Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168281| Title: | Dampak Pemilihan Umum Presiden Indonesia Tahun 2014 dan 2019 Terhadap Abnormal Return dan Abnormal Volume Reksa Dana Exchange Traded Fund |
| Authors: | Noer Azam Achsani Bayu Bandono Adiluhung , Westra Dwipa |
| Issue Date: | 2020 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Bursa Efek Indonesia tidak hanya memperdagangkan saham, namun ada produk Reksa Dana yang dikelola secara profesional oleh manajer investasi. Total Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp. 215 triliun dan tumbuh sebesar 228% menjadi Rp. 489 triliun pada tahun 2018. Reksa Dana ETF (Exchange Traded Fund) mampu menikmati perkembangan positif pada tiap tahunnya. ETF merupakan produk investasi hybrid dengan fitur saham dan Reksa Dana yang mengacu pada indeks tertentu. Fitur menarik yang ditawarkan adalah perdagangkan yang dapat dilakukan secara real time seperti saham dan tiap unitnya telah terdiversivikasi seperti Reksa Dana. Peristiwa politik seperti pilpres merupakan peristiwa berskala nasional yang berdampak luas dan berpengaruh terhadap iklim investasi. Peristiwa pemilu presiden dapat menimbulkan sentimen positif maupun negatif dari investor karena informasi yang beredar sehingga mempengaruhi iklim investasi di Indonesia. Kondisi tersebut memungkinkan investor untuk memperoleh abnormal return. Pasar Reksa Dana ETF di Indonesia masih sangat hijau dimana informasi dan kajian yang berkaitan dengan produk ini masih sangat terbatas, serta belum diketahui apakah terdapat abnormal return dan abnormal volume pada produk ETF selama pemilu. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis peristiwa pemilihan umum presiden tahun 2014 dan 2019 terhadap abnormal return return Reksa Dana ETF, dan (2) Menganalisis peristiwa pemilihan umum presiden tahun 2014 dan 2019 terhadap abnormal volume Reksa Dana ETF. Penelitian ini menggunaan pendekatan deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan permodelan ekonometriks dan data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa harga penutupan (closing price) dan volume harian masing-masing Reksa Dana ETF dan IHSG yang aktif diperdagangkan atau diperjual-belikan di lantai bursa selama pemilihan umum presiden tahun 2014 dan 2019. Objek penelitian ini adalah Reksa Dana ETF RLQ45X, XIIT, XIJI, XIIC, EIDO, dan IDX. Periode estimasi ditetapkan selama 90 hari dan penetapan event window adalah 10 hari (H-5 sampai H+5). Metode event study digunakan untuk mengukur efek peristiwa yang tidak dapat diantisipasi pasar, yang mana menggunakan pendekatan estimasi market model pada tiap perusahaan. Abnormal return (AR) menggambarkan reaksi pasar saham terhadap informasi baru yang merupakan selisih antara return pada saat terjadinya peristiwa (actual return) dan return yang diharapkan investor (expected return). Aktivitas perdagangan selama periode pemilu presiden diamati menggunakan abnormal volume. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pasar saham Indonesia masih belum efisien dengan ditemukannya abnormal return positif ataupun negatif akibat peristiwa pemilu presiden 2014 maupun 2019. Average abnormal return Reksa Dana ETF Indonesia menunjukkan bahwa ETF bereaksi dengan peristiwa politik pemilu presiden, terutama pada H+1 signifikan positif dengan nilai tertinggi dan H+2 signifikan negatif dengan nilai terendah. Abnormal volume pada ETF Indonesia diperdagangkan dibawah ekspektasi pasar dan cenderung tidak diperdagangkan pada pemilu presiden tahun 2019. Investor dapat mempertimbangkan Reksa Dana ETF kedalam portofolionya untuk mengurangi risiko. Produk Reksa Dana ETF secara keseluruhan mampu untuk memperoleh abnormal return pada lima hari disekitar periode peristiwa pemilu presiden, , terutama pada H+1 investor jangka pendek memiliki kesempatan untuk memperoleh keuntungan dengan opsi jual dan H+2 dengan opsi beli. OJK sebagai regulator perlu mendorong investor untuk menanamkan modalnya kedalam ETF karena ETF mampu memberikan imbal balik yang menguntungkan untuk investor baik di periode pemilu 2014 yang cenderung optimis maupun periode pemilu 2019 yang cenderung pesimis. Potensi ETF baiknya tidak disia-siakan mengingat kondisi ETF yang sedang melakukan ekspansi dalam beberapa tahun terakhir sehingga dapat membantu menyerap dan mempengaruhi supply dan demand pasar modal Indonesia. Performa ETF dapat ditingkatkan dengan memberikan insentif berupa kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung kinerja ETF oleh OJK sehingga lebih aktif diperdagangkan di pasar bursa Indonesia. Manajer Investasi penerbit ETF dapat menilai dan melakukan evalusasi secara berkala terhadap kinerja ETF yang telah dibentuk. Manajer dapat menggunakan strategi investasi aktif dalam meningkatkan performa menandingi indeks acuannya untuk meningkatkan minat investor. Potensi ETF cukup baik namun awareness dan product knowledge masih relatif rendah dilihat dari rendahnya volume perdagangan ETF baik dalam periode pemilu presiden 2014 maupun 2019. Produk ETF yang masih hijau ini memerlukan pemasaran dan edukasi agar lebih populer dari produk lainnya. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168281 |
| Appears in Collections: | MT - Business |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| K20WDAG.pdf Restricted Access | 3 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.