Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169415| Title: | Analisis Visual Temporal Lanskap Kolonial Kota Bogor berbasis Persepsi Masyarakat |
| Other Titles: | Visual-Temporal Analysis of Bogor's Colonial Landscape Based on Public Perception |
| Authors: | Fatimah, Indung Sitti Gunawan, Andi Adlina |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menetapkan
Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) untuk mendukung
pengembangan Kota Pusaka, yaitu kota yang memiliki kawasan cagar budaya atau
bangunan cagar budaya yang memiliki nilai penting bagi kota tersebut. P3KP
melaksanakan kegiatan penataan dan pelestarian pusaka sebagai strategi utama
dalam pembangunan kota, yang bertujuan untuk melestarikan dan menjaga
keberlanjutan kota. Kota Bogor merupakan salah satu kota pusaka yang masih
melestarikan kawasan-kawasan bersejarahnya. Pembangunan di Kota Bogor, atau
yang dulu dikenal dengan nama Buitenzorg, dimulai pada masa penjajahan
Belanda. Peninggalan dari pembangunan tersebut menjadikan Bogor kaya akan
warisan kolonial. Namun saat ini, Kota Bogor tengah berkembang menjadi kota
modern. Dampaknya, terjadi perubahan visual lanskap kolonial di Kota Bogor
akibat perubahan pada bangunan dan jalan-jalan yang ada. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui perubahan visual lanskap kolonial di Kota Bogor berdasarkan
persepsi masyarakat, terutama pada Jl. Pajajaran dan Pangrango. Hingga saat ini
belum ada penelitian yang secara khusus mengkaji perubahan visual pada lanskap
tersebut. Pengumpulan data dan inventarisasi dilakukan melalui studi literatur,
observasi lapangan, dan wawancara. Hasil inventarisasi kemudian diolah menjadi
video virtual yang merepresentasikan tiga periode waktu: 1946, 2013, dan 2025.
Analisis persepsi masyarakat terhadap perubahan visual lanskap dilakukan dengan
metode Semantic Differential (SD), sedangkan aspek kualitas visual lanskap
dianalisis menggunakan metode Semantic Beauty Estimation (SBE). Hasil analisis
menunjukkan bahwa berdasarkan aspek estetika, visual lanskap kedua jalan tidak
mengalami perubahan yang signifikan.
Penilaian terhadap aspek sejarah
menunjukkan bahwa terjadi penurunan terhadap visual lanskap kedua jalan
tersebut. Sedangkan, berdasarkan aspek ekologis visual lanskap Jl. Pajajaran
dipersepsikan mengalami penurunan, namun pada Jl. Pangrango dinilai stabil.
Melalui pemahaman terhadap persepsi masyarakat mengenai visual lanskap
kolonial di kedua jalan tersebut, diharapkan dapat mendukung perencanaan secara
tepat dan berkontribusi terhadap keberlanjutan Kota Bogor sebagai Kota Pusaka. The Ministry of Public Works and Public Housing has established the Heritage City Planning and Preservation Program to support the development of Heritage Cities, which are cities with cultural heritage areas or buildings that hold significant value for the city. The program carries out heritage planning and preservation activities as a key strategy in urban development, aiming to conserve and ensure the sustainability of these cities. Bogor is one of the heritage cities that continues to preserve its historical areas. The development of Bogor, formerly known as Buitenzorg, began during the colonial period. The remnants of that development make Bogor rich in colonial heritage. However, Bogor is currently evolving into a modern city. As a result, there has been a visual transformation of the colonial landscape in Bogor due to changes in buildings and roads. This research aims to understand the visual changes in Bogor's colonial landscape based on public perception, focusing particularly on Pajajaran and Pangrango Street. To date, there has been no research specifically addressing these visual transformations. Data collection and inventory were conducted through literature review, field observation, and interviews. The inventory results were then processed into virtual videos representing three time periods: 1946, 2013, and 2025. Public perception of the visual landscape changes was analyzed using the Semantic Differential (SD) method, while the visual quality of the landscape was evaluated using the Semantic Beauty Estimation (SBE) method. The analysis results indicate that, in terms of aesthetics, the visual landscape of both streets has not undergone significant changes. Assessment of the historical aspect shows a decline in the visual landscape of both streets. Meanwhile, from an ecological perspective, the visual landscape of Pajajaran Street is perceived to have deteriorated, whereas that of Pangrango Street is considered stable. Through an understanding of public perception of the colonial visual landscape along these two streets, the study is expected to support accurate planning and contribute to the sustainability of Bogor City as a Heritage City. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169415 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_A4501232018_a5523f0b7c3746d58c09db71d8c20f11.pdf | Cover | 2.33 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_A4501232018_37568a80ecc9407bae131cb3b07df016.pdf Restricted Access | Fulltext | 5.59 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_A4501232018_4d918b26de2c4f6b9addf86a9ee825f2.pdf Restricted Access | Lampiran | 1.45 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.