Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169080| Title: | Kajian Dampak Pengelolaan Lahan terhadap Cadangan Karbon pada Perkebunan Kelapa Sawit |
| Other Titles: | Land Management Impact Assesment on Carbon Stock in Oil Palm Plantations |
| Authors: | Anwar, Syaiful Suwardi Marwanto, Setiari Ariani, Ratri |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Kelapa sawit (Elaesis guineensis Jacq.) merupakan tanaman perkebunan utama di Indonesia dengan proyeksi luas areal mencapai 17 juta hektar pada tahun 2025, dimana 41,44% diantaranya dikelola sebagai perkebunan rakyat. Namun demikian, peningkatan produksi kelapa sawit nasional lebih didominasi oleh ek-spansi luas panen dibandingkan dengan peningkatan produktivitas lahan, fenom-ena yang berimplikasi pada ancaman terhadap kelestarian lingkungan dan pen-ingkatan emisi gas rumah kaca. Kondisi tersebut mengindikasikan pentingnya pengembangan sistem pengelolaan yang lebih efektif guna mengoptimalkan produktivitas dengan tetap mempertahankan keberlanjutan lingkungan. Sistem pengelolaan lahan best management practices (BMP) yang dikem-bangkan oleh International Plant Nutrition Institute (IPNI) menawarkan alter-natif pengelolaan melalui pendekatan holistik yang berlandaskan prinsip 4R (right source, right rate, right time, right place). Pengelolaan BMP menginte-grasikan analisis tanah, analisis daun, kondisi iklim, dan karakteristik lahan un-tuk menghasilkan rekomendasi pemupukan yang bersifat presisi dan spesifik lo-kasi, berbeda secara fundamental dengan pengelolaan yang dilakukan secara konvensional oleh petani (REF) yang cenderung bersifat generik dan seragam. Lebih lanjut, implementasi BMP mencakup pengelolaan residu organik berupa pelepah, tandan buah kosong, dan limbah pabrik kelapa sawit (POME) yang ber-potensi meningkatkan kandungan karbon organik tanah. Potensi kelapa sawit dalam menyimpan cadangan karbon (carbon stock) pada biomassa tanaman, nekromassa, dan dalam tanah dapat dilakukan melalui optimalisasi konsentrasi nutrisi pada batang dan tajuk utama serta pengelolaan residu organik yang tepat. Sistem BMP dapat meningkatkan cadangan karbon sebagai upaya mitigasi perubahan iklim. Hal ini menjadi semakin penting meng-ingat degradasi lahan yang terjadi seiring bertambahnya umur perkebunan kelapa sawit dapat menurunkan kandungan karbon organik tanah, yang berdampak pada penurunan kesuburan tanah, biodiversitas, dan kemampuan penyimpanan karbon. Penurunan karbon organik tanah tidak hanya mempengaruhi aspek kimia, tetapi juga sifat fisik dan biologis tanah, yang pada akhirnya mengancam keberlanjutan produktivitas lahan. Oleh karena itu, penerapan sistem pengelolaan hara yang tepat seperti BMP menjadi sangat penting untuk mempertahankan dan mening-katkan kandungan karbon organik tanah, yang akan mendukung keberlanjutan produktivitas dan fungsi ekologis perkebunan kelapa sawit. Tujuan dari penelitian adalah membandingkan pengelolaan BMP dan REF serta menilai peru-bahan cadangan karbon biomassa, nekromassa dan Tanah di Perkebunan kelapa sawit pada penglolaan yang berbeda (BMP dan REF). Selain itu juga untuk mengkaji dam-pak pengelolaan lahan yang berbeda (BMP dan REF) pada biomassa, nekromassa dan Tanah di Perkebunan kelapa sawit di lokasi penelitian dan melihat pengaruh sifat fisik dan kimia tanah terdapat cadangan karbon di lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada lahan perkebunan kelapa sawit rakyat di dua Lokasi. Lokasi pertama di Desa Tandun, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau (100°40'50.740" BT, 0°35'4.980" LU), dengan jenis tanah Typic Hapludults. Lokasi kedua di Desa Pangkalan Dewa, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah (111°48'53" BT, 2°29'11" LS) dengan jenis tanah Typic Kandiudults. Penelitian mem-bandingkan dua pengelolaan; yaitu pengelolaan konvensional oleh petani (REF), dan best management practices (BMP) berdasarkan International Plant Nutri-tion Institute (IPNI). Perbedaan utama pengelolaan keduanya adalah (1) per-siapan lahan, (2) dosis dan jenis pemupukan, (3) penempatan pupuk, (4) kegiatan pemanenan, (5) penempatan