Hubungan Aktivitas Bermain Esports dengan Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik, Tingkat Kecukupan Gizi, dan Status Gizi pada Mahasiswa Non-Gizi IPB

Abstract

Esports, segmen kompetitif video game dengan tren yang terus meningkat, sering dikaitkan dengan gaya hidup sedentari dan pola makan kurang sehat. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan aktivitas bermain esports (durasi bemain dan tipe pemain) dengan pengetahuan gizi, aktivitas fisik, tingkat kecukupan gizi, dan status gizi pada mahasiswa non-Gizi IPB. Studi cross-sectional ini mengumpulkan data melalui kuesioner, pengukuran antropometri, dan wawancara pada 94 mahasiswa non-Gizi IPB berusia 18–27 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata durasi bermain adalah 3,65 ± 2,20 jam/hari, dan mayoritas (66%) adalah pemain casual. Sebagian besar subjek memiliki pengetahuan gizi yang kurang (73%), dengan aktivitas fisik tergolong sedang (59%). Mayoritas mengalami defisit asupan energi (80%), protein (79%), lemak (62%), karbohidrat (86%), dan cairan (66%). Status gizi sebagian besar subjek (56%) tergolong normal dengan rata-rata IMT sebesar 23,43 ± 5,06 kg/m2. Analisis statistik korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan signifikan positif lemah pada durasi bermain esports dengan usia (p = 0,007; r = 0,278) serta hubungan signifikan negatif sedang dengan skor pengetahuan gizi (p = 0,001; r = -0,328). Dengan uji beda Kruskal-Wallis, kecukupan cairan berbeda signifikan antar tipe pemain (p = 0,032), yakni pemain core memiliki asupan cairan lebih tinggi daripada casual.

Esports, a growing competitive video game segment, is often associated with sedentary lifestyles and unhealthy eating patterns (e.g., low physical activity, high fast food/energy drink consumption). This study aimed to analyze the relationships between esports activity (play duration and player type) and nutrition knowledge, physical activity, nutrient adequacy, and nutritional status. A cross-sectional study collected data via questionnaires, anthropometry, and interviews from 94 non-Nutrition IPB university students aged 18–27 years. Average esports play duration was 3.65 ± 2.20 hours/day; the majority (66%) were casual players. Most subjects had poor nutrition knowledge (73%) and moderate physical activity (59%). Deficits were prevalent in energy (80%), protein (79%), fat (62%), carbohydrate (86%), and fluid (66%) intake. Nutritional status was normal for 56% of subjects with the average of BMI is 23.43 ± 5.06 kg/m2. Pearson correlation revealed a weak positive association between play duration and age (p = 0.007; r = 0.278), and a moderate negative association with nutrition knowledge score (p = 0.001; r = -0.328). Kruskal-Wallis test showed significant fluid adequacy differences between player types (p = 0.032), with core players having higher fluid intake than casual players.