Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169389
Title: Analisis Ketahanan Pangan dan Intervensi Perubahan Perilaku Makan untuk Peningkatan Kapasitas Gizi Remaja Putri di Dataran Tinggi dan Pesisir
Other Titles: Food Security Analysis and eating behavior change intervention to improve the nutritional capacity of adolescent girls in highland and coastal areas
Authors: Setiawan, Budi
Tanziha, Ikeu
Martianto, Drajat
Herdiansyah, Dadang
Issue Date: 2025
Publisher: IPB University
Abstract: Peranan ketahanan pangan rumah tangga terhadap status gizi remaja putri secara tidak langsung memengaruhi kondisi gizi mereka, yang dapat berujung pada masalah malnutrisi seperti kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia. Masalah anemia dan KEK pada remaja putri disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya asupan pangan yang berasal dari kondisi ketahanan pangan yang tidak stabil. Ketahanan pangan ini dipengaruhi oleh keragaman pangan yang dikonsumsi serta bagaimana rumah tangga mengalokasikan pengeluaran untuk kebutuhan pangan sehari-hari. Penelitian dilakukan di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, dengan membandingkan dua wilayah geografis yang berbeda, yaitu dataran tinggi (Kecamatan Cigedug) dan pesisir (Kecamatan Caringin). Penelitian terdiri atas dua tahap: tahap pendahuluan dengan desain cross-sectional dan tahap intervensi menggunakan desain one group pre- and post-test without control. Sampel pada tahap awal adalah 300 remaja putri usia 15–19 tahun yang diambil secara purposive. Tahap intervensi melibatkan 48 remaja putri dengan anemia, KEK, dan pengetahuan gizi rendah, yang dipilih dari hasil skrining. Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner, engukuran antropometri dan hemoglobin, serta asesmen pengetahuan, sikap, dan perilaku makan. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat, dan uji beda menggunakan Mann-Whitney dan paired t-test. Hasil tahap pendahuluan menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga mengalami kerawanan pangan ringan (45%), dengan proporsi ketahanan pangan lebih tinggi di pesisir (27,7%) dibanding dataran tinggi (14,7%), perbedaan signifikan (p<0,05). Prevalensi berat badan kurang lebih tinggi di pesisir (27,7%) dan berat badan lebih banyak di dataran tinggi (11,7%). Prevalensi KEK cukup tinggi di kedua wilayah (dataran tinggi 53,4%, pesisir 57,4%) tanpa perbedaan signifikan, namun anemia lebih banyak di pesisir (45,8%) dibanding dataran tinggi (31,3%), dengan kadar Hb berbeda signifikan (p<0,05). Asupan energi, protein, dan zat besi juga signifikan lebih tinggi di dataran tinggi (p<0,05), sedangkan keragaman pangan, pengeluaran pangan, dan personal hygiene tidak berbeda signifikan. Perubahan perilaku remaja putri melalui pendekatan Transtheoretical Model (TTM) berlangsung bertahap dari prakontemplasi hingga aksi. Pada tahap prakontemplasi, pengetahuan gizi meningkat signifikan di dataran tinggi (dari 44,17 menjadi 50,15; p<0,001) dan pesisir (dari 41,91 menjadi 48,22; p=0,004). Kontemplasi ditandai dengan peningkatan persepsi risiko dan manfaat pola makan sehat (kenaikan skor manfaat: pesisir ?=1,14; p=0,047 dan dataran tinggi ?=1,00; p=0,018), serta meningkatnya efikasi diri dan isyarat bertindak. Pada tahap persiapan, remaja mulai menetapkan target perilaku seperti sarapan, konsumsi buah-sayur, dan membawa bekal. Tahap aksi memperlihatkan peningkatan status gizi, dengan kenaikan signifikan IMT di dataran tinggi (?=0,78; p<0,001) dan pesisir (?=0,81; p<0,001), serta LiLA masing-masing ?=0,32 cm dan ?=0,37 cm (p<0,001). Proporsi remaja dengan status gizi underweight menurun dari 33,3% menjadi 14,6% di dataran tinggi (p = 0,243) dan dari 25,0% menjadi 16,7% di pesisir (p = 0,814). Status gizi normal meningkat dari 60,4% menjadi 77,1% di dataran tinggi dan dari 66,7% menjadi 75,0% di pesisir, namun perubahannya tidak signifikan (p > 0,05). Perubahan status gizi overweight relatif kecil. Asupan energi di dataran tinggi meningkat 251 kkal (p=0,014), disertai penurunan konsumsi minuman manis (?=-1,00; p<0,001) dan makanan olahan (?=2,00; p<0,001). Konsumsi karbohidrat membaik di kedua wilayah, terutama di dataran tinggi (p<0,001), serta perbaikan sarapan dan perilaku membawa bekal. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa intervensi berbasis Transtheoretical Model (TTM) berhasil mendorong perubahan perilaku gizi remaja putri secara bertahap, mulai dari peningkatan pengetahuan gizi, persepsi risiko dan manfaat, hingga penerapan perilaku makan sehat. Di tahap aksi, perubahan nyata terlihat melalui peningkatan status gizi (IMT dan LiLA), perbaikan asupan energi, serta penurunan konsumsi makanan olahan dan minuman manis. Pola makan sehat seperti sarapan, konsumsi sayur, dan membawa bekal mulai iterapkan, meski efek jangka panjang masih memerlukan pendampingan. Dampak intervensi lebih kuat pada kualitas konsumsi dibanding kuantitas, dengan tantangan utama berupa pengaruh lingkungan, akses pangan sehat, dan konsistensi perilaku. Oleh karena itu, strategi edukasi perlu diintegrasikan dengan regulasi sekolah tentang jajanan sehat, pelibatan aktif guru dan orang tua, serta dukungan lingkungan sosial. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengevaluasi asupan secara kuantitatif dan menyesuaikan pendekatan dengan karakteristik wilayah masing-masing, guna memperkuat dampak intervensi secara berkelanjutan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169389
Appears in Collections:DT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover_Dadang Herdiansyah_I1601202008.pdfCover605.45 kBAdobe PDFView/Open
Disertasi_Dadang Herdiansyah_I1601202008_250823_053225.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.74 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_Dadang Herdiansyah_I1601202008.pdf
  Restricted Access
Lampiran434.97 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.