Evaluasi Bentuk-Bentuk Kalium pada Beberapa Profil Tanah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Abstract

Penelitian ini mengkaji distribusi bentuk-bentuk kalium (K) pada berbagai profil tanah dan hubungannya dengan sifat-sifat kimia dan jenis tanah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada delapan lokasi yang mencakup tujuh subgrup tanah, yaitu Typic Hapludalfs, Typic Dystrudepts, Typic Epiaquepts, Typic Endoaquepts, Typic Eutrudepts, Andic Dystrudepts, dan Typic Hapludands pada berbagai kedalaman. Berbagai bentuk K yaitu K-total, K larut air, K-dapat ditukar (K-dd), K-tersedia, dan K-tidak dapat ditukar (K-tdd) serta sifat kimia tanah yang lain ditetapkan di laboratorium. Data kemudian dianalisis secara statistik menggunakan analysis of variance (anova) untuk mengetahui pengaruh jenis tanah terhadap bentuk-bentuk K. Uji beda nilai tengah dilakukan menggunakan uji Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah dengan jenis ordo Alfisol dan Inceptisol dari sedimen klei–napal kaya mineral primer, K-total dan K-mineral tinggi di lapisan bawah (60–150 cm) dengan tekstur dominan klei di sepanjang kedalaman dan nilai KTK yang juga sangat tinggi. Pada tanah dengan ordo Andisol yang berasal dari endapan abu vulkanik Gunung Slamet, K-total rendah dan menurun seiring kedalaman akibat karakteristik sifat fisikokimia dengan potensi pencucian K yang tinggi. Bentuk K-larut air hanya mencakup 0,04–0,33% dari total K dan umumnya lebih tinggi di lapisan atas pada sebagian besar profil, sedangkan pada Typic Endoaquepts K-larut relatif tinggi di lapisan bawah (40–100 cm) meski konsentrasinya lebih rendah dibanding jenis tanah lain. Bentuk K tersedia yang mencakup K-larut air dan K-dd mencapai 1,11–14,99% dari total K umumnya tinggi pada lapisan kedalaman 0–100 cm, dan ditemukan konsentrasi tertinggi pada Typic Endoaquepts yang merupakan lahan pertanian intensif bawang merah dan padi dengan pemupukan K dosis tinggi. Bentuk K-tidak dapat ditukar (K-tdd) berkisar 2,18–12,33% dari total K, meningkat pada kedalaman 40–130 cm di tanah dengan ordo Alfisol dan Inceptisol. Secara umum, >90% cadangan K berada dalam bentuk tidak tersedia (K-mineral) pada lapisan bawah yaitu pada kedalaman >40 cm, menunjukkan potensi sumber K jangka panjang yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan K di Kabupaten Brebes. Sehingga diperlukan usaha-usaha untuk memanfaatkan K-tidak tersedia ini untuk meningkatkan efisiensi pemupukan K.

This study examines the distribution of potassium (K) forms in various soil profiles and their relationship with soil chemical properties and soil types in Brebes Regency, Central Java. Soil sampling was carried out at eight locations covering seven soil subgroups, namely Typic Hapludalfs, Typic Dystrudepts, Typic Epiaquepts, Typic Endoaquepts, Typic Eutrudepts, Andic Dystrudepts, and Typic Hapludands at various depths. The various forms of potassium namely total K, water soluble K, exchangeable K (K-dd), K-available, and K-non-exchangeable (K tdd) as well as other chemical properties of the soil are established in the laboratory. The data was then statistically analyzed using analyses of variance (anova) to determine the influence of soil type on K forms. The mid-value difference test was carried out using the Tukey test. The results of the study showed that soils with the order type Alfisol and Inceptisol from the sedimentary clay-marl rich in primary minerals, K-total and K-mineral high in the bottom layer (60-150 cm) with dominant clay texture along the depth and CEC values that are also very high. In soils with the order Andisol derived from volcanic ash deposits of Mount Slamet, K-total is low and decreases with depth due to the characteristics of physicochemical properties with high K leaching potential. The form of water soluble K only covers 0.04-0.33% of the total K and is generally higher in the upper layer in most profiles, while in Typic Endoaquepts K-soluble is relatively high in the bottom layer (40-100 cm) although the concentration is lower than other soil types. Available K, including water-soluble K and Exch-K, reaches 1.11–14.99% of total K, generally high at depths of 0–100 cm. The highest concentrations are found in Typic Endoaquepts, which are intensively cultivated shallots and rice with high K fertilization rates. Non-exchangeable K (Non-Exch K) ranges from 2.18 12.33% of total K, increasing at depths of 40–130 cm in soils belonging to the Alfisol and Inceptisol order. Generally, >90% of K reserves are in the unavailable form (mineral-K) in the lower layers, at depths of >40 cm, indicating a potential long-term K source that can be optimized to increase K fertilization efficiency in Brebes Regency. Therefore, efforts are needed to utilize this unavailable K to improve K fertilization efficiency.