Deposan Inti dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya: Perbandingan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Abstract

Perbankan syariah semakin tumbuh seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap bisnis dan ekonomi syariah. Walaupun terjadi peningkatan dari sisi aset, pembiayaan dan DPK, namun terlihat perlambatan pertumbuhan usaha pada lima tahun terakhir, hal tersebut disebabkan (1) biaya dana yang mahal, (ii) pemahaman dan kesadaran masyarakat yang masih rendah sehingga nasabah bank syariah hanya didominasi oleh kalangan-kalangan tertentu yang disebut dengan deposan inti, (iii) pengaruh perilaku deposan inti yang: (a) melakukan displaced commercial risk, (b) dapat melakukan penarikan dana atau pencairan simpanan sewaktu-waktu, (c) memiliki dua akun atau lebih pada bank konvensional dan bank syariah, sehingga memudahkan transfer dana antar bank. Di sisi lain, krisis keuangan, inflasi, pertumbuhan ekonomi pun turut mempengaruhi perilaku deposan dalam menempatkan dananya di bank Permasalahan dari prilaku deposan inti mengakibatkan ketimpangan sumber-sumber pendanaan bank yang didominasi oleh pendanaan jangka pendek, sedangkan penggunaan dana bank yang diarahkan pada penyediaan dana jangka panjang akan menimbulkan risiko likuiditas. Kondisi tersebut harus menjadi fokus bank dalam melakukan mitigasi terhadap kemungkinan dampak dari risiko likuiditas yang nantinya akan menghambat bank dalam meningkatkan profitabilitas dan kinerja usaha. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan prilaku sensitif deposan inti bank syariah dan bank konvensional, dengan cara: (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi sensitivitas deposan inti bank syariah dan bank konvensional, (2) mengidentifikasi pengaruh deposan inti terhadap risiko likuiditas bank syariah dan bank konvensional, (3) merekomendasikan strategi dalam menjaga likuiditas bank, sehingga mampu menjadi early warning indicator dalam memprediksi tekanan likuiditas yang berasal dari sensitivitas deposan inti. Metode yang digunakan adalah model dinamis Autoregressive Distributed Lag (ARDL) dengan menggunakan data sekunder yang bersifat time series dari tahun 2013-2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa deposan inti bank syariah dipengaruhi oleh kinerja Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 6.04%. Sementara itu, faktor-faktor makro ekonomi Repo Rate (RRA) dan Foreign Exchange (FEX) yang bersama-sama berpengaruh negatif sebesar 50.46% dan 0.1% terhadap deposan inti. Berbeda dengan model bank syariah, maka deposan inti pada bank konvensional lebih sensitif terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) dengan pengaruh negatif secara signifikan sebesar 11.82%, sementara Repo Rate (RRA) berpengaruh positif secara signifikan sebesar 78.45%. Hasil uji granger causality yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh deposan inti terhadap risiko likuiditas melalui Finance to Deposit Ratio (FDR) sebagai indikator likuiditas, menunjukan tidak terdapat hubungan kausalitas FDR terhadap deposan inti. Namun, kondisi berbeda ditunjukan pada model bank konvensional yang menjelaskan adanya hubungan kausalitas Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap deposan inti dan begitupun sebaliknya, hal tersebut dipengaruhi oleh stabilnya dana deposan inti sementara jumlah kredit meningkat dengan rata-rata Loan to Deposit Ratio (LDR) lebih dari 90%.