Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169411Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Sartiami, Dewi | - |
| dc.contributor.advisor | Nurmansyah, Ali | - |
| dc.contributor.author | Wasik, Muhammad Alimun | - |
| dc.date.accessioned | 2025-08-15T07:30:56Z | - |
| dc.date.available | 2025-08-15T07:30:56Z | - |
| dc.date.issued | 2025 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169411 | - |
| dc.description.abstract | Kutu putih Phenacoccus manihoti merupakan salah satu hama utama tanaman ubi kayu di Indonesia dan dapat menyebabkan kerusakan serius dan penurunan hasil panen. Pengendalian hayati menggunakan parasitoid Anagyrus lopezi telah terbukti efektif menekan populasi hama ini di berbagai negara termasuk Indonesia. Salah satu kendala dalam penerapan pengendalian hayati secara luas adalah ketersediaan parasitoid dalam jumlah besar dan teknik augmentasi yang efisien, terutama untuk lahan skala luas. Umumnya pelepasan parasitoid dilakukan secara manual, namun teknik ini membutuhkan waktu, tenaga kerja, dan biaya yang tinggi. Teknik pelepasan menggunakan teknologi drone menjadi solusi potensial untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi augmentasi di lahan, terutama dalam mendukung konsep pertanian cerdas dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mengkaji teknik produksi massal A. lopezi di laboratorium untuk menentukan jumlah stek ubi kayu optimal dalam kurungan, serta menghitung estimasi biaya produksi massal parasitoid. Selain itu, penelitian ini juga mengevaluasi keefektifan augmentasi A. lopezi di pertanaman ubi kayu menggunakan dua teknik pelepasan yaitu drone dan manual, serta menganalisis aspek efisiensi biaya dan waktu kedua teknik tersebut. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, serta di lahan pertanaman ubi kayu di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Percobaan di lahan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan yaitu kontrol tanpa pelepasan, pelepasan menggunakan drone, dan pelepasan secara manual, masing-masing diulang lima kali. Varietas ubi kayu yang ditanam di lahan percobaan adalah Manggu yang berumur 4-6 bulan dengan jarak tanam 100 x 80 cm. Hasil kajian produksi massal parasitoid di laboratorium menunjukkan bahwa penggunaan 9 stek ubi kayu per kurungan memberikan hasil terbaik, menghasilkan rata-rata 742,2 ± 12,21 mumi kutu putih dengan estimasi biaya produksi Rp48.425,- per kurungan atau sekitar Rp65,- per mumi. Peningkatan jumlah stek menjadi 12 justru menurunkan produksi mumi akibat terjadinya kompetisi intraspesifik antar parasitoid dalam kurungan. Nisbah kelamin keturunan parasitoid hasil produksi massal didominasi oleh betina, yaitu sebesar 68,91%, yang sangat menguntungkan untuk augmentasi di lahan karena parasitoid betina berperan penting dalam parasitisasi inang. Augmentasi parasitoid A. lopezi melalui teknik pelepasan menggunakan drone menghasilkan tingkat parasitisasi sebesar 47,18 ± 0,92%, setara dengan pelepasan secara manual sebesar 46,87 ± 1,04%, dan keduanya menunjukkan peningkatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kontrol yang hanya mencapai 16,11 ± 0,59%. Dengan demikian, kedua teknik pelepasan tersebut memiliki keefektifan yang setara dalam pengendalian hayati P. manihoti di pertanaman ubi kayu. Dari sisi efisiensi, penggunaan drone secara operasional delapan kali lebih cepat dibandingkan pelepasan secara manual, dengan waktu pelaksanaan hanya 25 menit per hektar, sedangkan manual membutuhkan waktu selama 200 menit atau 3 jam 20 menit per hektar. Berdasarkan efisiensi biaya, teknik pelepasan menggunakan drone memerlukan biaya yang lebih tinggi, yaitu sebesar Rp1.300.000,- per hektar, dibandingkan dengan pelepasan secara manual sebesar Rp1.000.000,- per hektar. Meskipun biaya awal pelepasan menggunakan drone lebih tinggi, pendekatan ini berpotensi lebih ekonomis pada aplikasi skala luas karena tidak memerlukan tambahan tenaga kerja. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa teknik produksi massal di laboratorium dapat dioptimalkan melalui pengaturan jumlah stek ubi kayu per kurungan, sehingga diperoleh biaya produksi yang efisien dan terjangkau. Sementara itu, teknik augmentasi menggunakan drone dan manual memiliki keefektifan yang sama dalam meningkatkan parasitisasi A. lopezi terhadap P. manihoti. Penggunaan drone lebih unggul dari segi efisiensi waktu, namun memerlukan biaya lebih tinggi, sehingga pemilihan teknik pelepasan disarankan disesuaikan dengan skala lahan, ketersediaan tenaga kerja, dan anggaran. Temuan ini menjadi dasar penting dalam pengembangan strategi pengendalian hayati hama P. manihoti di Indonesia yang efektif, efisien, dan berkelanjutan, serta membuka peluang penerapan teknologi drone dalam program augmentasi parasitoid di berbagai wilayah sentra produksi ubi kayu. | - |
| dc.description.sponsorship | null | - |
| dc.language.iso | id | - |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Potensi Pengendalian Kutu Putih Phenacoccus manihoti dengan Parasitoid Anagyrus lopezi Menggunakan Drone pada Pertanaman Ubi Kayu | id |
| dc.title.alternative | null | - |
| dc.type | Tesis | - |
| dc.subject.keyword | pengendalian hayati | id |
| dc.subject.keyword | kapsul parasitoid | id |
| dc.subject.keyword | pelepasan massal | id |
| dc.subject.keyword | produksi massal | id |
| dc.subject.keyword | teknologi pertanian | id |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_A3503231019_c4aaa0a821be4ea3a012d3243ec6fd8f.pdf | Cover | 529.26 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_A3503231019_930167e528124947be76a56798bd49cb.pdf Restricted Access | Fulltext | 1.33 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_A3503231019_d37445c831fc4d6a90f951b9d9353b01.pdf Restricted Access | Lampiran | 920.65 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.