ability, heterosis, and performance of super-hot chili hybrids based on yield and pungency. The first experiment evaluated combining ability and heterosis in super-hot chili hybrids. IPB385 was identified as a strong general combiner for fruit length, total fruit weight per plant, and pungency. The combinations IPB387 × IPB385 and IPB383 × IPB385 showed high specific combining ability for number of fruit, total fruit weight per plant, and pungency. It was reflecting strong genetic interaction between high and moderate parent lines. IPB387 × IPB385 also showed high heterosis and heterobeltiosis for yield and pungency, while IPB383 × IPB385 performed well for pungency even though one parent had a lower general combining ability. These results suggested that the right genetic combinations could produce hybrids with superior yield and pungency and the importance of selecting compatible parents. The second experiment evaluated the performance of super-hot chili genotypes in yield and pungency traits. The IPB384 × IPB387 genotype had the tallest plant height at the dichotomous point, indicating strong vegetative growth and good environmental adaptation. IPB383 × IPB387 had the shortest height. IPB383 × IPB385 produced the longest and widest fruits. It could make it the best fruit size. IPB385 × 384 had the earliest flowering time. In terms of yield, IPB387 × IPB385 had the highest yield per plant and IPB383 × IPB382 had the most number of fruits per plant. IPB387 × IPB382 had the highest yield potential and also had the heaviest fruits. For pungency, IPB383 × IPB385 and IPB387 × IPB385 stood out by combining high pungency and strong yield performance. These study suggested that both IPB383 × IPB385 and IPB387 × IPB385 had strong agronomic potential and suitable for further development in super-hot chili breeding programs
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169870
Appears in Collections:UT - Veterinary Clinic Reproduction and Pathology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_A2503231014_1fb3ce4f36114e4b8e85ad7994c78949.pdfCover512.6 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_A2503231014_848ef5f4ab144853b8f5b712186aaad3.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.4 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_A2503231014_2b64cac7f32b454486e58b4ba7c4a09c.pdf
  Restricted Access
Lampiran334.97 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.