Strategi Manajemen Jasa Lanskap Kebun Kelompok Wanita Tani untuk Agroeduwisata Lebah Tanpa Sengat di Kota Bogor

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk di Kota Bogor berdampak pada berkurangnya jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang memberikan jasa lanskap di wilayah Kota. Penyempitan RTH menyebabkan berbagai dampak negatif. Diperlukan peningkatan jasa lanskap dengan mengalokasikan ruang yang didominasi oleh pepohonan dan sistem kebun campuran. Salah satu lanskap RTH eksisting yang menerapkan sistem kebun campuran di Kota Bogor adalah kebun Kelompok Wanita Tani (KWT). Kebun KWT terdiri dari berbagai tanaman (horizontal dan vertikal) serta terintegrasi Lebah Tanpa Sengat (LTS). LTS spesies Trigona laeviceps memegang peran penting dalam mendukung jasa lanskap. Lanskap kebun KWT yang mengintegrasikan pertanian dengan peternakan menjadi daya tarik wisata edukasi. Oleh karena itu, diperlukan strategi manajemen jasa lanskap pengembangan kebun agroeduwisata LTS di Kota Bogor. Berdasarkan potensi dan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis karakter dan pengelolaan; (2) menganalisis jasa lanskap dan (3) potensi lanskap kebun KWT; (4) menganalisis persepsi dan preferensi; serta (5) menyusun rekomendasi berupa strategi manajemen jasa lanskap kebun KWT untuk agroeduwisata LTS di Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan di enam kebun KWT di Kecamatan Kota Bogor. Analisis karakter dan pengelolaan kebun KWT, jasa lanskap, potensi lanskap, serta persepsi dan preferensi pengelola KWT dilakukan dengan metode inventarisasi, wawancara, dan pengisian kuesioner kepada pengelola KWT. Rekomendasi strategi manajemen jasa lanskap untuk pengembangan kebun agroeduwisata LTS dirumuskan dengan menggunakan analisis SWOT Hasil dari penelitian ini menunjukkan karakter lanskap kebun KWT berupa kebun campuran dengan struktur multistrata yang didominasi oleh tanaman sayur dan strata I. Kebun dikelola secara organik dengan pola pengelolaan intensif oleh anggota KWT. Sebanyak 3 dari 6 kebun KWT yang diteliti telah membudidayakan LTS spesies Trigona laeviceps. Kebun KWT memberikan jasa lanskap berupa H’ rentang nilai 0,62-4,01; E rentang nilai 0,16-0,86; karbon tersimpan rentang 2,65-61,31 ton/ha; penyerapan karbon rentang 0,29-4,67 ton/ha/tahun; tingkat kenyamanan dengan rentang THI 25,33-26,17; dan berpotensi menampung air hujan dengan nilai avoided runoff rentang 192,24-3.832,43 l dan nilai rainfall intercepted rentang 3.409,91 – 67.974,51 l. Kebun KWT berpotensi untuk dikembangkan menjadi agroeduwisata LTS dengan aspek aksesibilitas, fasilitas, dan atraksi dasar yang mendukung sebagai agroeduwisata. Sebagian besar anggota KWT memiliki persepsi dan preferensi yang positif terhadap konsep agroeduwisata LTS. Strategi manajemen jasa lanskap untuk pengembangan kebun agroeduwisata LTS di Kota Bogor dengan prioritas paling tinggi adalah pengembangan program agroeduwisata terstruktur yang memanfaatkan keunggulan KWT untuk menjangkau target pengunjung segmen akademik dan masyarakat umum.