Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167670Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Seminar, Kudang Boro | |
| dc.contributor.advisor | Marimin | |
| dc.contributor.author | Kresna, Bayu Ardy | |
| dc.date.accessioned | 2025-08-07T09:59:04Z | |
| dc.date.available | 2025-08-07T09:59:04Z | |
| dc.date.issued | 2017 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167670 | |
| dc.description.abstract | Ikan tuna merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor non migas Indonesia yang memiliki karakteristik sebagai pangan yang mudah rusak dan memiliki jaringan rantai pasok yang kompleks. Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha untuk memberikan produk tuna yang memenuhi standar sehingga tidak mengalami penolakan di negara tujuan. Kondisi ini membuat sistem penelusuran wajib untuk diterapkan dalam industri tuna. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengeluarkan regualasi mengenai pengendalian sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan. Sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan mencakup pada penerapan sistem HACCP dan penerapan sistem penelusuran. Penerapan sistem penelusuran di industri tuna saat ini masih bersifat manual (paper based traceability) dengan berbagai keterbatasannya, seperti mudah dimanipulasi, adanya kendala bahasa, tidak dapat mengetahui kondisi dan posisi produk secara langsung, serta memerlukan tempat penyimpanan berkas yang besar. Keterbatasan dan kondisi sistem rantai pasok tuna yang kompleks menuntut adanya inovasi di dalam sistem penelusuran dengan berbasis pada teknologi informasi. Sistem penelusuran berbasis teknologi informasi diyakini dapat mengatasi keterbatasan dari sistem penelusuran manual (paper based traceability), seperti dapat memberikan data real time, dan mampu menyimpan data dalam bentuk digital sehingga dapat memberikan keakuratan informasi yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk merancang arsitektur sistem penelusuran rantai pasok tuna berbasis teknologi informasi dan mengembangkan prototipe aplikasi sistem penelusuran tuna. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu analisis model rantai pasok tuna, pengukuran kinerja rantai pasok tuna dengan metode SCOR, dan pembuatan prototipe sistem penelusuran tuna dengan pendekatan System Development Life Cycle (SDLC). Pembuatan prototipe dengan pendekatan SDLC terdiri dari beberapa tahap, yaitu investigasi sistem, pengembangan arsitektur sistem, pengembangan sistem akuisisi data, analisis sistem dengan Data Flow Diagram (DFD), desain basis data, dan pengembangan tampilan antar muka sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur rantai pasok tuna terdiri dari beberapa aktor, yaitu kapal, transit, Unit Pengolahan Ikan (UPI), transporter, distributor, retailer, dan pemerintah. Sistem manajemen rantai dilakukan dengan pendekatan HACCP untuk menjamin keamanan pangan dari produk. Hal ini sangat penting mengingat keamanan pangan merupakan parameter kinerja prioritas dalam sistem rantai pasok tuna. Hasil pengukuran kinerja rantai pasok tuna menunjukkan bahwa sistem rantai pasok tuna memiliki nilai 92.60%. Hal ini mengindikasikan kinerja rantai pasok tuna telah berjalan dengan baik dan dapat dikembangkan menuju sistem penelusuran berbasis teknologi informasi. Hasil investigasi sistem menunjukkan kebutuhan sistem yang dikembangkan menjadi keunggulan sistem, seperti memungkinkan setiap aktor yang terlibat untuk mengakses sistem dan melihat proses dan kondisi produk secara real time, memungkinkan setiap aktor untuk melihat proses pengolahan dan pengendalian jaminan mutu yang dilakukan di setiap tahapan proses pengolahan tuna loin, memungkinkan setiap aktor menginput data yang diperlukan, menyediakan Standard Operating Procedure (SOP) untuk setiap tahapan pengolahan tuna loin dan melampirkan dokumen yang dibutuhkan, serta menyediakan tampilan final report untuk manajer UPI dan dapat diakses oleh setiap aktor yang terlibat. Pengembangan arsitektur sistem menghasilkan arsitektur dengan sistem fungsional berlapis. Pengembangan sistem akuisisi data menunjukkan penggunaan sensor seperti RFID, GPS, dan CCTV pada setiap aktor sesuai dengan kebutuhannya. Hasil analisis sistem dengan DFD menunjukkan bahwa terdapat diagram konteks, diagram level 1, diagram level 2, dan diagram level 3. Desain basis data menghasilkan tujuh belas file untuk pengembangan prototipe sistem. Pengembangan prototipe sistem menghasilkan tampilan antar muka sistem yang terdiri dari halaman registrasi aktor, halaman proses pengolahan, dan halaman pengujian laboratorium. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, penelitian ini telah mengembangkan prototipe aplikasi sistem penelusuran tuna berbasis teknologi informasi. Sistem ini memiliki berbagai keunggulan untuk mengatasi keterbatasan dari sistem penelusuran manual (paper based traceability) yang digunakan saat ini. | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.subject.ddc | Manajemen Sistem Informasi | id |
| dc.title | Pengembangan Sistem Penelusuran Berbasis Teknologi Informasi Pada Rantai Pasok Produk Tuna | id |
| dc.subject.keyword | Information Technology | id |
| dc.subject.keyword | Supply Chain | id |
| dc.subject.keyword | Traceability | id |
| dc.subject.keyword | Tuna Fish | id |
| Appears in Collections: | MT - Business | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| R52BAK.pdf Restricted Access | 5.96 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.