Dinamika Kredit Perbankan Terhadap Guncangan Makroekonomi: Analisis Sensitivitas pada Sektor-Sektor Prioritas di Indonesia

Abstract

Pertumbuhan ekonomi sebagai target pembangunan pemerintah saat ini erat kaitannya dengan sektor keuangan. Namun, penyaluran kredit memiliki karakteristik yang berbeda dalam kaitannya dengan sektor-sektor perekonomian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika kredit perbankan di Indonesia pada sektor prioritas dengan menggunakan data bulanan dari Januari 2020-Desember 2024. Penelitian ini menggunakan model Vector Error Correction Model (VECM) untuk melihat Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan kausalitas antara kredit dan variabel makroekonomi. Kredit secara agregat maupun mayoritas sektor merespons positif terhadap guncangan PDB dan merespons negatif terhadap guncangan jumlah uang beredar, nilai tukar, dan suku bunga. Adapun guncangan inflasi menunjukkan respons dualisme. Sektor Pertanian dan Industri Pengolahan sangat sensitif terhadap guncangan nilai tukar. Sementara sektor Perdagangan, Pertambangan, dan Konstruksi sensitif terhadap guncangan PDB. Sehingga nilai tukar dan PDB menjadi paling dominan dalam mempengaruhi penyaluran kredit.

Economic growth as a current development target of the government is closely linked to the financial sector. However, credit distribution exhibits different characteristics of the economy. This study aims to analyze the dynamics of banking credit in Indonesia to priority sectors using monthly data from January 2020 to December 2024. This research utilizes the Vector Error Correction Model (VECM) to examine the Impulse Response Function (IRF) and Variance Decomposition (VD). The research findings indicate that a causal relationship exists between banking credit and the macroeconomy. Credit, both in aggregate and across the majority of sectors, responds positively to GDP shocks. Conversely, shocks in the money supply, exchange rate, and interest rates are met with a negative response. The Agriculture and Manufacturing Industry sectors are highly sensitive to exchange rate shocks. Meanwhile, the Trade, Mining, and Construction sectors are sensitive to GDP shocks. Consequently, the exchange rate and GDP are the most dominant variables in influencing credit distribution.