Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169330| Title: | Strategi Komunikasi Pengembangan Kelompok Pembudidaya Lebah Trigona di Kabupaten Belitung Timur |
| Other Titles: | Communication Strategy for the Development of Trigona Bee Farmers in East Belitung Regency |
| Authors: | Saleh, Amiruddin Matindas, Krishnarini Guspian, Ipan |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Hutan merupakan kekayaan alam yang sangat penting dan memiliki manfaat bagi kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat langsung akibat keberadaan hutan di antaranya kayu, hasil hutan bukan kayu, dan satwa yang hidup dalam lingkungan hutan. Komoditas hasil hutan bukan kayu sangat umum dimanfaatkan oleh masyarakat adalah madu. Jenis lebah penghasil madu yang mulai dibudidayakan adalah Lebah Trigona yang tidak memiliki sengat. Pengembangan budidaya Lebah Trigona dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, yang dinaungi oleh Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Madu Teran Belitong Timur (MPIG MTBT), berdasarkan Surat Keputusan Bupati Belitung Timur Nomor 188.45-390 Tahun 2022. Pengembangan budidaya Lebah Trigona di Kabupaten Belitung Timur sebagai sebuah inovasi, dikomunikasikan dengan pendekatan partisipasi untuk menuju keberdayaan. Penelitian tentang partisipasi dan keberdayaan dalam program pemberdayaan oleh pemerintah dianggap penting, karena menyasar masyarakat di wilayah pemerintahannya. Keberdayaan kelompok pembudidaya akan tercapai jika pengembangan budidaya Lebah Trigona dilakukan secara bersama dan seluruh pembudidaya dapat berpartisipasi secara penuh. Proses mencapai tujuan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik melalui proses komunikasi pembangunan partisipatif yang efektif. Pentingnya partisipasi dalam pengembangan kelompok pembudidaya Lebah Trigona mendorong perumusan strategi komunikasi partisipatif untuk mencapai keberdayaan anggota kelompok.
Tujuan penelitian adalah (1) Menganalisis karakteristik individu, kredibilitas sumber, kualitas informasi, saluran komunikasi, konteks komunikasi, komunikasi partisipasi dan keberdayaan anggota kelompok pembudidaya Lebah Trigona di Kabupaten Belitung Timur. (2) Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan komunikasi partisipasi dan keberdayaan anggota kelompok pembudidaya Lebah Trigona di Kabupaten Belitung Timur. (3) Merumuskan strategi komunikasi dalam pengembangan anggota kelompok pembudidaya Lebah Trigona di Kabupaten Belitung Timur.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada kelompok pembudidaya Lebah Trigona yang tergabung dalam MPIG MTBT dengan melibatkan 135 responden dan 10 informan kunci. Pengolahan data menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensia, didukung data kualitatif. Analisis statistik inferensia menggunakan analisis pengaruh nyata antara peubah bebas terhadap peubah terikat, dilakukan melalui pemodelan Structural Equation Modelling (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi partisipasi pembudidaya Lebah Trigona di Kabupaten Belitung Timur masih tergolong rendah yang direpresentasikan dengan tingkat komunikasi partisipasi pasif dan informatif yang masih dalam kategori sangat tinggi. Intensitas keterlibatan pembudidaya dalam pengembangan kelompoknya hanya terbatas pada pelaksanaan program yang telah disusun oleh pihak luar kelompok, sedangkan dalam aspek perencanaan, monitoring dan evaluasi, serta pemanfaatan hasil, pembudidaya belum berpartisipasi secara penuh. Pembudidaya masih belum berdaya dalam semua aspek pada indikator keberdayaan, yaitu mengakses informasi, mengambil keputusan, memanfaatkan koloni Lebah Trigona, meningkatkan tambahan pendapatan, dan mengakses pasar hasil produksi.
Komunikasi partisipasi pembudidaya Lebah Trigona di Kabupaten Belitung Timur dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1) karakteristik individu yaitu tingkat pendidikan, 2) kredibilitas sumber komunikasi yaitu kompetensi, 3) kualitas informasi yaitu kelengkapan, 4) saluran komunikasi yaitu interpersonal, dan 5) konteks komunikasi yaitu dukungan kebijakan pemerintah dan ketersediaan sarana komunikasi. Keberdayaan pembudidaya Lebah Trigona di Kabupaten Belitung Timur secara langsung dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1) konteks komunikasi yaitu dukungan kebijakan pemerintah dan ketersediaan sarana komunikasi, dan 2) komunikasi partisipasi yaitu komunikasi partisipasi pasif dan komunikasi partisipasi informatif. Keberdayaan pembudidaya Lebah Trigona di Kabupaten Belitung Timur secara tidak langsung dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1) karakteristik individu yaitu tingkat pendidikan, 2) kredibilitas sumber komunikasi yaitu kompetensi, 3) kualitas informasi yaitu kelengkapan, dan 4) saluran komunikasi yaitu interpersonal.
