Strategi Perencanaan Ekowisata Bahari Kategori Selam Berdasarkan Indeks Kesesuaian Wisata Di Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan

Abstract

Suatu metode pelestarian sumber daya pesisir, terutama untuk selam scuba, adalah ekowisata laut. Berdasarkan Indeks Kesesuaian Wisatawan, penelitian ini bertujuan untuk merencanakan pengembangan ekowisata laut dalam kategori selam di Desa Teluk Bakau, Kabupaten Bintan. Sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, data dikumpulkan melalui survei lapangan deskriptif kuantitatif yang mencakup karakteristik kesesuaian wisatawan selam. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar wilayah bawah laut Teluk Bakau dikategorikan sangat sesuai (S1) atau sesuai (S2) untuk selam scuba, berkat kekayaan terumbu karang hidup dan visibilitas yang baik. Lokasi yang memiliki tingkat kesesuaian tinggi diusulkan sebagai zona prioritas wisata selam berbasis ekowisata. Perencanaan ekowisata dilakukan dengan pendekatan SWOT dengan mempertimbangkan aspek konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Dengan potensi yang dimiliki, Desa Teluk Bakau berpeluang besar menjadi destinasi ekowisata bahari yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku wisata.

One method of preserving coastal resources, especially for scuba diving, is marine ecotourism. Based on the Tourist Suitability Index, this study aims to plan the development of marine ecotourism in the diving category in Teluk Bakau Village, Bintan Regency. In accordance with the criteria set by the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, data was collected through quantitative descriptive field surveys that included the suitability characteristics of diving tourists. Based on the results of the study, most of the underwater areas of Mangrove Bay are categorized as very suitable (S1) or suitable (S2) for scuba diving, thanks to the richness of living coral reefs and good visibility. Locations that have a high level of suitability are proposed as priority zones for ecotourism-based diving tourism. Ecotourism planning is carried out with a SWOT approach by considering aspects of conservation, education, and empowerment of local communities. With its potential, Teluk Bakau Village has a great opportunity to become a sustainable marine ecotourism destination if managed properly through collaboration between local governments, communities, and tourism actors