Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167988
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorAchsani, Noer Azam
dc.contributor.advisorBuchari, Andi
dc.contributor.authorHamara, Tinton
dc.date.accessioned2025-08-07T10:19:54Z
dc.date.available2025-08-07T10:19:54Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167988
dc.description.abstractPasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara, dimana nilai indeks bursa saham di pasar modal merupakan indikator utama dari ekonomi dan keuangan suatu negara. Saham merupakan bukti kepemilikan seseorang atau pemegang saham atas aset perusahaan. Saham adalah salah satu sekuritas diantara sekuritas-sekuritas lainnya yang mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Risiko tinggi tersebut dikarenakan adanya ketidakpastian return yang diterima investor di masa yang akan datang. Semakin besar return yang diterima, maka semakin besar risiko yang akan diperoleh. Return dan risiko yang tinggi pada saham saling berhubungan dengan kondisi faktor ekonomi makro, industri dan karakteristik perusahaan. Industri telekomunikasi merupakan industri yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi industri-industri lain pada berbagai sektor. Industri telekomunikasi merupakan penunjang bagi industri lain dalam hal sarana komunikasi. Perkembangan industri telekomunikasi ini sangat menarik minat para investor untuk menanamkan investasinya ke dalam industri telekomunikasi. Para investor menilai bahwa industri telekomunikasi merupakan salah satu sektor investasi yang mampu memberikan return yang maksimal terhadap investasinya di masa depan. Dampak multiplier industri telekomunikasi di Indonesia sangat luar biasa, karena menjadi infrastruktur penggerak seluruh sektor mulai industri telekomunikasi itu sendiri, juga mendorong sektor perdagangan, manufaktur, sektor usaha kecil menengah sebagai penggerak ekonomi rakyat. Seiring perkembangan teknologi, layanan komunikasi telah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Mengutip hasil riset Sharing Vision, potensi pasar telekomunikasi kian meningkat tercermin dari hasil survei bahwa belanja komunikasi masyarakat saat ini berkisar 10-15 persen dari penghasilan per bulan. Jika merujuk data Badan Pusat Statistik pendapatan per kapita pada 2007 sebesar Rp 18.5 juta per tahun. Dengan begitu dapat dihitung bahwa belanja komunikasi masyarakat meliputi telepon tetap (kabel), telepon selular, maupun internet bisa mencapai sekitar Rp 2,7 juta per penduduk/tahun. Demikian halnya total belanja komunikasi seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 230 juta orang, diperkirakan bisa mencapai sekitar Rp 500 triliun setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu (1) Mengetahui pengaruh pergerakan variabel makroekonomi (suku bunga SBI, nilai tukar valas Dollar Amerika, inflasi, pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP)) terhadap harga saham pada industri telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), (2) Menganalisa sensitivitas variabel makroekonomi terhadap harga saham pada industri telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), (3) Mengetahui variabel-variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap harga saham pada industri telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Keuanganid
dc.titlePengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Harga Saham Industri Telekomunikasiid
dc.subject.keywordGross Domestic Product (Gdp)id
dc.subject.keywordInflasiid
dc.subject.keywordNilai Tukarid
dc.subject.keywordPertumbuhanid
dc.subject.keywordTelekomunikasiid
dc.subject.keywordVar/Vecmid
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
E56TIH.pdf
  Restricted Access
1.96 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.