Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168067
Title: Analisis Financial Distress dan Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Pertanian Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Authors: Priyarsono, D.S
Sasongko, Hendro
Azizah, Nurul
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Sektor pertanian mencatat pertumbuhan negatif sepanjang tahun 2017 hingga ditutup pada level pertumbuhan negatif 13,30% dan indeks saham sektor pertanian Juli 2018 (Ytd) mengalami penurunan paling dalam diantara 8 (delapan) sektor lainnya di Bursa Efek Inodonesia (BEI). Penurunan pertumbuhan indeks harga saham sektoral dapat menimbulkan pertanyaan bagi investor maupun calon investor saham sektor pertanian terhadap kelangsungan usaha perusahaan (going concern). Hal tersebut menjadikan sangat penting bagi para pemangku kepentingan untuk mencermati kondisi ketika perusahaan memiliki kinerja yang buruk dari segi efisiensi, profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas. Hal ini terkait dengan potensi financial distress di mana perusahaan mengalami kesulitan memenuhi kewajiban mereka dan kewajiban kontrak lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi perusahaan berdasarkan tahapan proses financial distress, pengaruh rasio keuangan terhadap kondisi financial distress, dan pengaruh financial distress terhadap harga saham perusahaan di perusahaan sektor pertanian. Analisis mapping digunakan untuk mengetahui kondisi penurunan kinerja keuangan sebagai gejala financial distress dilakukan dengan identifikasi terjadinya early impairment, deterioration of performance, dan cash flow problem. Penelitian ini menggunakan debt to service coverage ratio sebagai proxy untuk financial distress yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dana untuk memenuhi kewajibannya. Rasio keuangan yang diprediksi berpengaruh terhadap financial distress dijadikan sebagai variabel bebas dan dilakukan analisis regresi data panel untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing varibel terhadap nilai DSCR. Selain itu, terkait terjadinya penurunan pertumbuhan indeks harga saham sektoral pertanian maka dilakukan analisis pengaruh kondisi financial distress dengan harga saham melalui regresi data panel. Variabel terikat pada sub-kategori penelitian ini ditambahkan dengan faktor-faktor ekonomi yang diasumsikan berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan analisis mapping kondisi penurunan kinerja keuangan, peningkatan terjadinya penurunan kinerja terjadi secara signifikan pada tahun 2015 dimana faktor risiko eksternal perusahaan pertanian yaitu kekeringan, penurunan permintaan ekspor, dan rendahnya nilai tukar Rupiah terjadi secara bersamaan sehingga berpengaruh signifikan kepada kinerja perusahaan sektor pertanian yang sebagian merupakan perusahaan sub-sektor perkebunan. Namun, secara umum terjadi tren penurunan kinerja keuangan hingga tahun 2017 sebagai dampak dari kekeringan yang masih mempengaruhi faktor produksi perusahaan sub-sektor perkebunan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa rasio efisiensi, profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas yang masingmasing diwakili oleh net operating income to total asset (NOI/TA), retained earning to total assets (RE/TA), working capital to total asset (WC/TA) dan book value of equity to total liabilities (BE/TL) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap financial distress. Namun, kondisi financial distress tidak menggambarkan kondisi kinerja saham karena tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan hal tersebut, penting bagi manajemen maupun pengambil keputusan lainnya untuk mencermati rasio keuangan dimaksud untuk secara cepat dan tepat mengatasi kondisi financial distress. Meskipun secara empiris telah disimpulkan bahwa secara umum terjadi tren penurunan kinerja keuangan dan kondisi financial distress pada perusahaan sektor pertanian, hal ini bukan menjadi faktor yang mencerminkan penurunan pertumbuhan indeks harga saham. Berdasarkan hasil regresi panel terhadap faktor yang mempengaruhi harga saham, harga saham lebih dipengaruhi oleh faktor makroekonomi. Dengan adanya hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa identifikasi terhadap faktor pemicu munculnya financial distress penting untuk menentukan tindak lanjut manajerial yang tepat dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan dan penilaian prospek usaha sebagai sumber keputusan investasi. Selain itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait pengukuran financial distress melalui indikator atau proxy lainnya agar pengetahuan terhadap pengukuran financial distress dapat menjadi lebih komprehensif.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/168067
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
K19NAH.pdf
  Restricted Access
1.2 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.