Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169855| Title: | Peran Sekolah Lansia dalam Pemberdayaan Lansia di Pedesaan ( Studi Partisipatif di Desa Rajamandala Kulon Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat) |
| Other Titles: | |
| Authors: | Wahyuni, Ekawati Sri Prasodjo, Nuraini Wahyuning S, Muhammad Fadhli Fadhillah. |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Penuaan populasi merupakan konsekuensi langsung dari keberhasilan transisi demografi yang ditandai oleh penurunan angka fertilitas dan mortalitas (Weeks 2008). Pada konteks Indonesia, Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tahun 2045, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia diperkirakan mencapai 20% total populasi (BPS 2022). Lanjut usia (lansia) di Indonesia menghadapi tantangan yang bersifat multidimensi. Aspek yang sering dialami oleh lansia mencakup penurunan kesehatan fisik, keterbatasan aktivitas sosial, ketergantungan ekonomi, serta kesepian emosional akibat berkurangnya interaksi sosial (Yuliani dan Sugiharto 2022). Pada konteks lansia di pedesaan, penduduk lansia rentan mengalami isolasi sosial akibat keterbatasan fasilitas pelayanan sosial (Rahman dan Yusuf 2018). Fenomena ini mengarah pada transformasi demografis serta perubahan nilai sosial, di mana lansia kini dipandang sebagai subjek potensial dalam pembangunan, meskipun mereka juga membutuhkan perhatian khusus (Preston et al. 2001). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Kependudukan, pemerintah daerah diminta untuk menyusun kebijakan berbasis penguatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. BKKBN sebagai institusi utama berperan dalam mengonstruksi kebijakan, salah satunya melalui program Bina Keluarga Lansia (BKL). BKL mengintegrasikan ide tentang lansia sebagai individu yang aktif dan produktif dengan pendekatan berbasis komunitas, salah satunya melalui inovasi “Sekolah Lansia”. Lee dan Mason (2011) menekankan bahwa lansia dapat menjadi sumber daya penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial jika diberdayakan secara holistik. Melalui tujuh dimensi lansia tangguh spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan, program ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup lansia, tetapi juga mengubah persepsi sosial terhadap lansia sebagai bagian integral dari pembangunan berkelanjutan. Tumbuhnya jumlah lansia memengaruhi cara pandang masyarakat, yang menuntut perubahan pemahaman masyarakat, khususnya peran keluarga dalam merawat lansia. Proses Sekolah Lansia dijelaskan melalui eksternalisasi praktik perawatan lansia dalam kehidupan sehari-hari, objektivasi praktik tersebut membentuk norma sosial sehingga selanjutnya internalisasi norma tentang peran keluarga dalam merawat lansia dihayati individu dan sebagai bagian dari identitas dalam perawatan lansia (Dewi dan Arifiyanto 2022). Sekolah Lansia menjadi salah satu upaya dalam memberikan solusi yang fleksibel dengan mengakomodasi dinamika sosial lansia di pedesaan. Pelaksanaan Sekolah Lansia menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya pendekatan kontekstual, keterbatasan infrastruktur, dan minimnya perhatian terhadap lansia di daerah pedesaan (Rahmawati 2019). Tantangan ini menunjukkan perlunya rekonstruksi sosial yang lebih sesuai dengan kebutuhan lansia dalam berbagai lingkungan sosial. Sekolah Lansia merupakan salah satu inovasi sosial yang mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Penelitian ini didasarkan pada pendekatan kualitatif dengan mengangkat tiga fokus utama: pertama, bagaimana aktivitas-aktivitas pada Sekolah Lansia dikonstruksikan sebagai penunjang kebahagiaan; kedua, bagaimana lansia memaknai dan menginternalisasi aktivitas sehari-hari tersebut; dan ketiga, bagaimana proses institusionalisasi aktivitas tersebut berlangsung sampai membentuk struktur sosial baru di komunitas Desa Rajamandala Kulon. Untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut, peneliti melakukan pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, serta dokumentasi dan kajian pustaka. Subjek utama penelitian ini adalah para lansia peserta Sekolah Lansia dengan kriteria minimal usia 60 tahun dan memiliki semangat produktivitas serta pihak-pihak yang berperan sebagai fasilitator, pengelola, dan keluarga dari lansia. Sekolah Lansia di Rajamandala Kulon mengusung pendekatan tujuh dimensi lansia tangguh yang mencakup aspek spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan. Program ini mengadopsi prinsip partisipatif dan berbasis komunitas dengan pelibatan aktor pentahelix seperti pemerintah desa, PKK, organisasi keagamaan, tokoh masyarakat, dan kalangan muda. Kolaborasi ini memperkuat posisi Sekolah Lansia sebagai institusi sosial yang inklusif dan berkelanjutan. Temuan utama dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Sekolah Lansia memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kesejahteraan fisik dan non-fisik lansia. Secara ekonomi, program ini mendorong pendirian koperasi lansia dan pelatihan keterampilan produktif seperti kerajinan tangan, pertanian sederhana, dan pengelolaan ekowisata. Aspek kebahagiaan juga diperkuat melalui kegiatan spiritual, diskusi kelompok, konseling, dan interaksi sosial yang terstruktur. Tesis ini menunjukkan bahwa dimensi kesejahteraan emosional lansia meningkat seiring keterlibatan mereka dalam kegiatan yang bermakna. Penelitian ini memberikan saran baik secara teoritis, metodologis, praktis dan kebijakan. Kajian lebih lanjut mengenai keberlanjutan Sekolah Lansia di level makro, mezo dan mikro diperlukan untuk menyusun kerangka teoritik dan konseptual. Secara metodologis perlu ada pendekatan model Sekolah Lansia dengan alat ukur terstandarisasi. Secara praktis dan kebijakan, penelitian ini menyarankan Pendidikan keahlian atau profesi khusus kepada fasilitator lansia yang terstandarisasi. Pemerintah dan pemangku kebijakan perlu mendorong penguatan anggaran desa bagi program pemberdayaan lansia, serta integrasi program Sekolah Lansia ke dalam kebijakan nasional. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169855 |
| Appears in Collections: | MT - Human Ecology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_I3503222024_4857fac1dba04271b131b6a3a183f799.pdf | Cover | 585.91 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_I3503222024_6ef32822d23d471ba1976560a1d24ddf.pdf Restricted Access | Fulltext | 2.72 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_I3503222024_3ee8c82490af4e06b8358ef79884f7c8.pdf Restricted Access | Lampiran | 893.76 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.