Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168487| Title: | Pengaruh Struktur Ruang terhadap Urban Sprawl di Provinsi Banten bagian Utara |
| Other Titles: | Spatial Structure Effects on Urban Sprawl in The Northern Province of Banten |
| Authors: | Rosandi, Vely Brian Pravitasari, Andrea Emma Maulana, Alviandra Piero |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Provinsi Banten bagian utara dilintasi oleh jalan tol sejak tahun 1984, Jalan Pantura (Pantai Utara Jawa) sejak tahun 1808, dan jalur kereta sejak tahun 1900. Struktur ruang dan tata guna lahan perkotaan merupakan dua aspek yang saling terkait. Kemudahan mengakses daerah suburban akan membuat kota cenderung berkembang secara horizontal yang jika dibiarkan tidak terkontrol maka dapat terjadi urban sprawl. Penelitian bertujuan: 1) Mengidentifikasi dinamika dan tipe perkembangan tutupan lahan terbangun, 2) Mengidentifikasi karakteristik dan tipologi urban sprawl berdasarkan dinamika spatial metric, dan 3) Menganalisis pengaruh struktur ruang terhadap urban sprawl. Identifikasi dinamika dan tipe perkembangan tutupan lahan terbangun menggunakan peta perubahan tutupan lahan terbangun tahun 2014-2020 yang dianalisis pola persebarannya dan diidentifikasi sesuai dengan tipe perkembangan urban sprawl, yaitu konsentris, memanjang, dan meloncat. Identifikasi karakteristik dan tipologi urban sprawl menggunakan variabel-variabel spatial metric yaitu density (PLAND dan PD), continuity (COHESION dan CONTIG), fragmentation (MESH dan SPLIT), dan shape (SHAPE) yang ditipologikan menggunakan k-means clustering dan di-ranking menggunakan Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA). Analisis pengaruh struktur ruang terhadap urban sprawl menggunakan informasi jarak terdekat suatu wilayah ke jaringan dan simpul transportasi sebagai variabel independen (x) yang dilakukan regresi ordinal logistik terhadap tingkat keparahan urban sprawl sebagai variabel dependen (y). Terjadi peningkatan tutupan lahan terbangun sebesar 8139.26 hektar atau sebesar 16.52%. Terdapat pola perkembangan konsentris, meloncat, dan memanjang pada Kota Cilegon dan Kota Serang; konsentris pada Kota Tangerang dan Tangerang Selatan; memanjang dan meloncat pada Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang. Peningkatan signifikan pada nilai PLAND dan MESH terjadi pada high sprawl dan medium sprawl, sementara COHESION dan SPLIT cenderung stagnan atau menurun. Daerah low sprawl menunjukkan pengurangan SPLIT paling besar. Peningkatan PD yang sangat signifikan pada low sprawl mengindikasikan pola perkembangan leapfrog. Nilai SHAPE dan CONTIG meningkat signifikan pada high sprawl. Hubungan negatif ditemukan antara jarak ke jaringan transportasi dengan tingkat keparahan sprawl. Jalan tersier memiliki pengaruh terbesar dalam meningkatkan keparahan sprawl. The northern part of Banten Province has been crossed by a toll road since 1984, Pantura (North Coast of Java) Road since 1808, and a railway line since 1900. Spatial structure and urban land use are two interrelated aspects. Easier access of suburban areas tend to make urban areas developed horizontally which, if left uncontrolled, can lead to urban sprawl. The research aims to: 1) Identify the dynamics and type of development of built-up land cover, 2) Identify the characteristics and typology of urban sprawl based on spatial metric dynamics, and 3) Analyze the influence of spatial structure on urban sprawl. The identification of the dynamics and types of development of built-up land cover uses a map of changes in built-up land cover in 2014-2020 which is analyzed for its distribution pattern and identified according to the type of urban sprawl development, namely concentric, ribbon, and leapfrog. Identification of characteristics and typology of urban sprawl using spatial metric variables, namely density (PLAND and PD), continuity (COHESION and CONTIG), fragmentation (MESH and SPLIT), and shape (SHAPE) which are typologized using k-means clustering and ranked using Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA). The analysis of the influence of spatial structure on urban sprawl uses information on the closest distance of an area to the transportation network and nodes as predictor variables, which are regressed by ordinal logistic regression on the severity of urban sprawl as the dependent variable. There was an increase in built-up land cover by 8139.26 hectares or 16.52%. There are concentric, leapfrog, and ribbon development patterns in Cilegon City and Serang City; concentric in Tangerang City and South Tangerang; ribbon and leapfrog in Tangerang Regency and Serang Regency. Significant increase in PLAND and MESH values occur in high sprawl and medium sprawl, while COHESION and SPLIT tend to stagnate or decrease. Low sprawl areas showed the greatest reduction in SPLIT. The significant increase in PD in low sprawl indicates a leapfrog development pattern. SHAPE and CONTIG values increased significantly in high sprawl. Negative relationship was found between distance to transportation network and sprawl severity. Tertiary roads have the greatest influence in increasing sprawl severity. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168487 |
| Appears in Collections: | UT - Soil Science and Land Resources |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_A1401211090_1718a07311b74524aced629dabecbe36.pdf | Cover | 1.18 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_A1401211090_d4031986780243779324756fc771158e.pdf Restricted Access | Fulltext | 3.41 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_A1401211090_69d6a2f4f3434ef5a5f3d2c98d11f818.pdf Restricted Access | Lampiran | 410.93 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.