Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169609Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Supriyono, Eddy | - |
| dc.contributor.advisor | Nirmala, Kukuh | - |
| dc.contributor.advisor | Hastuti, Yuni Puji | - |
| dc.contributor.advisor | Alimuddin | - |
| dc.contributor.advisor | Effendi, Irzal | - |
| dc.contributor.author | Toatubun, Muznah | - |
| dc.date.accessioned | 2025-08-16T02:48:26Z | - |
| dc.date.available | 2025-08-16T02:48:26Z | - |
| dc.date.issued | 2025 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169609 | - |
| dc.description.abstract | Lobster pasir atau dengan nama dagang internasional spiny lobster merupakan komoditi perikanan unggulan di pasar domestik dan mancanegara. Tantangan dalam budidaya lobster adalah ketersediaan benih yang umumnya diperoleh dari hasil tangkapan di alam. Proses transportasi benih lobster dari lokasi tangkapan menuju lokasi budidaya umumnya dengan menggunakan sistem kering dan menimbulkan stres yang berujung pada kematian benih. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi transportasi sistem kering benih lobster pasir (Panulirus homarus) dari sumber benih ke lokasi budidaya. Penelitian terdiri dari 3 tahap, tahap pertama proses penurunan suhu untuk proses pemingsanan, tahap kedua menggunakan media pengisi selama transportasi 24 jam dan penelitian tahap ketiga adalah kelangsungan hidup benih lobster dengan kepadatan berbeda. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk menentukan suhu pemingsanan yang menghasilkan respons perilaku dan fisiologis terbaik pada lobster pasir. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan suhu pemingsanan terdiri dari suhu 10 °C, 12 °C dan 14 °C. Parameter yang diamati meliputi respons tingkah laku, total hemosit, kadar glukosa hemolim dan histologi hepatopankreas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penurunan suhu secara bertahap dapat meminimalkan stres pada lobster pasir, dan pada suhu 12 °C adalah merupakan suhu terbaik untuk pemingsanan benih lobster pasir sebelum ditransportasikan. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas transportasi sistem kering benih lobster pasir dengan media pengisi berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, terdiri dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan terdiri dari kontrol (pasir laut+benih lobster 2 kg/m2, tanpa pemingsanan), PSL (pasir laut+benih lobster 2 kg/m2), SAS (serbuk ampas sagu+benih lobter 2 kg/m2), dan SSK (serbuk sabut kelapa+benih lobster 2 kg/m2). Parameter yang diukur meliputi suhu kemasan selama transportasi, total hemosit, kadar glukosa dan pH hemolim serta aktivitas superoksida dismutase (SOD) dan malonadialdehid (MDA). Hasil penelitian menunjukkan media pengisi pada transportasi sistem kering berpengaruh terhadap total hemosit, kadar glukosa, pH hemolim serta aktivitas SOD dan MDA. Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mengevaluasi kepadatan berbeda terhadap kelangsungan hidup benih lobster pasir pascatransportasi. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap, terdiri dari tiga perlakuan padat tebar dan tiga ulangan yaitu: (A) 10 ekor /30 liter air, (B) 15 ekor /30 liter dan (C) 20 ekor/30 liter. Wadah yang digunakan berupa bak plastik putih berukuran 60×50×40 cm3 yang dilengkapi dengan aerator dan sistem resirkulasi. Benih lobster pascatransportasi dipelihara selama 15 hari dan diberi pakan ikan rucah satu kali sehari pada sore hari. Parameter yang diamati terdiri dari total hemosit, kadar glukosa hemolimfa dan kelangsungan hidup benih lobster pasir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, semakin banyak benih lobster dalam wadah, kelangsungan hidupnya semakin menurun. Perlakuan kepadatan 10 ekor /30 liter menghasilkan nilai kelangsungan hidup tertinggi yaitu 76,67±5,77 %, diikuti oleh perlakuan 15 ekor/30 liter dan 20 ekor / 30 liter air sebesar 64,44±3,85%, dan terendah adalah perlakuan 20 ekor yaitu sebesar 43,33±5,77 %. Hasil dari seluruh rangkaian penelitian menunjukkan bahwa pemingsanan dengan metode penurunan suhu secara bertahap mampu mempertahankan kondisi fisiologis dan meminimalkan stres benih lobster. Benih lobster yang ditransportasikan sistem kering dengan media pengisis pasir laut, serbuk ampas sagu, dan serbuk sabut kelapa dapat mempertahankan kelangsungan hidup benih lobster hingga 100%. Benih lobster yang dipelihara dengan kepadatan 10 ekor/30 liter merupakan kepadatan optimal untuk budidaya lobster sistem resirkulasi. | - |
| dc.description.sponsorship | LPDP | - |
| dc.language.iso | id | - |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Evaluasi dan Efektivitas Transportasi Sistem Kering Benih Lobster Pasir (Panulirus homarus) | id |
| dc.title.alternative | null | - |
| dc.type | Disertasi | - |
| dc.subject.keyword | lobster pasir | id |
| dc.subject.keyword | transportasi sistem kering | id |
| dc.subject.keyword | pemingsanan suhu | id |
| Appears in Collections: | DT - Fisheries | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_C161190051_0d9a9c2d610b4c7e9ec4dfa983dd446d.pdf | Cover | 1.75 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_C161190051_78294a45575d4879a1538db63e396bac.pdf Restricted Access | Fulltext | 6.26 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_C161190051_6b514b458b694b6184e71ba788d0052a.pdf Restricted Access | Lampiran | 309.91 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.