Stabilitas Vitamin C dan Sifat Fisikokimia pada Minuman Effervescent dengan Variasi Suhu Pelarut dan Waktu Tunda Konsumsi

Abstract

Minuman effervescent merupakan minuman yang berbentuk suplemen yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan vitamin C. Namun, vitamin C (asam askorbat) bersifat tidak stabil dan berisiko terdegradasi oleh faktor lingkungan seperti suhu dan waktu. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh variasi suhu pelarut (4 oC, 25 oC, dan 45 oC) serta waktu tunda konsumsi terhadap stabilitas vitamin C dan sifat fisikokimianya. Sampel yang telah dilarutkan dianalisis kadar vitamin C-nya menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis pada berbagai interval waktu setelah pelarutan. Sifat fisikokimia yang dievaluasi meliputi pH, Total Padatan Terlarut (TPT), dan intensitas warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin C menurun secara signifikan seiring dengan peningkatan suhu pelarut dan lamanya waktu tunda. Tingkat degradasi tertinggi teramati pada kondisi suhu tertinggi, yang juga disertai perubahan pada nilai pH dan warna. Oleh karena itu, untuk memastikan perolehan kandungan yang optimal, minuman effervescent direkomendasikan untuk dikonsumsi segera setelah dilarutkan dan menggunakan suhu rendah.

Effervescent drinks are supplement beverages that are beneficial for fulfilling vitamin C needs. However, vitamin C (ascorbic acid) is unstable and at risk of degradation due to environmental factors such as temperature and time. This study aims to analyze the effect of variations in solvent temperature (4 °C, 25 °C, and 45 °C) and consumption delay time on the stability of vitamin C and its physicochemical properties The dissolved samples were analyzed for vitamin C content using the UV-Vis spectrophotometry method at various time intervals after dissolution. The physicochemical properties evaluated included pH, Total Dissolved Solids (TDS), and color intensity. The results showed that the vitamin C content decreased significantly with an increase in solvent temperature and the length of the delay time. The highest degradation rate was observed at the highest temperature condition, which was also accompanied by changes in pH and color values. Therefore, to ensure optimal content acquisition, effervescent drinks are recommended to be consumed immediately after dissolving and using low temperatures.