pelepah kering. Penetapan blok dan plot kebun dilakukan secara purposive sampling yang mewakili kondisi umum mas-ing-masing lokasi. Di Provinsi Riau (RI) dan Kalimantan Tengah (KT) berturut-turut ditetapkan 7 dan 6 blok kebun, dimana pada masing-masing blok terdapat satu plot REFdan satu plot BMP. Secara keseluruhan terdapat 26 plot pengama-tan dengan ukuran 24 m × 16 m yang melingkup 12 pohon kelapa sawit. Umur tanaman kelapa sawit di awal penelitian berkisar dari 11 hingga 19 tahun. Penelitian ini dimulai pada Mei 2019 dan dilakukan pengamatan lapang beru-lang setiap tahun. Penetapan cadangan karbon dilakukan di awal (tahun ke-1) dan setelah empat tahun (tahun ke-4) pemberlakuan pengelolaan REF dan BMP.Analisa sifat fisik dan kimia tanah dilakukan di laboratorium terpadu Balai Perakitan dan Pengujian Tanah dan Pupuk. Data sifat fisika dan kimia tanah ser-ta cadangan karbon yang diperoleh dianalisa secara statistik dengan menggunakan regresi sederhana untuk melihat pengaruh sifat fisik dan kimia tanah terhadap cadangan karbon tanah pada kedua lokasi serta mengetahui tingat signifikansinya pada a = 5% menggunakan software SPSS 25. Hasil menunjukkan bahwa BMP memiliki cadangan karbon yang lebih tinggi pada biomassa dan karbon tanah dibandingkan dengan REF. Sebaliknya terjadi pada nekromassa. Namun, dampak BMP menunjukkan respons spesifik lokasi di berbagai lokasi, sebagai akibat perbedaan faktor biogeofisik lokal. Secara keseluruhan, biomassa diidentifikasi sebagai kontributor utama terhadap total cadangan karbon (23.98 Mg ha-1 di RI dan 34.98 Mg ha-1 di KT), diikuti oleh cadangan karbon tanah (28.14 Mg ha-1 di RI dan 25.28 Mg ha-1 di KT), se-mentara nekromassa berperan lebih sedikit. Kesimpulannya, BMP secara konsis-ten menghasilkan cadangan karbon lebih tinggi dari pada REF. Kandungan kar-bon organik (C-org) merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap ca-dangan karbon tanah pada perkebunan kelapa sawit. Pengaruh ini terlihat pada kedua lokasi penelitian, yaitu KT dengan nilai r² = 0,293 dan RI dengan nilai r² = 0,145. Hasil analisis menunjukkan bahwa RI memiliki kandungan C-org yang lebih tinggi (2,53-2,84%) dibandingkan dengan KT (1,92-1,94%). Kandungan C-org yang lebih tinggi ini berkorelasi dengan cadangan karbon yang lebih besar di RI, yaitu sebesar 28,14-28,82 Mg ha?¹, sedangkan di KT cadangan karbonnya sebesar 25,28-25,74 Mg ha?¹. Bulk density (BD) menunjukkan pengaruh yang berbeda pada kedua lokasi penelitian. Di KT, BD berpengaruh signifikan ter-hadap cadangan karbon dengan nilai p = 0,031 dan r² = 0,129. Sebaliknya, di RI pengaruh BD tidak signifikan dengan nilai p = 0,069. Dari segi nilai BD, KT memiliki bulk density yang lebih tinggi (1,15-1,17 g cm?³) dibandingkan dengan RI (0,94-0,96 g cm?³). Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa sistem pengelolaan BMP memiliki keunggulan signifikan dalam keberlanjutan dibandingkan REF pada perkebunan kelapa sawit, terutama dalam implementasi teknik pemupukan yang tepat sasaran, strategi pengendalian gulma yang terintegrasi, dan upaya peningkatan kualitas tanah yang lebih efektif. Dengan penerapan sistem BMP terjadi peningkatan cadangan karbon total dari tahun pertama hingga tahun keempat pada RI dan KT, dengan kandungan karbon organik tanah merupakan faktor yang paling menentukan dalam mempengaruhi nilai cadangan karbon, di-mana lokasi Riau menunjukkan kandungan C-organik dan cadangan karbon yang lebih tinggi dibandingkan Kalimantan Tengah, sedangkan efektivitas penerapan BMP terhadap cadangan karbon bersifat spesifik lokasi dan tidak seragam antar wilayah. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/169080 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_A1501211003_93cc9e406de6403484be9d33d840cf52.pdf | Cover | 2.73 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_A1501211003_fd143bcff78042319b8a1a3620f7488a.pdf Restricted Access | Fulltext | 3.49 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_A1501211003_4a630cef39fb43cda2d1f0079293673d.pdf Restricted Access | Lampiran | 2.84 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.