Studi Anatomi Daun dan Pertumbuhan Dua Spesies Alocasia Asal Kalimantan

Abstract

Sejak pandemi COVID-19 penggemar tanaman hias daun di Indonesia meningkat karena nilai ekonominya yang tinggi, salah satunya adalah Alocasia yang populer karena warna dan bentuk daunnya yang menarik. Ditemukan setidaknya 50 spesies Alocasia di Kalimantan yang sebagian besar merupakan endemik. Perbedaan karakteristik antar spesies dapat dilihat dengan pengujian anatomi daun karena setiap spesies memiliki karakter spesifik yang dimiliki sebagai ciri atau pembeda dengan spesies lain. Mengidentifikasi spesies dengan benar serta mempelajari pertumbuhan dan perkembanganya penting dilakukan untuk mendukung pemasaran tanaman hias daun. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan pertumbuhan, anatomi daun, serta kandungan kalsium oksalat dan lapisan lilin pada daun dua spesies Alocasia asal Kalimantan. Penelitian dilaksanakan di greenhouse Kebun Percobaan Leuwikopo IPB Dramaga. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktor tunggal spesies Alocasia, yaitu Alocasia baginda dan Alocasia melo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Alocasia melo memiliki ketebalan daun, jumlah stomata, klorofil a, dan kandungan kalsium oksalat yang lebih tinggi. Sebaliknya, Alocasia baginda memiliki jumlah klorofil b, antosianin, dan lapisan lilin lebih tinggi. Pertumbuhan vegetatif (jumlah daun, panjang petiole, panjang daun, dan laju pembukaan daun) pada Alocasia baginda secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan Alocasia melo.

Since the COVID-19 pendemic, ornamental foliage enthusiasts in Indonesia have increased due to their high economic value, one of wich is Alocasia. Alocaia (Araceae) is popular for its attractive leaf color and shape. Kalimantan has accommodated at least 50 Alocasia species, most of them are endemic. Differences in characteristic between species can be seen by examining leaf anatomy because each species has specific characteristics that are owned as characteristics or distinguishes it from other species. For ornamental foliage commercialization, its is important to correctly identify the species and to study its growth and development. This study aims to determine the differences in growth, leaf anatomy, calcium oxalate content and wax layers in the leaves of two Alocasia species from Kalimantan. The study was conducted in the greenhouse of the Leuwikopo Experimental Station, IPB Dramaga. The design used was a completely randomized design single factor of Alocasia species, consists of Alocasia baginda and Alocasia melo. The result showed that Alocasia melo had thicker leaf, more stomata, chlorophyll a, and calcium oxalate content. In contrast, Alocasia baginda has higher amount of chlorophyll b, anthocyanin, and wax layers. Vegetative growth including the number of leaves, petiole length, leaf length, and leaf opening rate in Alocasia baginda was significantly higher compared to Alocasia melo.