Hubungan Kualitas Diet dengan Kadar Glukosa Darah dan Working memory pada Remaja SMP di Kota Malang

Abstract

Remaja adalah kelompok usia yang cenderung melewatkan sarapan pagi. Sarapan pagi adalah salah satu aktivitas makan di pagi hari sebelum memulai aktivitas pada hari itu. Peran dari sarapan pagi banyak bermanfaat untuk performa maupun prestasi akademik dari kelompok remaja terutama yang aktif dalam kegiatab akademik atau sekolah. Rangkaian dari proses peran asupan dengan prestasi akademik tidak lepas dari adanya kualitas diet dan salah satu fungsi kognitif yaitu kemampuan working memory. Kualitas diet sebagai salah satu indikator asupan yang bisa menunjukkan kualitas, keragaman serta keseimbangan asupan individu dibandingkan dengan rekomendasi dari pedoman asupan. Kemampuan working memory ialah kemampuan mengingat dan mengelola informasi di otak kemudian mengeksekusi informasi tersebut menjadi suatu tindak nyata ditengah adanya distraksi. Sebelumnya, penelitian terkait keterkaitan antara kualitas diet dengan working memory lebih banyak diteliti dalam level clinical dan belum begitu banyak penelitian di level komunitas. Tujuan umum penelitian ini diantaranya adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik remaja dan keluarga pada remaja. (2) Mengidentifikasi kualitas diet, kadar glukosa darah, kemampuan working memory, status gizi dan prestasi akademik pada remaja. (3) Menganalisis hubungan kualitas diet dengan kadar glukosa darah, hubungan kadar glukosa darah dengan working memory dan hubungan working memory dengan prestasi akademik pada remaja. (4) Mengalisis hubungan kualitas diet dengan status gizi dan hubungan status gizi dengan prestasi akademik pada remaja SMP di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional di mana terdapat wawancara dan pengukuran pada remaja. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari – Juni 2025. Sampel penelitian berasal dari siswa SMP Negeri 25 Kota Malang, Provinsi Jawa Timur. Siswa sebelum penelitian diberikan informed consent kepada wali murid atau orang tua siswa dan informed assent pada siswa. Setelah disetujui, subjek penelitian kemudian mengikuti rangkaian pengambilan data terdiri dari pengisian kuesioner terstruktur, wawancara food recall, pengukuran antropometri, cek gula darah serta peneliti meminta rekap nilai ujian harian sebagai data sekunder kepada pihak sekolah. Jumlah subjek penelitian sebanyak 42 subjek terdiri dari 7 siswa kelas delapan dan 35 siswa kelas tujuh. Variabel penelitian terdiri dari karakteristik subjek yaitu kelas, jenis kelamin, usia dan uang saku. Data karakteristik keluarga yaitu pendidikan terakhir ibu dan ayah, pekerjaan ibu dan ayah, pendapatan keluarga dalam sebulan dan jumlah anggota keluarga. Data antropometri untuk mengukur status gizi diantaranya berat badan menggunakan timbangan digital dan tinggi badan menggunakan microtoise. Data kemampuan working memory menggunakan kuesioner working memory yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan teruji validitas dan reabilitasnya. Data kadar glukosa darah diambil melalui cek gula darah secara fingerprick kemudian diukur oleh glucometer. Data kualitas diet dihitung berdasarkan data wawancara food recall 2x24 jam yang kemudian dinilai kesesuaiannya dengan Pedoman Gizi Seimbang lalu dihitung komponen-komponen kualitas dietnya menggunakan Dietary Quality Index for Adolescent (DQI-A). Pengolahan data menggunakan microsoft excel dan SPSS 16.0. Data diuji distribusinya menggunakan Shaphiro-Wilk dan dilanjutkan dengan uji hubungan. Analisis uji hubungan dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kualitas diet dengan kadar glukosa darah, hubungan antara kadar glukosa darah dengan kemampuan working memory, hubungan antara kemampuan working memory dengan prestasi belajar, hubungan antara status gizi dengan kualitas diet dan hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar. Karakteristik subjek di dominasi oleh usia 13 tahun, paling banyak dari jenis kelamin perempuan serta memiliki uang saku yang rendah (uang saku <13.149). Karakteristik keluarga subjek paling tinggi memiliki tingkat pendidikan terakhir ayah dan ibu SM/MA sederajat, pekerjaan ayah paling banyak sebagai karyawan swasta, pekerjaan ibu paling banyak tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, pendapatan keluarga masih di bawah UMR Kota Malang, serta jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu atap bersama subjek sebagian besar =5 anggota keluarga. Kualitas diet subjek menunjukkan rata-rata komponen kualitas diet (DQ) 5,1%, komponen keragaman asupan (DD) 74,6%, komponen keseimbangan asupan 11% dan skor kualitas diet ketiganya 30,3%. Belum ada cut off DQI-A secara nasional namun apabila dibandingkan dengan skor DQI-A remaja di kota Depok dan kota Yogyakarta, maka skor DQI-A penelitian ini lebih rendah. Waktu sarapan pagi subjek paling banyak sebelum jam 09.00 dan selalu sarapan kurang lebih 4-7 kali dalam seminggu. Subjek sebagian besar sarapan tepat waktu serta setiap hari sarapan. Subjek hampir keseluruhan tidak hipoglikemi atau kadar glukosa darah di atas 70 mg/dL. Kemampuan working memory didominasi tingkat kesulitan yang rendah serta rata-rata memiliki kesulitan di domain kemampuan konsentrasi. Status gizi subjek paling banyak gizi baik atau normal. Prestasi akademik subjek sebagian besar banyak nilai mata pelajaran yang di bawah rata-rata masing-masing nilai mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia Bahasa Inggris dan Matematika. Uji hubungan menemukan tidak ada hubungan antara sebagian besar komponen kualitas diet dengan kadar glukosa darah, kadar glukosa darah dengan working memory, working memory dengan prestasi belajar, kualitas diet dengan status gizi, status gizi dengan prestasi belajar (p>0,05). Ada hubungan antara satu komponen kualitas diet yaitu keragaman asupan dengan kadar glukosa darah.