Berdasarkan matriks IE dari hasil analisis SWOT, strategi komunikasi pengembangan kelompok pembudidaya berada pada sel I, sehingga strategi yang disusun berkarakter tumbuh dan membangun (grow and build) berupa strategi infensif, diversifikasi, dan integratif. Adapun rumusan strategi komunikasi pengembangan kelompok pembudidaya Lebah Trigona di Kabupaten Belitung Timur berdasarkan urutan prioritas, yaitu: 1) membangun koneksi multipihak, 2) memberikan bantuan informasi, 3) mengoptimalkan penggunaan berbagai media komunikasi, 4) melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi pembudidaya, 5) melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas pembudidaya, 6) melaksanakan kegiatan pendampingan secara berkala, 7) melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi pendamping. Forests are a vital natural resource that provide significant benefits to life, both directly and indirectly. Direct benefits from the presence of forests include timber, non-timber forest products, and wildlife living in forest environments. Non-timber forest products commonly utilized by communities include honey. The type of bee producing honey that has begun to be cultivated is the stingless Trigona bee. The development of Trigona bee farming is carried out by the East Belitung Regency Government, under the auspices of the Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Madu Teran Belitong Timur (MPIG MTBT), based on the Regent of Belitung Timur's Decision Letter No. 188.45-390 of 2022. The development of Trigona bee farming in Belitung Timur Regency as an innovation is communicated through a participatory approach toward empowerment. Research on participation and empowerment in government empowerment programs is considered important, as it targets communities within the government's jurisdiction. The empowerment of beekeeping groups will be achieved if the development of Trigona bee farming is carried out collectively, and all beekeepers can participate fully. The process of achieving this goal can be effectively implemented through the development communication process. The importance of participation in the development of Trigona bee farming groups has led to the formulation of participatory communication strategies to empower group members. The objectives of this study are (1) to analyze the characteristics of individuals, source credibility, information quality, communication channels, communication context, participatory communication, and the empowerment of Trigona bee farmers in East Belitung Regency. (2) to analyze the factors related to participatory communication and the empowerment of Trigona bee farmers in East Belitung Regency. (3) To formulate communication strategies for the development of Trigona bee farming group members in East Belitung District. The research was conducted in East Belitung Regency, Bangka Belitung Islands Province, among Trigona bee farmers who are members of MPIG MTBT, involving 135 respondents and 10 key informants. Data processing used descriptive and inferential statistical analysis, supported by qualitative data. Inferential statistical analysis used analysis of the real influence of independent variables on dependent variables, conducted through Structural Equation Modeling (SEM). The results of the study indicate that communication participation among Trigona bee farmers in East Belitung Regency is still relatively low, as represented by passive and informative communication participation levels that are still very high. The intensity of beekeepers' involvement in the development of their group is limited to the implementation of programs designed by external parties, while in terms of planning, monitoring, evaluation, and utilization of results, beekeepers have not yet participated fully. Beekeepers are still not empowered in all aspects of the empowerment indicators, namely accessing information, making decisions, utilizing Trigona bee colonies, increasing additional income, and accessing markets for production outputs. Communication among Trigona bee farmers in East Belitung Regency is influenced by the following factors: 1) individual characteristics, namely educational level; 2) credibility of communication sources, namely competence; 3) quality of information, namely completeness; 4) communication channels, namely interpersonal; and 5) communication context, namely government policy support and availability of communication facilities. The empowerment of Trigona bee farmers in East Belitung Regency is directly influenced by the following factors: 1) communication context, namely government policy support and availability of communication facilities, and 2) participatory communication, namely passive participatory communication and informative participatory communication. The empowerment of Trigona bee farmers in East Belitung Regency is indirectly influenced by the following factors: 1) individual characteristics, namely educational level, 2) credibility of communication sources, namely competence, 3) information quality, namely completeness, and 4) communication channels, namely interpersonal communication. Based on the IE matrix from the SWOT analysis results, the communication strategy for the development of the beekeeping group is in cell I, so the strategy formulated is characterized by growth and development (grow and build) in the form of offensive, diversification, and integrative strategies. The communication strategy for the development of the Trigona beekeeping group in East Belitung Regency, based on priority order, is as follows: 1) building multi-stakeholder connections, 2) providing information assistance, 3) optimizing the use of various communication media, 4) conducting activities to enhance beekeepers' competencies, 5) conducting activities to enhance beekeepers' capacities, 6) conducting regular mentoring activities, 7) conducting activities to enhance mentors' competencies. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169330 |
| Appears in Collections: | MT - Human Ecology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_I3502211003_d9fe6c5fb7c34595b7eb72f82f0f934f.pdf | Cover | 467.88 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_I3502211003_cac89617f3b24a1aa978fb8c0b0a14c6.pdf Restricted Access | Fulltext | 1.55 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_I3502211003_2740a10b0d61474ebbf332725737177d.pdf Restricted Access | Lampiran | 643.53 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.