Respons Fisiologis dan Infeksi Cacing Induk Domba yang Mengalami Cekaman Panas dan Diberi Flushing dengan Sumber Minyak Berbeda

Abstract

Minyak merupakan bahan pakan sumber energi asal lemak dengan kandungan energi tinggi dan memiliki heat increment rendah sehingga berpotensi memperbaiki respons fisiologis serta diketahui dapat menghambat penetasan telur nematoda secara in vitro. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh minyak ikan lemuru dan minyak biji bunga matahari taraf 6% terhadap respons fisiologis dan infeksi cacing pada induk domba periode periparturient yang mengalami cekaman panas. Sebanyak 12 ekor induk domba fase akhir kebuntingan dengan bobot 39,49 ± 4,99 kg ekor-1 terbagi dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu: P0 (tanpa minyak), P1 (6% minyak ikan lemuru), dan P2 (6% minyak biji bunga matahari). Peubah yang diamati meliputi temperature humidity index, konsumsi nutrien, respons fisiologis, dan infeksi cacing. Hasil menunjukkan pemberian minyak 6% meningkatkan konsumsi lemak kasar (P<0,01) dan menurunkan konsumsi Beta-N (P<0,05). Minyak ikan lemuru 6% juga menurunkan frekuensi respirasi induk domba yang mengalami cekaman panas (P<0,05). Kesimpulannya, minyak ikan lemuru lebih efektif dalam memperbaiki respons fisiologis dibandingkan minyak biji bunga matahari, namun keduanya tidak berpengaruh terhadap infeksi cacing secara in vivo.

Oil serves as a high-energy fat source with a low heat increment, which can enhance physiological responses and may inhibit the hatching of nematode egg in vitro. This study aimed to evaluate the effects of 6% lemuru fish oil and sunflower seed oil on the physiological responses and helminth infections in ewes during the periparturient period under heat stress conditions. Twelve late-gestation ewes with an average body weight of 39,49 ± 4,99 kg were assigned to a Randomized Block Design (RBD) with three treatments and four replications: P0 (no oil), P1 (6% lemuru fish oil), and P2 (6% sunflower seed oil). Observed variables included temperature-humidity index, nutrient intake, physiological responses, and helminth infection. The results showed that supplementation with 6% oil significantly increased crude fat intake (P<0.01) and significantly decreased Beta-N intake (P<0,05). Furthermore, the 6% lemuru fish oil also significantly reduced the respiratory rate of heat-stressed ewes (P<0.05). In conclusion, lemuru fish oil was more effective in improving physiological responses than sunflower seed oil; however, neither had no significant effect on helminth infection in vivo.