Evaluasi Pertumbuhan Dan Produksi Stroberi (Fragaria sp.) pada Perbedaan Ketinggian Tempat dan Aplikasi Auksin

Abstract

Upaya budidaya stroberi di dataran rendah Indonesia terhalang oleh paparan suhu tinggi sebagai faktor pembatas utama. Paparan suhu tinggi diketahui menghambat pembungaan dan menggagalkan polinasi. Berbagai efek tersebut selanjutnya menggagalkan biosintesis auksin, yang penting dalam perkembangan awal buah. Aplikasi hormon eksogen, seperti asam 1-naftalena asetat (NAA) adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkompensasi kekurangan auksin pada buah muda stroberi. Penelitian ini terbagi ke dalam tiga subtopik, yang bertujuan untuk membuktikan perbedaan pertumbuhan dan produksi stroberi di dua lokasi dengan perbedaan ketinggian tempat yaitu Bogor (390–400 m dpl) dan Rancabali (1.360– 1.370 m dpl), membuktikan perbedaan pertumbuhan dan produksi dua kultivar stroberi yaitu ‘Mencir’ dan ‘Earlibrite’ pada kemarau panjang di Rancabali, dan untuk membuktikan pengaruh aplikasi berbagai dosis NAA terhadap perkembangan buah stroberi. Hasil-hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kondisi mikroklimat dataran rendah memicu produksi stolon, namun mempercepat inisiasi pembungaan dan pemasakan buah, yang menyebabkan penurunan bobot buah dibanding dataran tinggi. Produksi buah ‘Earlibrite’ lebih stabil dibanding ‘Mencir’. Dosis aplikasi 25 ppm NAA adalah dosis terbaik untuk memacu peningkatan bobot dan ukuran buah stroberi di dataran tinggi tropis. Hasil-hasil ini diharapkan berkontribusi dalam berbagai upaya memperdalam pemahaman tentang peran ketinggian tempat, pemilihan jenis, dan aplikasi hormon eksogen dalam pengembangan komoditas stroberi di dataran rendah.