Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168236| Title: | Strategi Keberlanjutan Pemanfaatan Biogas Industri Tapioka, Studi Kasus: Pd Semangat Jaya Lampung |
| Authors: | Rizal Syarief Alla Asmara Emerseon, Errick |
| Issue Date: | 2020 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Limbah industri tapioka berasal dari proses pencucian dan proses ekstraksi yang kaya akan kandungan bahan organik seperti pati, serat protein, dan gula. Komponen limbah ini merupakan bagian sisa pati yang tidak terekstrak serta komponen selain pati yang terlarut dalam air. Limbah industri tapioka dapat menyebabkan dampak negatif seperti polusi air, bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan akibat lanjutannya akan menjadi sumber penyakit serta menurunkan estetika lingkungan sekitar. Salah satu upaya pemanfaatan gas hasil industri tapioka dapat digunakan sebagai sumber bioenergi. Kandungan bahan organik yang tinggi sehingga sangat memungkinkan terjadinya proses anaerobik yang dapat menghasilkan biogas sebagai sumber energi dan bahan bakar. Pemanfaatan teknologi anaerobik dengan memberikan perlakuan tertentu terhadap limbah cair tapioka, akan dapat meningkatkan produksi biogas dan kadar gas metan yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan di sebuah agroindustri tapioka, yaitu PD Semangat Jaya Lampung pada bulan April 2019 Juni 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status keberlanjutan biogas, mengetahui faktor eksternal dan internal biogas, dan memformulasi alternatif strategi untuk menyokong implementasi biogas. Penelitian ini menggunakan metode RAPFISH untuk menentukan status keberlanjutan agroindustri tepung tapioka. Dimensi keberlanjutan yang digunakan pada penelitian ini berupa delapan elemen pokok manajemen industri, yaitu man (manusia), money (uang), machine (mesin), materials (material), market (pasar), method (metode), management (manajemen), dan environment (lingkungan). Analisis RAPFISH kemudian dikombinasikan dengan analisis SWOT dan selanjutnya prioritas strategi bisnis ditentukan dengan matriks QSPM (Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif). Berdasarkan kondisi sustainability index biogas pada PD Semangat Jaya, Dimensi Material sangat berkelanjutan. Dimensi Man, Method, Management, dan Environment cukup berkelanjutan, tapi Dimensi Money, Machine, dan Market kurang berkelanjutan. Untuk skala multidimensi, biogas memiliki status cukup berkelanjutan. Berdasarkan analisis SWOT, terdapat delapan faktor internal dan delapan faktor eksternal biogas. Faktor internal yang merupakan kekuatan ialah sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, kebijakan perusahaan yang mendukung biogas, konsep zero waste mendukung ketersediaan bahan baku biogas, dan adanya SDM terampil dalam pemeliharaan dan pengembangan. Faktor internal yang merupakan kelemahan ialah biaya investasi yang cukup besar; manajemen pengelolaan, koordinasi dan sosialisasi belum optimal; keterbatasan pengetahuan dan kurangnya penelitian terkait pengembangan teknologi biogas; dan sarana atau prasarana yang kurang lengkap. Faktor eksternal yang merupakan peluang ialah sumber energi alternatif berkelanjutan yang dapat mengganti sumber energi lain, kebutuhan energi untuk kebutuhan sehari-hari belum terpenuhi, mengurangi ketergantungan pada gas bumi, dan kebijakan pemerintah terkait pengembangan energi terbarukan. Faktor eksternal yang merupakan ancaman ialah kurangnya perhatian Stakeholders untuk pemeliharaan, penelitian, dan pengembangan konsep terintegrasi, kurangnya partisipasi masyarakat, produk sejenis yang masih murah karena adanya subsidi. Analisis SWOT menghasilkan tujuh alternatif strategi, yaitu penyusunan kerangka konseptual yang terintegrasi dengan melibatkan para pihak terkait dalam pengembangan biogas, meningkatkan produktifitas kinerja untuk menghasilkan output biogas yang lebih baik dan efisien, optimalisasi riset baik itu aspek teknis terkait biogas maupun aspek sosial masyarakat, memfasilitasi penelitian limbah cair menjadi biogas di industri tapioka sehingga dapat terimplementasi secara nyata, meningkatkan pengetahuan dan optimalisasi manajemen melalui pelatihan dan pengembangan, sosialisasi pada masyarakat tentang keunggulan biogas dan mengatur pengelolaannya, dan optimalisasi sarana dan prasarana. Berdasarkan QSPM, strategi prioritas ialah penyusunan kerangka konseptual yang terintegrasi dengan melibatkan para pihak terkait dalam pengembangan biogas. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168236 |
| Appears in Collections: | MT - Business |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| K20EEN.pdf Restricted Access | 4.85 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.