Pengaruh Persepsi Risiko, Kepuasan,Kepercayaan dan Niat Menggunakan Terhadap Niat Merekomendasikan Penggunaan Obat Berlabel Halal

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh persepsi risiko, kepuasan, kepercayaan, niat menggunakan, dan niat merekomendasikan yang berkaitan dengan penggunaan obat berlabel halal. Keyakinan agama Islam, pengalaman menggunakan obat berlabel halal sebelumnya, dan pengetahuan dijadikan sebagai variabel moderasi. Pada tahun 2014, pemerintah mengumumkan bahwa industri farmasi harus melakukan sertifikasi halal pada obat yang diedarkan sebelum 17 Oktober 2019. Hingga 12 Oktober 2019, masih sangat sedikit jumlah obat yang telah disertifikasi halal di Indonesia. Terlepas dari kendala teknis di industri farmasi, masih rendahnya permintaan obat berlabel halal dari konsumen dapat menjadi salah satu faktor penyebab. Permintaan konsumen tentu akan sebanding dengan penawaran dari industri farmasi untuk obat berlabel halal. Setiap produk memiliki risiko, termasuk obat berlabel halal. Ketika konsumen sudah memiliki kesadaran untuk menggunakan obat berlabel halal, konsumen akan bersedia untuk mengambil risiko dengan hanya membeli dan menggunakan obat berlabel halal. Risiko tersebut merupakan bentuk pengorbanan konsumen untuk menjalankan syariat Islam sehingga dapat memperoleh ketenangan jiwa yang dimanifestasikan dengan adanya pengaruh pada kepuasan, kepercayaan, niat menggunakan, dan niat merekomendasikan obat berlabel halal. Sebanyak 332 responden dari beberapa titik kota di Indonesia diambil dengan cara convenience sampling. Contoh yang diambil merupakan responden berusia minimal 17 tahun yang sudah pernah membeli atau menggunakan obat. Selanjutnya model konseptual yang diajukan diuji dengan menggunakan structural equation modelling (SEM). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat dua jalur utama untuk mendukung keberlangsungan model yang diajukan. Melalui jalur kepuasan, responden berkenan untuk menerobos persepsi risiko demi mengejar rasa puas terhadap obat berlabel halal tanpa perlu difasilitasi oleh keyakinan agama Islam. Dari rasa puas yang diperoleh, responden memerlukan pengetahuan yang memadai dan pengalaman menggunakan sebelumnya sebelum mereka dapat terpicu untuk mulai berniat menggunakan obat berlabel halal. Sementara itu, melalui jalur kepercayaan, agar responden berkenan menerobos persepsi risiko demi mengejar rasa percaya terhadap obat berlabel halal, mereka perlu difasilitasi oleh pengetahuan yang memadai. Selanjutnya, mereka yang sudah memiliki kepercayaan dapat langsung berniat untuk menggunakan obat berlabel halal, walaupun adanya pengetahuan dapat melemahkan pengaruh pada tahap ini. Kepuasan, kepercayaan, dan niat menggunakan selanjutnya dapat berpengaruh pada niat merekomendasikan.