Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169296| Title: | Perempuan Penenun: Dinamika Pelestarian Kain Tenun Tradisional Bira |
| Other Titles: | Women Weavers: The Dynamics of Preserving Bira's Traditional Woven Fabrics |
| Authors: | Wahyuni, Ekawati Sri Sjaf, Sofyan Ramadhani, Annisa |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Penelitian ini dilatarbelakangi oleh memudarnya tradisi menenun di kalangan perempuan Desa Bira, Kabupaten Bulukumba, yang selama berabad-abad menjadi salah satu lokasi produksi kain tenun tradisional di Sulawesi Selatan. Aktivitas menenun tidak hanya berfungsi sebagai sumber penghidupan, tetapi juga sebagai identitas budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Namun, perkembangan modernisasi, perubahan pola hidup, serta berkurangnya minat generasi muda telah mengancam keberlanjutan tradisi ini. Fenomena tersebut menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya pengetahuan teknis, nilai simbolik, dan habitus budaya yang terkait dengan kain tenun tradisional Bira. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi dan mengalisis dinamika perempuan penenun dengan melakukan periodisasi dan eksistensi kain tenun tradisional Bira di masyarakat Desa Bira; (2) menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan eksistensi menenun; dan (3) mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi eksistensi kain tenun tradisional Bira. Untuk menjawab ketiga tujuan tersebut, Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed methods. Tujuan pertama dianalisis dengan pendekatan kualitatif dan tujuan kedua dan ketiga dianalisis dengan pendekatan mix methods.Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam terhadap empat informan kunci, penyebaran angket kepada masyarakat, serta pelaksanaan diskusi kelompok terfokus (FGD) yang berlangsung di Desa Bira, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Kerangka analisis dalam penelitian ini merujuk pada teori praktik sosial Pierre Bourdieu, yang mencakup konsep habitus, modal (ekonomi, kultural, sosial, dan simbolik), arena, serta strategi sebagai bentuk agensi individu dalam memanfaatkan habitus dan modal untuk mempertahankan posisi dalam medan sosial. Hasil kualitatif menunjukkan bahwa kegiatan menenun merupakan bagian dari kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun, serta telah membentuk identitas kultural perempuan Bira. Meskipun mengalami tekanan akibat melemahnya habitus, terbatasnya modal ekonomi, sosial, dan kultural, serta pergeseran arena praktik, para penenun tetap mengembangkan strategi adaptif. Mereka memanfaatkan modal simbolik yang dimiliki dan melakukan berbagai penyesuaian, seperti menyesuaikan motif dengan selera pasar, menggunakan bahan baku yang lebih terjangkau, serta mengadopsi alat produksi berbasis mesin untuk tetap relevan di tengah perubahan zaman. Praktik pelestarian tenun yang dijalankan oleh perempuan Bira dipengaruhi oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi orma dan pengetahuan sedangkan faktor Eksternal meliputi regulasi dan teknologi. Eksistensi kain tenun tradisional Bira juga di pengaruhi oleh faktor Internal dan eksternal. Faktor meliputi keberadaan, identitas dan simbolisme, dan relevansi sedangkan faktor eksternal lebih mengarah pada pengakuan sosial dan ilai ekonomi. Hasil Penelitian kuantitatif dari uji regresi berganda menunjukkan bahwa faktor internal berpengaruh signifikan terhadap eksistensi kain tenun (B=0,097; p=0,044), sedangkan faktor eksternal tidak signifikan (B=0,102; p=0,302). Hal ini menunjukkan bahwa keberlanjutan kain tenun Bira lebih dipengaruhi oleh kekuatan internal seperti keterampilan, nilai budaya, identitas, dan relevansi, daripada faktor eksternal seperti regulasi, pengakuan sosial, atau dukungan pasar. Temuan ini sejalan dengan hasil kualitatif, di mana kekuatan habitus dan modal kultural penenun menjadi kunci bertahannya tradisi menenun. Dengan demikian, pelestarian kain tenun Bira memerlukan strategi yang memprioritaskan penguatan faktor internal, seperti regenerasi penenun muda, revitalisasi nilai budaya, dan peningkatan keterampilan teknis. Dukungan eksternal tetap penting, namun harus diarahkan pada intervensi yang selaras dengan kebutuhan komunitas, misalnya melalui pemasaran berbasis identitas budaya, pembaruan alat produksi, dan program pelatihan yang terintegrasi dengan tradisi lokal. Pendekatan ini diharapkan mampu menjaga keberlanjutan kain tenun Bira di tengah arus modernisasi. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169296 |
| Appears in Collections: | MT - Human Ecology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_I3503211005_058e1e9be4ec4950bd35d898f2286dce.pdf | Cover | 2.34 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_I3503211005_8a9f041190f04587832db9390be3d6c2.pdf Restricted Access | Fulltext | 5.13 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_I3503211005_cb3f19eff6d44a9bbc690590f564df5e.pdf Restricted Access | Lampiran | 1.36 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.